18 Desa di Pamekasan KLB Campak

18 Desa di Pamekasan Berstatus KLB Campak, 6 Anak Meninggal Dunia

Sebanyak 18 desa di Kabupaten Pamekasan, Madura berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit campak.

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Taufiq Rochman
Istimewa
CEGAH CAMPAK - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan, dr Saifuddin saat mensosialisasikan penanganan campak di kantornya. 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Sebanyak 18 desa di Kabupaten Pamekasan, Madura berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit campak.

Ke 18 desa KLB tersebut di antaranya Batukalangan, Bugih, Campor, Dasok, Gladak Anyar, Groom, Jambringin, Jarin, Kramat, Larangan Badung, Majungan, Pamoroh, Bangkes, Panaguan, Pangbatok, Sumber Waru, Terrak, dan Polagan. 

Kepala Dinas Kesehatan Pamekasan, dr Saifuddin menjelaskan, kasus positif campak terbanyak tercatat di wilayah kerja Puskesmas Panaguan sebanyak 29 kasus.

Sementara secara kecamatan, Proppo menduduki posisi tertinggi dengan 40 kasus positif.

“Ada 18 desa yang berstatus KLB campak,” kata dr Saifuddin, Sabtu (6/9/2025).

Menurutnya, kasus penyakit campak di Kabupaten Pamekasan meningkat signifikan sepanjang Agustus hingga awal September 2025.

Baca juga: Dinkes Pamekasan Imunisasi Massal 5.016 Anak, Gerak Cepat Cegah Penularan Penyakit Campak

Data Dinas Kesehatan mencatat, hingga 4 September kemarin, terdapat 417 kasus warga Pamekasan suspek (terduga) terkena penyakit campak.

Di sisi lain, 160 warga Pamekasan dinyatakan positif campak dengan rincian 159 campak dan 1 rubella, serta enam anak dilaporkan meninggal dunia.

Pengamatan dr Saifuddin, kematian pasien campak menyebar di beberapa kecamatan dengan rentang usia 4 bulan hingga 4 tahun.

“Enam anak meninggal akibat campak, di antaranya satu dari Tlanakan, satu dari Kowel, dua dari Pasean, dan dua dari Panaguan,” jelasnya.

Dia merinci, kasus campak terbanyak ditemukan di kelompok usia anak-anak dengan distribusi hampir seimbang antara laki-laki 212 kasus dan perempuan 205 kasus.

Puncak kasus terjadi pada minggu ke-35, yakni 24 hingga 30 Agustus 2025.

Dari catatan capaian imunisasi campak (MR) sejak 2020 hingga 2025, angkanya cenderung fluktuatif.

Bahkan tahun ini baru mencapai 50,57 persen hingga Juli 2025.

Kondisi tersebut dinilai turut berkontribusi terhadap melonjaknya penyebaran campak.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved