Pilkada Sumenep

Abuya Busyro Blak-blakan Soal Sosok Penggantinya di Pilkada Sumenep: Tak Harus Kiai Inilah Sosoknya

Abuya Busyro Karim Blak-blakan Soal Sosok Penggantinya di Pilkada Sumenep 2020: Tak Harus Kiai Inilah Sosoknya

Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNMADURA/ALI HAFIDZ SYAHBANA
Bupati Sumenep Abuya Busyro Karim (tengah) ditemui di Rumah Dinasnya. Kini, Abuya Busyro Karim Blak-blakan Soal Sosok Penggantinya di Pilkada Sumenep 2020: Tak Harus Kiai Inilah Sosoknya 

Abuya Busyro Karim Blak-blakan Soal Sosok Penggantinya di Pilkada Sumenep 2020: Tak Harus Kiai Inilah Sosoknya

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana

TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Pilkada Sumenep 2020 digelar September tahun depan. Pesta demokrasi lima tahunan adalah untuk memilih pengganti alias suksesor Abuya Busyro Karim, politisi PKB yang telah menjabat Bupati Sumenep selama dua periode.

Sejumlah nama tokoh mulai muncul untuk ikut running dan maju Pilkada Sumenep 2020.

Namun, hingga saat ini, belum jelas siapa nama yang akan diusung PKB maupun didorong oleh Bupati Sumenep Abuya Busyro Karim pada Pilkada Sumenep 2020.

Menanggapi semua ini, TribunMadura.com berkesempatan wawancara khusus dengan Bupati Sumenep, Abuya Busyro Karim di Rumah Dinasnya Jalan Jendral Sudirman, Pajagalan, Kota Sumenep.

Sosok Kiai karismatik yang memimpim Kabupaten Sumenep 2  periode ini mulai membuka pembicaraan tentang perjalanan politiknya sejak tahun 1998.

"Politik sekarang ini berbeda eranya, ketika dulu Tahun 1998 saya memimpin Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)," kata Abuya Busyro Karim.

Mantan Ketua DPRD 2 periode (1999 - 2004 dan 2004 - 2009) ini mengaku jika baru berhenti sebagai Ketua Tanfidz DPC PKB dua tahun lalu.

Abuya Busyro Karim mengakui, jika di zamannya dulu itu eranya memang politik ketokohan dan biasanya yang nyalon pemimpin itu para tokoh - tokoh dan memang yang didukung oleh masyarakat banyak.

"Jadi akhirnya saya menjadi Ketua DPRD dan semacamnya.

Itu karena memang eranya pada saat itu adalah politik idiologi ketokohan, itu dulu kita menyatu," tuturnya.

Mantan Ketua DPC PKB ini mengatakan, ketika sistem politik saat ini sudah berbeda, misalnya suara terbanyak sekarang.

"Kalau dulu kan untuk menjadi Legislatif itu langsung kami yang menunjuk Ketua PKB, Ketua Dewan Syuro dan lainnya.

Siapa yang nomor 1, 2, 3, itu hasil dari rapat interen, kalau sekarang meskipun nomer 1 itu akan sulit ketika masih modelnya memakai ketokohan.

Karena memang masyarakat sudah berbeda, bergeser, politik masyarakat sudah pragmatis," paparnya.

Maka jika politik saat ini tetap memakai model ketokohan, kata Abuya Busyro Karim, itu tidak lagi cukup hanya dengan menonjolkan ketokohan untuk menjadi pemimpin menggantikannya sebagai pemimpin Sumenep.

"Tapi harus beralih menjadi politik geriliya, siapapun yang bisa bergerilya kepada masyarakat itu nampaknya bisa diterima oleh masyarakat.

Ini yang harus diantisipasi oleh PKB seperti sekarang misalnya ketika mau mencari calon yang dari PKB itu tidak boleh hanya mengandalkan ketokohan.

Tapi harus mau turun bersusah payah dan harus bergerilya dari satu tempat ke tempat lain," jelasnya.

"Saya kira itu baru menjawab tantangan yang akan datang," tambahnya.

Ditanya sosok calon penggantinya pada Pilkada Sumenep 2020, Abuya Busyro Karim mengatakan, jika pihaknya tidak ingin mendahului keputusan dari PKB.

"Biarkan saja PKB  nanti yang menetapkan, dan era ini harus ditanggapi oleh PKB, bahwasanya PKB tidak lagi hanya mencalonkan karena ketokohan.

Sekarang ini teorinya saya lihat ada dana, dan ditambah dengan jaringan itu sama dengan kekuasaan.

Dan Orang yang memiliki jaringan yang kuat dan ditambah dengan dana yang kuat, insyaalah itu mempunyai kekuasaan," kata Abuya Busyro Karim.

"Jangan bermimpi, salah satunya cuman yang ada dan terus mau menjadi saya kira ini sulit.

Jadi harus jaringan dan di tambah dana, itu sama dengan kekuasaan.

Itu yang harus dipikirkan oleh PKB, saya kira apa yang sudah dilakukan beberapa tahun ini masih punya pasangan di relevan untuk dilanjutkan  program - program yang ada.

Karena bagaimanapun juga ini program yang sudah berjalan tahun ini sudah hasil evaluasi dari program program yang lalu. Ini yang pertama," tegas Abuya Busyro Karim.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua DPC PKB Sumenep, KH Imam Hayim menyampaikan, bahwa kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada Sumenep 2020 yang akan diusung PKB tidak harus dari Kiai.

Menurut KH Imam Hasyim, calon pemimpin yang cocok dengan PKB harus yang benar - benar sepemikiran dengan kiai dan ulama.

"Karena Kabupaten Sumenep ini berbasis pesantren," tegaa Imam Hasyim pada TribunMadura.com.

Saat ini, kata Imam Hasyim, PKB masih melakukan survei terkait siapa calon dan kandidat yang paling khas dan kuat untuk diusung maju Pilkada Sumenep 2020.

"Sampai saat ini masih belum rampung yang kami terjunkan ke bawah.

Nanti kalau itu sudah selesai kami akan presentasikan dan insyaallah dalam waktu dekat ini, awal November sudah kelihatan siapa kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati di kabupaten sumenep dari PKB," paparnya.

Ditanya yakin dan tidak jika yang akan memimpin sumenep tetap PKB di Pilkada Sumenep 2020, Imam Hasyim dengan diplomatis menjawab, bajwa dalam Pileg 2029 di Sumenep PKB pemenang suara terbanyak.

"Dan kami pasti mengusung kandidat dari PKB, maka kami harus optimis menang," tegasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved