Guru Honorer Dimutilasi
Warkop di Kediri Jadi Saksi Bisu Aksi Pembunuhan Guru Honorer Dimutilasi yang Dimasukkan Dalam Koper
Warkop di Kediri Jadi Saksi Bisu Aksi Pembunuhan Guru Honorer Dimutilasi Lalu Dimasukkan Dalam Koper
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Aqwamit Torik
Warkop di Kediri Jadi Saksi Bisu Aksi Pembunuh Guru Honorer Dimutilasi Lalu Dimasukkan Dalam Koper
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Pembunuhan yang berujung mutilasi pada Guru Honorer asal Kediri, dilakukan di sebuah warung kopi di Jalan Surya, Kediri.
Kabid Humas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera menyebut, di warkop tersebut kedua pelaku, menghabisi nyawa korban.
Termasuk memutilasi mayat korban, kemudian mengemasnya potongan mayat dalam sebuah koper.
• Sering Bersolek Mirip Cewek, AS Bunuh Guru Honorer Dimutilasi Usai Pulang Menjadi TKI di Malaysia
• Terungkap, Motif Memencar Mayat dan Potongan Kepala Guru Honorer Dimutilasi Untuk Kepentingan ini
• HASIL AKHIR - Hancurkan Persebaya Dua Gol Tanpa Balas, Arema FC Juara Piala Presiden & Cetak Sejarah
• Potongan Kepala Guru Honorer Dimutilasi Akhirnya Ditemukan di Kediri, Kondisinya Terbungkus Plastik
• BREAKING NEWS UPDATE - Polda Jatim Ringkus Dua Pelaku Kasus Guru Honorer Korban Mutilasi Saat Kabur
Sebelum akhirnya dibuang ke pinggir sungai bawah Jembatan Karanggondang, Udanawu, Blitar, Rabu (3/4/2019) silam.
"proses pembunuhan dilakukan di luar kota Blitar dan lokasi tepatnya adalah di sebuah warung kopi," katanya pada awak media, Jumat (12/4/2019).
Warkop tersebut, ungkap Barung, sebelumnya telah di reservasi oleh pelaku AP, beberapa hari sebelumnya.
"Warung kopi itu di sewa oleh AP yang kita tangkap di Jakarta tadi, alamatnya Jalan Surya Kabupaten Kediri," ungkapnya.
Hari ini AP yang ditangkap oleh Anggota Mabes Polri di Jakarta, akan diberangkatkan ke Kediri.
Rencananya, penyidik Polda Jatim akan lakukan rekonstruksi adegan pembunuhan di lokasi tersebut.
"Sepertinya besok sabtu baru kami rilis," tandasnya.
• Nikita Mirzani Minta Atta Halilintar Tak Ekspos Viralnya Kasus Audrey Demi Konten, Nikita: Ashiaap
• Presiden Jokowi Batal Hadir di Leg Kedua Final Piala Presiden Arema FC Vs Persebaya, Alasannya?
• Pelaku Pembunuh Guru Honorer Dimutilasi Ternyata Warga Baru Penjual Nasi Goreng, Tetangga Tak Kenal
Sebelumnya, Potongan kepala guru honorer dimutilasi Budi Hartanto (28) akhirnya ditemukan tim petugas gabungan Inafis Polda Jatim dan Polres Kediri di Sungai Kras, Dusun Plosokerep, Desa Bleber, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, Jumat (12/4/2019).
Penemuan potongan kepala guru honorer dimutilasi menyusul ditemukan dua tersangka pelaku mutilasi.
Dari pengakuan tersangka membuang potongan kepala korban di Dam Sungai Bleber.
Selanjutnya gabungan petugas Inafis dari Polda Jatim dan Polres Kediri.
Setelah dilakukan pencarian dengan menyusuri tepian sungai akhirnya potongan kepala korban ditemukan di pinggir sungai.
Saat ditemukan potongan kepala terbungkus plastik serta karung.
Setelah dilakukan identifikasi, selanjutnya potongan kepala korban dievakuasi ke RS Bhayangkara untuk dilakukan otopsi.
Penemuan potongan kepala korban ini mengundang penasaran ratusan warga yang melihat petugas melakukan pencarian.
Kapolres Kediri AKBP Roni Faisal menyebutkan potongan kepala korban ditemukan tim gabungan Inafis Polres Kediri dan Polda Jatim.
Sekadar diketahui, Pelaku pembunuhan Budi Hartanto di Blitar akhirnya tertangkap, Jumat (12/4/2019).
Pelaku berjumlah dua orang, berinsial AP dan AJ.
Keduanya berjenis kelamin laki-laki, mereka ditangkap di hari yang sama pada Kamis (11/4/2019).
