Pemilu 2019

Kadernya Ditangkap Polisi Soal Dugaan Money Politic, Partai Gerindra Tegas Membantah: Itu Uang Saksi

Kadernya Ditangkap Polisi Terkait Dugaan Money Politic, Partai Gerindra Tegas Membantah: Itu Uang Saksi.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Mujib Anwar
Tribunnews.com
Ilustrasi money politic 

Kadernya Ditangkap Polisi Terkait Dugaan Money Politic, Partai Gerindra Tegas Membantah: Itu Uang Saksi

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Sekretaris DPD Partai Gerindra Jatim Anwar Sadad membantah, penangkapan yang dilakukan oleh kepolisian Surabaya terhadap beberapa anggota Partai Gerindra yang membawa uang Rp 250 Juta di Jalan Gayungan, Selasa (16/4/2019) dini hari, atas dugaan kasus money politic pada Pemilu 2019.

Ia mengakui, bahwa uang dengan nominal sejumlah itu ditujukan untuk partainya, Partai Gerindra.

Namun Anwar Sadad dengan tegas membantah, pihaknya menggunakan uang Rp 250 juta tersebut sebagai upaya money politic di Pemilu 2019.

Menurut Anggota Komisi C DPRD Jatim ini, uang itu sebenarnya hendak digunakan sebagai pembayaran jasa para saksi yang tenaganya dimanfaatkan Partai Gerindra untuk mengawasi jalannya pemungutan hingga rekapitulasi suara di tempat pemungutan suara (TPS), pada pencoblosan Pemilu 2019, Rabu (17/4/2019) besok.

"Uang itu akan kami berikan kepada para saksi untuk uang transport dan uang saku, honor mereka untuk jaga TPS seharian," katanya, saat dihubungi TribunJatim.com (Grup Tribunmadura.com), Selasa (16/4/2019).

Kader Gerindra Terduga Money Politic di Lamongan & Surabaya Dibekuk Polda Jatim, Juga Uang Miliaran

Peran Petugas KPPS Paling Vital Sukseskan Pemilu di TPS, Segini Rincian Lengkap Honor yang Diterima

Meski Habisi Nyawa Guru Honorer Dimutilasi Satu Pelaku Akui Tak Kenal Korban, Bahkan Niatnya Melerai

"Sebenarnya bayaran itu tidak sebanding lho? ya memang untuk uang makan, uang rokok untuk sehari aja," lanjutnya.

Kata Anwar Sadad, di setiap TPS, Partai Gerindra melibatkan dua orang saksi.

Sehingga di Jatim, ada sebanyak 260.024 orang saksi yang bakal diterjunkan oleh Partai Gerindra.

"Kami menaruh per TPS dua orang untuk legislatif dan Pilpres, jadi totalnya 260.024 saksi," bebernya.

Untuk itu, politisi asal Pasuruan ini mengaku sangat menyayangkan adanya penangkapan disertai tuduhan yang tak terbukti kebenarannya.

"Kalau honor yang kami kasih cuma Rp 100.000 itu kan sebenarnya sudah mencapai angka Rp 13 miliar. Kenapa enggak Rp 13 miliar aja yang disita itu? Analisasinya ya semacam itu," sergahnya.

Ia menyebut, insiden tersebut hanya karena pihak kepolisian ingin mencari sensasi dan berita heboh belaka.

"Tidak ada itu money politic, itu cuma cari-cari perkara aja," tandas Anwar Sadad.

Belum Lunasi Biaya Haji Hingga Jatuh Tempo, Ratusan Calon Jamaah Haji Batal Berangkat Haji Tahun ini

Libatkan Oknum Polisi dan ASN, Komplotan Penjarah ini Mudah Curi Pohon Sono Keling di Jalan Nasional

Alamak, Pendukung Jokowi dan Prabowo Taruhan Satu Hektar Tanah Viral di Media Sosial Facebook (FB)

Pembunuh Guru Honorer Dimutilasi Minta Maaf & Doakan Korban, Keluarga Langsung Meradang: Hukum Berat

Polisi Harus Hati-Hati dan Cermat

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved