Prihatin Bentrok Mahasiswa Papua, Arema FC Klaim Banyak Kedekatan dengan Papua yang tak Pernah Lepas
Ruddy Widodo mengaku prihatin dengan adanya konflik yang terjadi pada mahasiswa Papua di sejumlah wilayah, termasuk Kota Malang.
Penulis: Ayu Mufidah Kartika Sari | Editor: Aqwamit Torik
Prihatin Bentrok Mahasiswa Papua, Arema FC Klaim Banyak Kedekatan dengan Papua yang tak Pernah Lepas
TRIBUNMADURA.COM, MALANG - Konflik yang terjadi pada mahasiswa Papua di sejumlah wilayah di Indonesia, memantik keprihatinan dari General Manager Arema FC, Ruddy Widodo.
Ruddy Widodo mengaku prihatin dengan adanya konflik yang terjadi pada mahasiswa Papua di sejumlah wilayah, termasuk Kota Malang.
Padahal, menurut Ruddy Widodo, orang Papua memiliki kontribusi besar bagi Indonesia, utamanya Arema FC.
"Awal bermain di kompetisi, Arema membawa 3 pemain Papua.
Sepanjang sejarah pun, Arema tidak pernah lepas dari pemain Papua," kata Ruddy Widodo, Selasa (20/8/2019).
"Arema tanpa Papua itu ibarat sayur tanpa garam. Selama Arema berdiri, selalu ada pemain Papua, minimal satu," sambung dia.
Ruddy Widodo menyebut, Arema tidak bisa lepas dari Irian Jaya, nama Papua sebelum diganti, sejak baru didirikan.
• Ditinggal ke Warung, Suami Mendadak Kunci Pintu Rumah, Sang Istri Kaget setelah Buka Paksa Pintunya
• Apes, Pria Madura Teler Usai Pakai Sabu, Ngobrol Asyik dengan Polisi Minum Es Kelapa Muda di Warung
• Mau Menyusul Istrinya yang Menjadi TKW di Taiwan, Pria Tulungagung ini Malah Mendekam di Penjara
Sebab, pendiri Arema, Lucky Acub Zaenal, merupakan seorang mantan Gubernur Irian Jaya.
"Hoaks berita media sosial itu keterlaluan. Bagaimana bisa orang sekarang dengan mudahnya memberi isu yang belum diketahui kebenarannya," ungkap Ruddy Widodo.
"Kami sedih mendengar ada (konflik) itu. Soal mereka demo, itu kan mengutarakan hak. Karena Indonesia itu bermacam-macam suku dan agama," tambah dia.
Bagi Ruddy Widodo, orang Papua sama seperti orang di wilayah Indonesia pada umumnya.
Bahkan, Ruddy Widodo menilai, orang Papua memiliki hati yang baik.
"Memang ada beberapa hal yang mereka agak pasif kalau memang tidak mengerti. Itu mungkin sebuah kebiasaan. Sama seperti kita," ucap dia.
"Pada dasarnya mereka sangat baik. Mungkin ada beberapa hal yang tidak sesuai, salah satunya minum. Karena di sana kan dingin. Mungkin kalau pindah ke sini, ya, harus dikurangi," imbuhnya.