Berita Sumenep
Bahas Isu Stunting, TPID Kecamatan Kota Sumenep Gelar Pelatihan Inovasi untuk Perangkat Desa dan KPM
Tim Pelaksana Inovasi Desa Kecamatan Kota menggelar pelatihan pencegahan stunting.
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Tim Pelaksana Inovasi Desa Kecamatan Kota menggelar pelatihan pencegahan stunting
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana
TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID) Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, menggelar pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM), Sabtu (28/9/2019).
Pelatihan PSDM dilakukan bagi Kader Pembangunan Manusia (KPM), Aparat Desa, Pendamping Desa (PD), dan Pendamping Lokal Desa (PLD) Kabupaten Sumenep.
Kegiatan yang dipusatkan di Kecamatan Kota ini, dibuka langsung oleh Camat Kota, Heru Santoso.
• Tumpukan Material Bangunan Halangi Akses Jalan Gang, Warga Jembatan Baru Pamekasan Lapor Polisi
Heru Santoso berharap, seluruh peserta Pelatihan PSDM dapat menyerap ilmu yang diberikan pelatih.
"Karena tema yang diangkat adalah tentang stunting. Seperti kita ketahui jika Stunting sudah menjadi isu nasional," kata Heru Santoso.
Heru Santoso melanjutkan, pihaknya mendukung acara itu demi meningkatkan kapasitas kader pembangunan manusia.
"Kami mendukung karena sinergi dengan desa dan pro pencegahan stunting," katanya.
• 135 Pot Bunga di Jalan Kabupaten Pamekasan Dirusak Massa Aksi Demo, Begini Tanggapan Kepala DLH
Ketua TPID Kecamatan Kota, Achmad Rasyidi berharap, pelatihan dapat memfasilitasi desa dan pengetahuan untuk pencegahan stunting.
"Untuk memfasilitasi desa dalam lima paket layanan pencegahan stunting di desa dengan sasaran rumah tangga seribu hari pertama kehidupan," katanya pada TribunMadura.com.
Ada lima paket layanan pencegahan stunting itu, di antaranya layanan kesehatan ibu hamil dan anak, layanan konseling gizi terpadu, layanan air bersih dan sanitasi, perlindungan sosial, dan layanan pendidikan usia dini.
"Itulah layanan pokok pada masyarakat, terutama bagi aparat desa," katanya.
• Polres Lumajang Tangkap Begal Meresahkan saat Gelar Operasi Skala Besar, Pelaku Beraksi di 20 Lokasi
Kepala Puskesmas Pamolokan, dr Rifmi Utami menyebut jika stunting bisa terjadi karena adanya faktor keturunan, penyakit, dan lainnya.
"Stunting itu anak yang tidak sesuai dengan tinggi badan anak itu sesuai usianya, karena dia kekerurangan gizi yang kronis. Kronis itu menaun mulai embrio," ungkapnya.
Menurut dia, untuk mencegah stunting, pasangan harus memiliki badan yang sehat.
"Anak laki-laki harus sehat karena menyumbangkan spermanya untuk penerus dan kemudian yang anak perempuan pastikan juga sehat sehingga nanti menghasilkan embrio yang bagus," katanya.
• Barito Putera Vs Persebaya Surabaya, Djadjang Nurdjaman Akui sudah Paham Isi Dapur Mantan Tim