• PREDIKSI LINE UP Arema FC Vs Persebaya, Tampilkan Pasukan Terbaik di Final Leg Kedua Piala Presiden
• VIDEO - RAMALAN ZODIAK CINTA Jumat 12 April 2019, Percintaan Aries Belum Konkret Tapi Doi Juga Suka
• Jalan Terjal Persebaya Hadapi Pertahanan Kuat Arema FC Rengkuh Juara di Final Piala Presiden 2019
Namun keduanya ditangkap di lokasi yang berbeda.
AP ditangkap di Jakarta, oleh Anggota Mabes Polri.
Sedangkan, AJ diringkus oleh kepolisian Kediri.
Kabid Humas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera menuturkan, AP merupakan pelaku pertama yang ditangkap polisi pada kamis sore di Jakarta.
"Kami tangkap di lokasi berbeda," katanya pada awak media, Jumat (12/4/2019).
Melalui keterangan yang diperoleh AP, hanya berselang hitungan jam polisi juga menangkap AJ di Kediri.
"Si AP ungkap persembunyian si AJ lalu kami tangkap sore harinya di Kediri," lanjutnya.
Barung menerangkan, proses penyelidikan terhadap kedua pelaku akan diupayakan di Polda jatim.
Saat ini, lanjutnya, pihaknya sedang memastikan pelimpahan tersangka.
"Kami akan bawa 2 pelaku ke Polda jatim untuk kami selidiki lebih lanjut. Jumat sore ini pelaku mungkin sudah tiba di sini," tandasnya.
Sebelumnya, sesosok mayat ditemukan di dalam koper yang tergeletak di pinggir sungai bawah Jembatan Karanggondang, Udanawu, Blitar, Rabu (3/4/2019) lalu.
Mayat berjenis kelamin laki-laki itu bernama Rudi Hartanto (28), warga Jalan Taman Melati, Tamansari, Kediri.
Ia dikenal pendiam, dan berprofesi sebagai guru kesenian di SDN Banjarmlati yang berstatus sebagai guru honorer.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera mengungkap, pelaku pembunuhan guru honorer dimutilasi asal Kediri, Budi Hartanto (28).
Budi Hartanto ditemukan tewas setelah dimutilasi dan tubuhnya dimasukan dalam koper.
Koper tersebut kemudian dibuang di pinggir sungai bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Rabu (3/4/2019).
Kombes Pol Frans Barung Mangera menegaskan, pelaku pembunuhan korban dilakukan lebih dari satu orang.
"Pelaku pembunuhan minimal ada yang membantu menghabisi korban," kata Kombes Pol Frans Barung Mangera, Sabtu (6/4/2019).
Kombes Pol Frans Barung Mangera menambahkan, pelaku tidak mungkin melakukan proses pembunuhan dan pembuangan mayat seorang diri.
"Artinya pembunuhan itu ada yang membantu dan ada yang memperlancar," ucap dia.
Pelaku pembunuhan guru honorer dimutilasi, diduga merupakan orang dekat dan sangat dikenal korban.
"Pelaku diperkirakan sangat dekat dan sangat mengenal korban," kata Kombes Pol Frans Barung Mangera.
Kombes Pol Frans Barung Mangera mengungkapkan, kedekatan yang terjadi antara korban dan pelaku, karena kesamaan lingkungan sosial.
Korban dan pelaku diduga merupakan teman yang tergabung dalam sebuah komunitas.
"Karena berhubungan juga dengan lingkungan atau komunitas yang sedang digeluti oleh korban," lanjut Kombes Pol Frans Barung Mangera.
Budi Hartanto (28), guru honorer dimutilasi asal Mojoroto, Kota Kediri, diduga dibunuh karena persoalan asmara.
Motif pembunuhan guru honorer korban mutilasi itu diduga karena persoalan asmara.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera menerangkan, beberapa dugaan motif pembunuhan yang disampaikan sebelumnya, semakin tak terbukti.
Sebelumnya, korban diduga dibunuh karena adanya motif ekonomi dan motif perampokan.
Namun, hasil proses penyidikan yang masih berlangsung menunjukkan, motif asmara dalam kasus tersebut semakin menguat.
"Jadi kami hilangkan motif perampokan atau ekonomi. Kami masuk pada motif asmara," kata Kombes Pol Frans Barung Mangera saat ditemui awak media di ruang Humas Polda Jatim, Jumat (5/4/2019).
Kombes Pol Frans Barung Mangera mengungkapkan, temuan lain yang diperoleh penyidik berdasarkan keterangan para saksi, didapatkan bahwa korban memiliki kecenderungan orientasi seksual yang berbeda dari kebanyakan orang.
