Berita Terkini Pamekasan

Curah Hujan Tinggi Lumpuhkan Tambak Garam di Pamekasan, Produksi Terhenti Total

Hujan instensitas sedang kerap mengguyur Kabupaten Pamekasan, Madura belakangan ini.

Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Taufiq Rochman
TribunMadura.com/Hanggara Pratama
PRODUKSI GARAM - Hasil produksi petani garam di Madura saat hendak dikirim ke pabrik beberapa waktu lalu. 

Poin Penting:

  • Curah hujan yang kerap mengguyur Pamekasan menyebabkan proses produksi garam dihentikan sementara
  • Kondisi ini dikhawatirkan menunda hasil panen, juga berpotensi menyebabkan penurunan kualitas dan stok garam nasional
  • Meskipun produksi terhenti, para petambak garam tidak berdiam diri

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama 

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Curah hujan tinggi lumpuhkan tambak garam di Pamekasan, produksi terhenti total.

Cuaca Hujan kerap mengguyur Kabupaten Pamekasan, Madura belakangan ini.

Kondisi tersebut berdampak langsung pada aktivitas petambak garam di daerah setempat.

Akibatnya, proses produksi di sejumlah tambak di Desa Bunder, Kecamatan Pademawu, harus dihentikan sementara.

Curah hujan yang tinggi tidak hanya menghentikan proses produksi, tetapi juga bisa berdampak pada penurunan kualitas dan stok garam nasional.

Salah satu petambak garam, Moh Buyamin, mengatakan bahwa kondisi cuaca yang basah membuat lahan tambak tidak memungkinkan untuk digunakan dalam proses penguapan air laut, tahap utama dalam produksi garam.

"Kami bersama para petani garam yang lain terpaksa menghentikan proses produksi sementara," ujarnya.

Baca juga: Sekolah Disegel, Wali Murid Pamekasan Dirikan Tenda Demi Anak Bisa Belajar: Tak Boleh Ambil Bangku

Meskipun produksi berhenti, para petambak tidak tinggal diam. 

Mereka memanfaatkan waktu jeda ini untuk memperbaiki tanggul dan saluran air yang rusak akibat hujan.

"Kami juga mengemasi garam hasil panen sebelumnya untuk dikirim ke pabrik," terangnya.

Buyamin menuturkan, cuaca yang tidak menentu menjadi tantangan besar bagi petambak garam di Pamekasan yang sangat bergantung pada panas matahari.

"Kami berharap cuaca segera membaik agar produksi bisa kembali berjalan normal," tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved