Autopsi Sulli Rampung, Mantan Member f(x) Disebut Tak Cantumkan 'Komentar Jahat' Alasan Bunuh Diri

Kala itu, Sulli dilaporkan sedang menjalin asmara dengan seorang member Dynamic Duo, Choiza.

Namun, hubungan asmara Sulli dan Choiza hanya seumur jagung.

Pada awal tahun 2014, Sulli memulai kembali aktingnya dengan membintangi film berjudul Pirates dan Fashion King.

Lalu, pada August 2015, Sulli memutuskan untuk hengkang dari keanggotaan f(x).

Pada pertengahan tahun 2017 lalu, Sulli kembali menghebohkan publik Korea Selatan.

Kali ini, Sulli membuat gempar lantaran membintangi drama Kim Soo Hyu  berjudul 'Real'.

Bukan hanya itu, dalam drama tersebut, Sulli memerankan sebuah scene dewasa.

Dalam wawancaranya, Sulli mengaku tidak memainkan peran pengganti saat adegan telanjang.

• Tinggalkan SM Entertainment setelah 10 Tahun Berkarier, Luna f(x) Gabung Agensi Humap Content

• Sulli Ungkap Kesuksesan Lolos Trainee SM Entertainment, Sebut Bos Agensi Tetap Terima Tanpa Audisi

Asosiasi Manajemen Hiburan Korea (CEMA) memberikan sikap terkait kasus bunuh diri artis dan penyanyi Sulli, belum lama ini.

Berangkat dari kasus yang dialami Sulli, CEMA berencana untuk mengambil tindakan keras untuk memberantas kekerasan melalui media online.

Hal itu dilakukan agar kasus Sulli, yang diduga bunuh diri karena mengalami depresi, tidak lagi terulang pada artis-artis Korea Selatan lainnya.

"Kami mengungkapkan sikap kami di bawah ini sehubungan dengan rencana kami untuk mencegah artis budaya pop dari terluka," kata perwakilan CEMA dilansir TribunMadura.com dari Soompi, Rabu (16/10/2019).

CEMA dengan tegas menunjukan upaya perlindungan para artis dan karyawan yang bekerja di bidang hiburan.

• 7 Tahun Berkarier dalam Dunia Hiburan, Baekhyun EXO Mendadak Rasakan Perut Mulas Tampil di Panggung

• Chanyeol EXO Ungkap Pelajaran Berharga yang Didapatkan setelah 7 Tahun Debut Jadi Member Boy Group

Mereka menilai, para pelaku dunia hiburan, khususnya artis, dapat terluka dengan adanya kekerasan dan komentar jahat melalui media online.

"Serangan verbal anonim dan desas-desus jahat terus meningkat hingga menjadi masalah sosial yang serius," lanjut dia.