Wali Kota Risma Titip Proyek Trem Surabaya ke Wali Kota Selanjutnya, Pengamat: Ada Potensi Kemacetan

Ia menyebut monorail bawah tanah yang termasuk dalam Mass Rapid Transit (MRT) tidak diperlukan Surabaya, karena trem saja sudah cukup.

Penulis: Delya Oktovie | Editor: Aqwamit Torik
kolase istimewa
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan proyek trem di Surabaya 

"Misal mulai Joyoboyo ke median jalan Diponegoro, itu memakai median karena ada jalur kereta api dulu. Nanti kalau ke utara lagi tidak ada median, dipasangi rel. Akhirnya, jalan nanti dipakai dua moda, satunya R2 dan R4, satunya trem. Itu jelas lebih murah, lebih praktis," jelasnya.

Akan tetapi, trem bukan jawaban atas kemacetan Surabaya.

Trem hanya menambah opsi transportasi, sedangkan pilihan ada di tangan masyarakat.

Justru, bila trem dan kendaraan pribadi melebur di satu jalan, potensi kemacetan bertambah.

"Ada potensi kemacetan karena dia sebidang dengan moda transportasi lainnya. Sebenarnya keberadaan trem ini kan diharapkan para pengguna jalan mengubah dari kendaraan pribadi ke umum, pilihannya trem, karena jalurnya dedicated, ia dapat prioritas dibanding angkutan lain. Lewat persimpangan, dia boleh duluan. Tidak boleh berhenti karena ada yang parkir misalnya, atau ada R4 memutar," ungkapnya. (Delya Oktavie)

Mahfud MD Mengaku Terkesan Situasi Politik di Madura Meski Sempat Jadi Berita Politik Panas Nasional

Terjebak Harga Mahal di Warung Lesehan Bu Anny, Pengunjung Juga Terjebak Rasa Makanan Tak Lazim

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved