Berita Pamekasan

Kisah Juara II Olimpiade PAI di Pamekasan, Hidup Sebatang Kara usai Ditinggal Mati Ibu & Pergi Ayah

Saat TribunMadura.com berkunjung ke rumah Hairul Anwar, ia bercerita bahwa ibunya, Zahrah, telah lama meninggal dunia karena sakit.

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/KUSWANTO FERDIAN
Hairul Anwar memperlihatkan Piala Juara II olimpiade PAI tingkat MTS se- Kabupaten Pamekasan, Senin (18/3/2019). 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Sejak delapan tahun lalu, Hairul Anwar (19), remaja asal Desa Larangan Dalam, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, hidup sebatang kara tanpa orang tua dan sanak saudara.

Saat TribunMadura.com berkunjung ke rumahnya, Hairul Anwar bercerita bahwa ibunya, Zahrah, telah lama meninggal dunia karena sakit.

Sementara ayahnya, Sholihuddin, meninggalkannya seorang diri dengan alasan akan menikah dengan wanita pilihannya.

BLACKPINK Dikabarkan Comeback Waktu Dekat, YG Entertainment Beri Konfirmasi Pembuatan Video Musik

Meski tinggal sebatang kara, Hairul Anwar mengaku, tidak patah semangat untuk belajar.

Ia mampu mengukir prestasi menjadi Juara II olimpiade PAI tingkat MTS se- Kabupaten Pamekasan.

Bagi Hairul Anwar, pendidikan adalah cara memperbaiki keadaan.

Siswa yang kini duduk di bangku kelas XII di Ma Al-Huda Sumber Nangka ini mengaku, harus bekerja mencari rumput di sawah dengan bayaran Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu rupiah setiap harinya.

Komisi I DPRD Desak Inspektorat Beri Sanksi Tegas Oknum Kadis Pemkab Sumenep yang Selingkuh

Pekerjaan apapun akan ia lakukan asalkan tidak meminta-minta pada orang lain.

Sembari menyeka air mata, ia mengaku, memiliki cita-cita sederhana, yakni ingin menjadi guru mengaji.

"Saya tidak ingin anak-anak merasakan hal yang sama seperti saya," ujarnya, Senin (18/3/2019)

Ketika ditanya hal apa yang diinginkannya saat ini, Hairul menjawab jika dirinya menginginkan sepeda.

Banjir di Jawa Timur, Dinas Pertanian Jatim Catat 5937 Hektar Sawah Rusak dan Puso

Hairul Anwar mengaku, ingin memiliki sepeda sebagai alat transportasi untuk sekolah dan bekerja.

Selama hidup sendirian, ia mengaku, tidak mendapat bantuan apapun dari Pemkab Pamekasan, baik dari Rasta maupun PKH.

"Tidak apa-apa saya harus berusaha sendiri untuk makan," ucap dia.

"Asal jangan berhentikan saya untuk menempuh pendidikan," imbuhnya.

Pameran dan Kontes Bonsai Digelar di Telaga Rambit Gresik, Bonsai Ratusan Juta Turut Dipamerkan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved