Berita Surabaya
Gara-gara 2300 Kentongan, Polrestabes Surabaya Dapat Penghargaan Rekor Dari Leprid
Gara-gara 2300 Kentongan, Polrestabes Surabaya Dapat Penghargaan Rekor Dari Leprid di acara Millenial Road Safety Festival.
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Kemeriahan rangkaian acara Millenial Road Safety Festival yang digelar Polrestabes Surabaya mendapat penghargaan rekor dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia alias Leprid, Minggu (10/3/2019).
Rekor tersebut diberikan untuk rangkaian acara yang disuguhkan di acara tersebut diantaranya mengajak masyarakat pukul 2300 kentongan merah putih dan 10 ribu selebaran kinerja polisi.
"Alhamdulillah kami bisa mengadakan acara dengan menghadirkan kentongan 2300 dan membagikan 10 ribu kertas kinerja polisi. Itu tercatat rekor Leprid," kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan, di depan Monumen Polri.
Rekor tersebut diberikan kepada Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini berupa masing-masing piagam, piala dan medali.
Pada acara tersebut, ribuan pengunjung diajak senam bersama, jalan sehat dan membagikan ribuan kentongan berwarna merah putih.
Para pengunjung yang datang juga diajak pukul serentak kentongan berwarna merah putih.
Suara pukulan kentongan membuat acara semakin meriah menandakan diresmikan pembuakaan acara tersebut disertai penerbangan balon berwarna warni.
Pada acara ini, polisi juga menyerukan kampanye tertib berlalu lintas dengan mengajak para pengendara khususnya millenial untuk mentaati peraturan rambu dan tata tertib lalu lintas.
Penutupan acara, penampilan Yovie and Nuno Band dengan membawakan beberapa lagu mereka menarik perhatian pengunjung yang ikut terhibur dan menyanyi bersama.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyampaikan rasa kekhawatirannya kalau anak-anak Kota Surabaya menjadi korban kecelakaan.
Oleh sebab itu dia minta kaum millenial maupun pengendara di Kota Surabaya menaati peraturan lalu lintas.
"Saya itu paling takut, sampai rambu-rambu (lalu lintas) di Surabaya saya tambahin macam-macam. Mungkin seIndonesia yang rambu paling aneh di Surabaya, ada di pinggir, bawah, atas saya kasih semua (rambu lalu lintas) supaya nurut, ya rek ya," tegasnya.
Risma khawatir, akibat melanggar peraturan berkendara yang dapat menjadikan millenial terlibat kecelakaan.
"Eh rek ga wenak kon sikile loro ga iso mlaku (hei nak, tidak enak kaki sakit tidak bisa jalan). Aku kemana-mana di kursi roda itu tidak enak. Sakit itu ga enak, jadi jangan coba-coba," pintanya.
Keselamatan berkendara menurutnya sangat penting terutama untuk anak-anak millenial yang berusia 17 hingga 35 tahun sebagai generasi kebanggaan orang tua.
"Rek wong tuo mu membesarkan kalian itu nunggu, kalian sekolah berhasil sukses itu doa nya orang tua jadi kalau berangkat jangan buru-buru, kemudian ada apa-apa di jalan. Kalau takut telat berangkat kemarin saja," katanya.
Risma juha meminta anak-anak Surabaya sukses dan berhasil meraih cita-citanya.
