Berita Pamekasan

"Can-Macanan" Seni Tradisional Madura yang Kembali Populer di Pamekasan

"Can-Macanan", demikian masyarakat Pamekasan mengenal jenis kesenian tradisional Madura yang akhir-akhir ini mulai kembali populer di Pamekasan

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM/KUSWANTO FERDIAN
Can-Macanan milik Ahmadi yang tampil di acara Millenial Road Safety 2019 di taman Monumen Arek Lancor Pamekasan, Minggu (3/2/2019). 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - "Can-Macanan", demikian masyarakat Pamekasan mengenal jenis kesenian tradisional Madura yang akhir-akhir ini mulai kembali populer di Kabupaten Pamekasan.

Bahannya terbuat dari jerami dan diberi bulu seperti macan, dengan kepala terbuat dari kayu, seperi macan.

Biasanya, jenis seni tradisional ini dipentaskan saat pagelaran pencak silat, sebagai acara penutup, yakni di bagian akhir, sebelum pertunjukan bubar.

Program Sosial STMJ Berlanjut, Kali Ini Warga Tlanakan Terima Bantuan

Usai Opname di Rumah Sakit, Vanessa Angel Akhirnya Dipindah ke Sel Tahanan

Aksi yang ditampilkan dengan menunjukkan kebolehan kepiawayan pesilat atau pendekar dalam menaklukkan macan.

Di sejumlah pelosok desa di Pamekasan, kesenian "Can-Macanan" ini termasuk jenis kesenian tradisional yang mulai populer.

Menurut Ahmadi Pemilik Can-Macanan, kesenian tradisional Can-Macanan layaknya etnik Thionghoa, yakni Barongsai.

"Can-Macanan harus diperankan dua orang. Di bagian depan sebagai pemegang mulut dan wajah macan atau harimau, sedang dibagian belakang sebagai badan belakang si macan," ujarnya kepada TribunMadura.com saat ditemui di rumahnya di Desa Toronan, Pamekasan, Senin (4/2/2019).

Bunuh Diri Dosa Besar, Harus Dihindari dengan Memenuhi Kebutuhan Batin Melalui Memperbanyak Ibadah

Dalam perkembangannya, lanjut Ahmadi, "Can-Macanan" tidak hanya dipertontonkan saat pertunjukan seni pencak silat saja, akan tetapi juga sering dipentaskan saat acara pawai, dan kegiatan akhir tahun lembaga pendidikan (imtihan).

"Untuk saat ini saya punya enam ekor "Can-Macanan", warna putih, hitam, hitam putih, yang tiga lagi hitam merah," katanya.

Ditanya soal harga untuk menanggap Can-Macanan, Ahmadi mengatakan cukup murah.

"Kalau sekali sewa itu lengkap sama pemain, penabuh musik, penyinden, pesilat, sekitar Rp 2 juta rupiah," jelasnya mengakhiri.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved