Berita Surabaya
Pekerja Sablon Dibekuk Polsek Wonokromo di Rumahnya, Sempat Marah dan Ucapkan Sumpah Saat Ditangkap
Tim Anti Bandit Polsek Wonokromo menangkap karyawan sablon di sebuah industri konveksi di Kota Surabaya.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Tim Anti Bandit Polsek Wonokromo menangkap karyawan sablon di sebuah industri konveksi di Kota Surabaya
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Agus Imam Supriadi (49), dibekuk Tim Anti Bandit Polsek Wonokromo, Sabtu (25/10/2019) dini hari.
Pria asal Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya ini ditangkap karena memiliki kebiasaan aneh, yaitu mengonsumsi sabu.
Tim Anti Bandit Polsek Wonokromo saat itu meringkusnya di rumahnya.
• Mantan Kades di Sumenep Dilaporkan Warganya ke Kejaksaan, Diduga Lakukan Penyelewengan Raskin
Pelaku tampak marah hingga mengucapkan sumpah serapah ke anggota Tim Anti Bandit Polsek Wonokromo.
Setelah mengetahui jika segerombolan pria itu tak lain adalah polisi, pelaku tampak lemas.
Kanit Reskrim Polsek Wonokroko, Ipda Ari Pranoto mengatakan, personelnyamembekuk pelaku di rumahnya, Jalan Kedung anyar, Kecamatan Sawahan.
Saat digeledah, pelaku menyimpan dua poket sabu seberat 0.59 gram dan 0.35 gram.
"Kami ringkus di alamat itu, dan dapati 2 poket sabu-sabu," kata Ipda Ari Pranoto, Senin (4/11/2019).
• Dua Mahasiswa UNIBA Madura Dikirim ke Nottingham University UK, Presentasi Hasil Riset Internasional
Ipda Ari Pranoto menjelaskan, pelaku memperoleh barang haram tersebut dari seorang rekan di kawasan Surabaya barat.
Melalui rekannya itu, yang kini menjadi buronan kepolisian, pelaku telah mengudap serbuk kristal yang membuat nge-fly itu kurun waktu setahun.
"Dia lama nyabu sekitar setahunan," jelasnya.
Kepada penyidik, ungkap Ipda Ari Pranoto, pelaku kerajingan sabu itu karena merasakan efek penambah stamina.
Apalagi, kata dia, pelaku diketahui bekerja sebagai karyawan sablon di sebuah industri konveksi di Kota Surabaya.
"Dia nyabu ngakunya buat nambah stamina karena dia kan kerja, dia terlanjur kecanduan itu," pungkasnya.
• Binmas Polres Pamekasan Sebut Radikalisme Tak Berkaitan dengan Agama, Beri Pembinaan ke Para Santri