Breaking News

Berita Viral

Nasib Tragis Siswa SD Tewas di Tangan Guru, Dipicu Tak Ikut Geladi Upacara

Seorang guru di sekolah dasar Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur diduga melakukan penganiayaan hingga menyebabkan siswa tewas.

Editor: Taufiq Rochman
Depositphotos
ILUSTRASI JENAZAH - Kekerasan berujung kematian di lingkungan sekolah kembali terjadi. Kali ini seorang guru berinisial YN (51) yang mengajar di sebuah sekolah dasar di Kecamatan Santian, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diduga melakukan penganiayaan hingga menyebabkan siswanya tewas. 

 

Ringkasan Berita:Guru SD di Santian, TTS, NTT ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan yang menyebabkan siswanya meninggal
 
Oknum guru memukul kepala korban sebanyak empat kali dengan batu karena tidak mengikuti geladi upacara
 
Keluarga korban melaporkan insiden tersebut ke polisi hngga akhirnya oknum guru ditetapkan jadi tersangka.

TRIBUNMADURA.COM - Kekerasan berujung kematian di lingkungan sekolah kembali terjadi.

Kali ini seorang guru berinisial YN (51) yang mengajar di sebuah sekolah dasar di Kecamatan Santian, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diduga melakukan penganiayaan hingga menyebabkan siswanya tewas.

Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) adalah kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan ibukota Soe, yang terletak di Pulau Timor.

Wilayahnya memiliki luas sekitar 3.955,36 km⊃2; dan terbagi menjadi 32 kecamatan, 228 desa, dan 12 kelurahan.

TTS dikenal sebagai daerah pegunungan, tetapi juga memiliki dataran pantai di selatan, dengan suhu dingin di ibukotanya Soe yang dijuluki "The Freezing City" karena suhunya bisa mencapai 11 derajat Celsius pada waktu tertentu. 

Adapun kasus penganiayaan tersebut terjadi pada Jumat, 26 September 2025, sekitar pukul 12.00 Wita, di halaman sekolah.

Kronologi kejadian bermula saat korban dan sembilan teman sekelasnya dipanggil YN karena tidak mengikuti geladi upacara yang dijadwalkan pada hari Sabtu dan tidak masuk sekolah pada hari Minggu.

Dalam insiden tersebut, YN mengambil batu dan memukul kepala RT sebanyak empat kali.

Selain RT, beberapa teman lainnya juga menjadi korban pemukulan menggunakan batu.

Akibat penganiayaan tersebut, pada Sabtu (27/9/2025), RT tidak masuk sekolah karena mengalami demam tinggi.

Dia mengungkapkan kepada bibinya bahwa kepalanya dipukul dengan batu oleh YN, yang merupakan guru olahraga.

Kemudian, pada Senin (29/9/2025), RT mengalami demam kembali dan merasakan sakit kepala hebat.

Bibi RT memeriksa kepalanya dan menemukan adanya bengkak serta memar.

Meskipun bibi RT meminta agar dia dibawa ke Puskesmas terdekat, permintaan tersebut ditolak RT.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved