Berita Pamekasan

Menjelang 17 Agustus, Pedagang Bendera dan Umbul-umbul Mulai Menyerbu Kota Pamekasan Madura

Menjelang 17 Agustus , Pedagang Bendera dan Umbul-umbul Mulai Menyerbu Kota Pamekasan Madura.

Penulis: Muchsin Rasjid | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNMADURA/MUCHSIN RASJID
Para pedagang bendera merah putih mulai marak menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus 2019 di Pamekasan, Rabu (24/7/2019). 

Diakui, ia datang ke Pamekasan 24 orang temannya, sesama pedagang bendera dari Bandung, sejak tiga hari lalu.

Namun mereka menyebar di sudut kota dan beberapa kawasan di Pamekasan dan lokasi kosnya juga menyebar berdekatan dengan lokasi dagangannya yang digelar.

Dikatakan, ia memilih Madura, khususnya Pamekasan sebagai tempat untuk berjualan bendera.

Karena di Pamekasan ini pangsa pasar bendera cukup bagus, dibanding daerah lain, yang katanya di daerah lain sudah banyak saingan dan tempat menggelar dagangannya berdekatan.

“Sebelumnya saya sudah berjualan di beberapa kota di Jawa, namun yang memberikan harapan untuk berdagang bendera ini di Sumenep dan Pamekasan. Sebab semua barang yang dibawa langsung habis terjual. Saya jualan di tempat ini, setiap harinya mulai pukul 07.30 hingga pukul 20.00,” kata Rustandi.

Dikatakan, jika tahun-tahun sebelumnya ia membawa dagangan sebanyak 6 karung, tapi kali ini 10 karung bendera. Ia optimis semua barangnya ini laku terjual, karena tahun lalu dalam waktu dua minggu, sebelum 17 Agustus, barangnya sudah habis.

Sedang Asep (50), yang menggelar dagangannya di kawasan Taman Bunga, depan eks stasiun Kereta Api (KA) Jl Trunoyo, Kelurahan Patemon, mengatakan, ia juga dari Bandung dan berjualan bendera ke Pamekasan ini mengajak adiknya.

Asep mengatakan, barang dagangannya yang dibawa tidak sebanyak teman-temannya. Jika dalam waktu satu minggu atau 10 hari sudah habis, ia langsung pulang ke Bandung dan tidak minta kiriman lagi.

Baginya itu sudah cukup memetik keuntungan untuk kebutuhan rumah tangga di rumahnya.

Menurut Asep, biaya transportasi pulang pergi dari Bandung ke Pamekasan sebesar Rp 1 juta, belum termasuk biaya kontrak rumah selama berjualan.

“Selain jualan bendera, di hari-hari biasa saya berdagang kain dan baju keliling kampung. Alhamdulillah, bagi saya itu cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup saya bersama istri dan anak,” tegasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved