Berita Gresik

Semburan Lumpur Bercampur Minyak dan Gas dari Sumur Tua di Gresik Dipastikan Tidak Berbahaya

Lumpur bercampur minyak di sumur minyak di Kabupaten Gresik dipastikan tidak berbahaya.

Penulis: Soegiyono | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/SUGIONO
Bupati Gresik, Sembari Halim Radianto (Baju biru) saat meninjau lokasi semburan lumpur bercampur minyak dan gas di Jl Mayjend Sungkono, desa Sekarkurung Kecamatan Kebomas, Minggu (22/9/2019). 

Lumpur bercampur minyak di sumur minyak di Kabupaten Gresik dipastikan tidak berbahaya

TRIBUNMADURA.COM, GRESIK - Lumpur bercampur minyak di sumur minyak tua peninggalan Belanda di Desa Sekarkurung, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, masih terus menyembur.

Tim PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menyatakan jika semburan lumpur bercampur minyak tersebut tidak berbahaya.

Kepastian aman itu disampaikan Manager Area Gresik-Tuban PT PHE, Taryono bersama Nurwahidi dari SKK Migas dan Bupati Gresik Sambari Halim Radianto saat meninjau lokasi semburan.

Meski Sudah Ditutup Menggunakan Cor, Sumur Peninggalan Belanda di Gresik Kembali Semburkan Lumpur

Taryono memastikan bahwa keadaan semburan lumpur itu sampai saat ini masih aman.

Menurut pihak PHE dan SKK Migas, semburan lumpur bercampur minyak itu hanya mengandung 0,03 persen gas dan semburan ini tidak terlalu tinggi yaitu hanya sekitar 40 sentimeter.

Supaya aman, pihaknya memasang memasang blower di lokasi semburan agar gas yang keluar tidak terkonsentrasi di satu titik.

"Sebaiknya sumur minyak tua tidak ditutup, apalagi sampai ditutup dengan cor beton," kata Nurwahidi, Mingggu (22/9/2019).

Nurwahidi mengaku, semburan lumpur belum bisa dikatakan berbahaya, karena baunya tidak terlalu meluas, hanya tercium sekitar rbeberapa meter saja.

Foto-Foto Perbandingan Lumpur Lapindo Sidoarjo Tahun 2006 hingga 2019 Dilihat dari Luar Angkasa

“Saya berharap kepada Pemerintah Kabupaten Gresik dan masyarakat agar selalu monitoring terhadap beberapa sumur minyak tua yang ada di Gresik," katanya.

Sementara itu, Sambari mengatakan bahwa semburan itu diketahui sejak 4 hari lalu yaitu Kamis (19/9/2019).

“Syukur semburan ini tidak berdampak. Kami berharap semburan ini bisa bermanfaat untuk masyarakat maupun Pemerintah," kata Sambari.

Dari keberadaan semburan lumpur itu, Sambari meminta pemerintah kecamatan, Koramil, Polsek Kebomas, Satpol PP, dan pemadam kebakaran untuk mengamankan dan mengantisipasi semua yang terjadi agar dapat meminimalisir dampak ke masyarakat.

Boy William Tes Pengalaman Terbang Barbie Kumalasari Naik Pesawat Kelas Bisnis, Begini Respon Barbie

Selain itu, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Gresik diminta mengambil 3 sampel air semburan dari tiga sudut berbeda masing-masing 10 liter.

Air itu dibawa ke Laboratorium PHE, Laboraturium SKK Migas dan Laboraturium milik BLH Gresik.

Untuk mencegah luberan lumpur, Sambari memerintahkan agar sekitar lokasi semburan digali untuk penampungan dan melokalisir semburan dengan membuat tanggul yang terbuat dari karung pasir mengelilingi area semburan.

"Supaya lumpur tidak mengalir jauh, lebih baik dibuatkan tanggul saja," imbuhnya. (ugy/Sugiyono).

Satria Tama Rampungkan Ujian Skripsi di Tengah Padatnya Jadwal Laga Madura United pada Liga 1 2019

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved