Berita Tulungagung

Wanita Bersuami Terjaring Razia Bersama Teman Pria di Kamar Kos, Suaminya Diminta Datang ke Polsek

Seorang wanita bersuami terjaring razia Polsek Tulungagung di rumah kos bersama teman prianya.

Penulis: David Yohanes | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
insurancebusinessmag.com
Ilustrasi - Wanita Bersuami Terjaring Razia Bersama Teman Pria di Kamar Kos, Suaminya Diminta Datang ke Polsek 

Seorang wanita bersuami terjaring razia Polsek Tulungagung di rumah kos bersama teman prianya

TRIBUNMADURA.COM, TULUNGAGUNG - Jajaran Polsek Tulungagung melakukan razia di sejumlah rumah kos, Selasa (5/11/2019).

Di sebuah rumah kos di Kelurahan Panggungrejo dan Kelurahan Kepatihan, polisi menemukan dua pasangan bukan suami istri.

Mereka adalah KS (20), warga Desa Ngunggahan Kecamatan Bandung bersama YD (19), warga Desa Banjarsari, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar.

2 Pria Lagi Asyik Berduaan Dalam Mobil di Pinggir Jalan, Gerak-Geriknya Mengundang Kecurigaan Polisi

Motif Terungkap, Kapolres Heran Perilaku Aneh Keluarga Pria Jember Dibunuh Dicor di Kuburan Musala

Kemudian NS (37), warga Desa/Kecamatan Rejotangan bersama NK (22) warga Desa Sidorejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri.

“Masing-masing pasangan ada di dalam kamar," ujar Kapolsek Tulungagung Kota, Kompol Rudi Purwanto.

"Mereka tidak mempunyai surat nikah. Karena itu kami bawa ke Mapolsek untuk didata,” sambung dia.

Kompol Rudi Purwanto menuturkan, mereka wajib dijemput oleh keluarganya masing-masing.

Harapannya, keluarga tahu apa yang dilakukan mereka saat tidak di rumah.

Tak Punya Banyak Uang, Pedagang Gorengan dan Penjual Sayur Bobol Rumah Warga untuk Beli Sabu

Bayi Ditemukan di Mesin Cuci dan Meninggal, Terungkap Pengakuan Sang Ibu yang Membuang Bayi

Termasuk, kata Kompol Rudi Purwanto, salah satu perempuan yang ternyata sudah punya suami.

“Ada satu yang sudah punya suami, saya minta suaminya datang ke sini," tegas Kompol Rudi Purwanto.

"Semuanya harus dijemput keluarga,” tambahnya.

Kompol Rudi Purwanto mengungkapkan, razia dilakukan karena banyak aduan masyarakat terkait rumah kos yang disalahgunakan.

Janda di Surabaya Ditipu Kekasihnya Agar Jual Narkoba untuk Beli Obat, Padahal Idap Penyakit Dalam

Karangan Bunga Berjejer di Depan SDN Gentong Pasuruan, Dari Nadiem Makarim hingga Gubernur Khofifah

Selain itu, razia juga untuk menekan angka kejahatan.

Sebab, sering kali pelaku kejahatan transit sebelum beraksi di wilayah kabupaten Tulungagung.

Termasuk, kata dia, menekan ruang gerak terorisme dan peredaran narkoba.

“Kami melibatkan juga TNI bersama Seksi Trantib Kecamatan," ucap Kompol Rudi Purwanto.

"Harapannya tidak ada penyalahgunaan kamar kos,” tegas dia.

Pasangan Suami Istri Kompak Jadi Pencuri, Bergantian Jadi Eksekutor Pencurian Barang di Minimarket

Main Air di DAM Bareng Teman-Temannya, Dua Bocah SD Terpeleset dan Ditemukan Tewas Tenggelam

Kepada pemilik rumah kos dan penjaga kos, Kompol Rudi Purwanto juga memberi penekanan agar terus membarui data penghuni.

Kata Kompol Rudi Purwanto, data ini harus secara berkala dilaporkan ke RT dan RW setempat.

Selain itu jika ada penghuni yang mencurigakan juga wajib dilaporkan.

“Jangan sampai terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan di wilayah kota," ujar Kompol Rudi Purwanto.

"Karena bermula dari penyalahgunaan kamar kos,” pungkas dia. (David Yohanes)

Daftar Kereta Api yang Terlambat Berangkat Setelah Insiden KA Wijayakusuma Anjlok di Stasiun Barat

KA Wijayakusuma Anjlok di Stasiun Barat, Pemberangkatan Sejumlah Kereta Api Molor dari Jadwal Awal

Kaur Kesra Desa Diam-Diam ke Rumah Wanita Bersuami

Warga Desa Dapet, Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik, tidak dapat lagi menahan kesabaran melihat kelakukan Kaur Kesra Desa Dapet, AP.

Warga setempat bahkan meminta AP dicopot dari jabatannya.

Itu setelah warga memergoki kelakuan tidak patut yang dilakukan AP di Desa Dapet.

Bukannya memberi contoh yang baik, AP malah berduaan dengan warganya sendiri, wanita bersuami, hingga dinihari.

AP dikeler warga setelah gagal kabur dari rumah L pada Kamis (17/10/2019) pukul 01.00 WIB.

Joko, seorang warga setempat menuturkan, awalnya suami L, A berangkat kerja pukul 21.45 WIB.

Saat itu, A bekerja shift malam di sebuah pabrik di Kecamatan Driyorejo. 

15 menit setelah A pergi kerja, AP datang ke rumah L.

Pada saat yang bersamaan, anak L yang masih duduk di bangku SD, sedang tidur di rumah neneknya, di samping rumahnya.

Awalnya, kedatangan AP ke rumah L disangka maling.

Karenanya, warga mendatangi rumah L untuk menangkap maling itu.

Warga memasang perangkap dengan mengunci pintu pagar rumah L dengan tali.

Ditunggu berjam-jam, ternyata pria tersebut tidak kunjung keluar dari rumah L.

Hingga berganti hari, pria itu tak kunjung keluar.

Warga memutuskan untuk melempari rumah L dengan kerikil.

Tak berselang lama, AP mengeluarkan sandalnya yang disimpan di dalam rumah L.

Saat dirasa tak ada orang, AP memutuskan melarikan diri.

"Kebetulan ketahuan tetangga yang mau buang air kecil,"kata Joko di depan Balai Desa Deket, Jumat (18/10/2019).

"Ternyata pak AP kabur langsung ditangkap," sambung dia.

AP ditangkap warga di pertigaan jalan dan langsung dibawa menuju ke rumah Pj Kepala Dusun (Kasun) Sugiharjo, bersama L.

AP dan L diarak warga ke rumah Pj Kasun dengan berjalan kaki.

Keduanya tampak menutupi wajahnya saat diarak warga setempat.

"Dua-duanya langsung mengaku, tidak membantah," kata Joko.

L hanya bisa menangis dilihat warga bersama AP hingga pukul 07.00 WIB.

A usai pulang kerja tiba di rumah tidak menyangka banyak warga berkerumun.

Bahkan saudaranya dari Dawarblandong, Mojokerto datang.

"Langsung diamankan sama keluarganya sendiri, ditenang-tenangin agar tidak emosi," tambahnya.

AP dikenal memiliki istri dan mempunyai dua orang anak.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, L dan AP memiliki hubungan 'pesial, lebih dari sekadar perangkat desa ke warga.

Sebagian kecil warga mengetahui, namun tidak kuasa dan akhirnya memuncak pada saat itu.

"Warga tidak menyangka, L selama ini dikenal baik dan pendiam," jelas dia.

"Sementara A juga merupakan sosok tidak banyak bicara dan pendiam," terangnya.

Warga menilai, perbuatan AP sudah mencoreng nama baik Desa dan tidak patut ditiru.

"Kami minta AP dicopot, kelakuannya tidak pantas," ucap Joko.

Kepala Desa Dapet, Siswadi berusaha menenangkan warga yang saat itu sedang panas saat itu.

Dia meminta warga untuk bersabar dan akan diselesaikan di balai desa.

"Sedangkan sanksi administratif jika ada hal seperti ini dikenakan denda pasir grosok," kata Siswadi.

Sementara itu, Camat Balongpanggang, Jusuf Ansyori mengaku, baru pertama kali mendapat informasi tersebut pada pagi hari ini.

Jusuf Ansyori mengungkapkan, masih menunggu hasil pertemuan tersebut terkait sanksi yang diberikan pada keduanya.

"Rencananya hari ini AP dan L dibawa ke sini (balai desa) tapi urung. Karena orangtuanya kades meninggal dunia," kata Ansyori.

Sebagian besar warga Desa Dapet meminta agar AP segera dicopot dari jabatannya.

Poster bertuliskan agar AP dicopot ditempel di depan Balai Desa Dapet.

Tidak hanya itu, di depan pintu masuk gang, juga ditempeli poster tersebut.

Sementara itu, A sudah membawa anaknya dan mengemas barang-barangnya untuk pulang Mojokerto.

"Saya hanya ingin AP dicopot dari jabatannya. Itu saja," kata A saat mendatangi Balai Desa.

Sedangkan istri AP juga pulang ke rumah orang tuanya bersama dua buah hatinya. (wil)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved