Berita Surabaya
Hanya Bermodal Rp 50 Ribu, Sambal Dede Satoe Susilaningsih Tembus Pasar Amerika & Banjir Penghargaan
Hanya Bermodal Rp 50 Ribu, Sambal Dede Satoe Produksi Susilaningsih Tembus Pasar Amerika dan Banjir Penghargaan.
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Mujib Anwar
Hanya Bermodal Rp 50 Ribu, Sambal Dede Satoe Produksi Susilaningsih Tembus Pasar Amerika dan Banjir Penghargaan
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) Susilaningsih (64) tak ingin berdiam diri di masa tuanya. Tujuh tahun lalu, tepatnya pada Juni 2011, perempuan paruh baya ini mencoba menjual sambal buatannya sendiri.
Tak ada alasan lain, Susi, panggilan akrabnya hanya ingin meluangkan waktu untuk hobinya memasak.
Sementara dia hanya sendiri dengan sang suami, sedangkan ketiga anaknya sudah besar dan mandiri hidup berjauhan dengannya.
"Saya memang hobi masak, anak-anak sering memuji masakan saya enak meski tak pakai MSG. Jadi saya ingin punya kesibukan juga, sambil merawat bapak (sang suami, red) waktu itu beliau sakit. Awal mula merintis ini Juni 2011 lalu, mulai dari 1 kilo cabai, Rp 50 ribu rupiah," katanya, mulai bercerita saat Surya.co.id (Grup Tribunmadura.com) berkunjung ke rumah produksi sambal miliknya, di Jalan Tenggilis Timur VI/DD-1, Surabaya, Selasa (12/3/2019).
Sesuai dengan alamat rumahnya, Susilaningsih pun memberi merk sambalnya DD1 atau Sambal Dede Satoe supaya lebih mudah ingat.
Perempuan kelahiran Kroya, 5 Februari 1955 ini pun menjalankan usahanya sambil lalu, tapi fokus.
Secara bertahap penikmat sambalnya bertambah. Dari 1 kilogram cabai rawit, jadi 5 kilogram, 10 kilogram, hingga 25 kilogram. Sampai jumlah 25 kilogram, Susi masih mengerjakan semua produksi sambal sendiri.
"Saya belum ada karyawan saat itu. Tapi secara bertahap mulai mengurus PIRT, stempel Halal, dan SIUP, karena itu penting untuk meningkatkan pasar. Kemudian saya mulai memasuki pasar modern, supermarket cukup besar," ceritanya.
Permintaan produksi makin banyak, Susilaningsih pun merekrut warga sekitar rumahnya untuk membantu.
Mulai sortir bahan-bahan yang dibutuhkan, memasak, mengemas, hingga soal administrasi yang sebelumnya dia lakukan sendiri.
Jumlah produknya pun bertambah dari Sambal Surabaya yang jadi ikon, menjadi 18 macam.
Ada sambal ikan roa, sambal ikan teri, ikan klotok, ikan peda, ikan jambal roti, sambel sereh, sambal rujak manis dan masih banyak lainnya. Tak hanya sambal, Susi juga produksi bumbu masakan.
Sembari memantaskan produk untuk bisa dinikmati dan bermanfaat untuk orang banyak, Susi pun mencari ilmu dengan bergabung dengan komunitas-komunitas UMKM yang ada di Kota Surabaya. Misalnya Pahlawan Ekonomi, gagasan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.
Susilaningsih mengaku dari kegiatan seperti itulah dia menerima banyak masukan untuk memperbaiki kualitas produknya.