"Nah ini lah yang akan tim penyidik dalami berkaitan dengan orientasi seksual yang berbeda," lanjut Kombes Pol Frans Barung Mangera.
Kombes Pol Frans Barung Mangera tak menyebut secara eksplisit tentang maksud dari 'orientasi seksual yang berbeda'.
Namun, kuat dugaan jika korban memiliki orientasi relasi seksual sejenis.
"Ada kecenderungan ke arah situ sih," tandasnya.
Seperti diketahui, sesosok mayat ditemukan di dalam koper yang tergeletak di pinggir sungai bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar, Rabu (3/4/2019).
Mayat berjenis kelamin laki-laki itu bernama Rudi Hartanto (28), warga Jalan Taman Melati, Tamansari, Kediri.
Ia dikenal pendiam, dan berprofesi sebagai guru kesenian di SDN Banjarmlati yang berstatus sebagai guru honorer.
Polisi sudah memeriksa sejumlah teman korban sebagai saksi semuanya adalah pria dan bertingkah gemulai alias kemayu.
Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono mengatakan, sudah ada lima teman korban yang dimintai keterangan sebagai saksi.
Kelima teman korban yang diperiksa sebagai saksi semua laki-laki.
Rata-rata teman korban yang diperiksa sebagai saksi bertingkah gemulai.
"Kami juga sudah meminta keterangan dari keluarga," kata AKP Heri Sugiono, Kamis (4/4/2019).
Soal informasi yang berkembang di luar kalau korban adalah LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender), Heri enggan berkomentar.
Tapi Heri juga tidak menyangkal soal informasi yang berkembang di luar itu.
• Sadis, Suami Posesif Hajar Istri Tiap Dapat Like di Facebook (FB), Rutin Disiksa Sampai Wajah Rusak
"Info yang berkembang (di luar) memang seperti itu, kebetulan rekan-rekan korban kebanyakan seperti itu. Namun kami tetap sesuai fakta. Karena hasil otopsi dari forensik juga belum keluar," tegas AKP Heri Sugiono.
Sedangkan sosok korban sendiri juga dikenal sebagai pria yang berperilaku seperti perempuan atau gemulai.
Hal itu juga disampaikan kerabat korban, Surahmat, kepada wartawan saat berada di kamar jenazah RSUD Mardi Waluyo, Kota Blitar, Rabu (3/4/2019) malam.
"Budi (korban) mbanceni (gemulai), tapi orangnya baik, ramah dengan warga, supel bergaul dan baik dengan orang tua," kata Surahmat.
Polisi sudah mengetahui identitas mayat pria tanpa kepala di dalam koper yang ditemukan di pinggir sungai bawah jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Rabu (3/4/2019).
Korban bernama Budi Hartanto (28) asal Jl Taman Melati, Mojoroto, Kota Kediri.
Korban merupakan guru honorer di salah satu SD di Kota Kediri. Korban juga dikenal sebagai instruktur tari.
Kasus mutilasi yang menimpa Budi Hartanto (28), alias guru honorer dimutilasi, yang mayatnya ditemukan dalam koper di pinggir sungai bawah Jembatan Karanggondang, awalnya diduga bermotif kriminal.
Karena saat korban dihabisi dari penjelasan ibunya Ny Habibah, dia sedang membawa uang dalam jumlah banyak.
Selain itu, korban juga membawa laptop berikut dua buah handphone miliknya.
Nasuka, paman korban menjelaskan, korban pamit kepada ibunya keluar rumah selepas magrib hendak ke warung yang dikelolanya di kawasan GOR Jayabaya.
Namun korban juga sempat menyebutkan sedang mempersiapkan ada acara event di Gedung Nasional Indonesia (GNI) Kota Kediri.
"Berapa uang yang dibawa ibunya tidak tahu, namun disebutnya banyak. Saat keluar korban juga membawa serta laptopnya," jelas Nasuka, Kamis (4/4/2019).
Termasuk sepeda motor yang dikendarai korban sekarang juga tidak jelas keberadaannya.
"Tidak biasanya korban membawa laptop, namun saat keluar naik motor, mobilnya ditinggal," tambah Nasuka.
Korban juga dipercaya rekannya mengelola usaha bersama sewa rental mobil.
Selain itu, korban juga menekuni jual beli handpjone dan pulsa.
Dalam kesehariannya, korban menjadi guru kesenian dengan status honorer di SDN Banjarmlati, Kota Kediri.
Kematian korban yang terjadi secara tragis dan mengenaskan tersebut benar-benar sangat mengagetkan pihak keluarganya.
• Potongan Kepala Guru Honorer Dimutilasi Akhirnya Ditemukan di Kediri, Kondisinya Terbungkus Plastik