Berita Malang
2 Mahasiswi UIN Malang Diduga Alami Pelecehan Seksual Dosen, Korban Trauma & Kasus Diumbar di Medsos
Dosen UIN Malang Diduga Lakukan Pelecehan Seksual pada 2 Mahasiswi, Korban Trauma & Kasus Diumbar di Medsos
Penulis: Mohammad Rifky Edgar | Editor: Mujib Anwar
Akibat hubungan itu, Ratih mengalami efek psikologis yang membuat dirinya trauma.
Kata Al Ghazali, Ratih hingga sampai saat ini masih ketakutan dan marah atas semua yang sudah menimpa dirinya.
Meski demikian, Al Ghazali belum bisa menjelaskan secara spesifik kasus yang dialami dua korban tersebut.
Kini, keduanya sedang didampingi oleh Woman Crisis Center Malang, meski WCC belum bisa memberikan konfirmasi terkait kasus ini.
"Kini WCC sedang melakukan pendampingan kepada mereka (kedua korban). Kami di sini sangat menyesalkan atas kejadian ini," ujar Al Ghazali.
• Setelah Salat Subuh Bareng Istri dan Warga, Terduga Teroris di Gresik Langsung Ditangkap Densus 88
• Sehari Setelah Tol Malang-Pandaan Resmi Operasi, Kecelakaan Langsung Terjadi, Mobil Subaru Ringsek
Al Ghazali yang juga merupakan mahasiswa UIN Jurusan Manajemen itu mengaku, hingga saat ini ZH masih melakukan kegiatan pengajaran dan belum diberikan sanksi tegas.
Menurutnya, ZH termasuk orang penting di UIN Malang.
Itulah alasan yang membuat kasus kekerasan seksual di UIN Malang sengaja ditutup-tutupi oleh pihak kampus.
"Memang secara struktural, pihak yang kita lawan bersekongkol di rektorat. Meski ada dosen yang pro dan kontra terhadap korban," ujarnya.
Tak hanya itu saja, MMA juga mencurigai adanya tindakan otoritas kampus yang mengkondisikan massa agar kasus ini tidak menyebar luas.
Hal itu dilakukan dengan cara melakukan propaganda-propaganda dengan menutup-nutupi kasus ini.
"Ke depan, kami berupaya mengkampanyekan isu ini agar menjadi isu bersama di Kota Malang dan mendorong pihak kampus memproses kasus ini secara serius," terangnya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi Rektor UIN Malang Prof Dr Abdul Haris MAg tidak banyak menjawab terkait kasus kekerasan seksual yang menimpa mahasiswinya.
Menurutnya, ia belum mengetahui dengan persis kasus yang telah terjadi sejak tahun 2013 itu.
"Saya belum tahu itu," pungkasnya saat saat ditemui di kantornya, Jumat (17/5).