Berita Surabaya
Aspadin Optimistis Konsumsi Air Minum Dalam Kemasan Tumbuh 10 Persen pada Tahun Politik
Ketua Aspadin, Rachmat Hidayat menjelaskan, pihaknya cukup optimistis pertumbuhan tersebut dapat diraih meskipun tahun ini juga memasuki tahun politik
Penulis: Arie Noer Rachmawati | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Arie Noer Rachmawati
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Asosiasi Perusahaan Air Minum dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) memproyeksikan konsumsi air minum dalam kemasan (amdk) di 2019 tumbuh sekitar 10 persen atau double digit dibanding tahun lalu.
Ketua Aspadin, Rachmat Hidayat menjelaskan, pihaknya cukup optimistis pertumbuhan tersebut dapat diraih meskipun tahun ini juga memasuki tahun politik.
"Ekspektasi kami konsumsi air minum kemasan di tahun politik tetap tumbuh dan kondisinya juga kondusif dan damai. Kalau keadaannya seperti itu tentu akan berdampak positif terhadap konsumsi minuman itu sendiri," jelasnya kepada TribunJatim.com, Senin (7/1/2019).
Sebab menurutnya, keadaan kondusif dan damai itulah yang menjadi satu di antara faktor pendorong konsumsi air minum dalam kemasan.
• Pelajar SMA di Blitar Jadi Korban Tabrak Lari Truk, Tubuhnya Sempat Terlindas Ban Roda
Untuk mengantisipasi momen politik tersebut, dikatakan Rachmat, pihaknya bersama anggota yang tergabung dalam Aspadin telah melakukan sejumlah persiapan.
Di antaranya mempersiapkan produksi, menambah pasokan atau persediaan untuk menunjang permintaan serta memperluas gudang atau menyewa gudang untuk menyimpan persediaan.
"Kami juga menyiapkan logistiknya supaya distribusi barang lancar untuk mengantisipasi persediaan yang kami harapkan ada kenaikan tahun ini," tuturnya.
Adapun konsumsi air minum dalam kemasan sepanjang 2018 lalu, tercatat mencapai 29 miliar liter secara nasional.
• Candra Wahyudi Ungkap Strategi Senyap Persebaya Surabaya dalam Perburuan Pemain Liga 1
daerah yang memiliki jumlah konsumsi terbesar ialah wilayah Jawa-Bali dengan porsi 60 persen.
"Konsumsi 29 miliar liter itu sudah full capacity. Nah, daerah setelah Jawa-Bali itu disusul daerah Sumatera, Sulawesi dan daerah-daerah lainnya," lanjutnya.
Selain pertumbuhan yang positif, pihaknya juga berharap regulasi perizinan penggunaan sumber air semakin diperlancar dan dipermudah.
"Sebab, kendalanya sejauh ini memang di perizinan sumber air kurang lancar terutama di daerah-daerah yang dekat pegunungan. Nah, tahun ini kami berharap regulasi mohon lebih kondusif dan rancangan sumber daya air juga kondusif untuk industri," tandasnya.
• Jadi Langganan Banjir, Rumah Milik Bapak 4 Anak di Pamekasan Tidak Layak Huni