Istri Umar Patek jadi WNI
Nostalgia Kisah Cinta Napi Terorisme Umar Patek dan Istri, dari Camp Filipina Hingga Selalu Bersama
Berulang kali pria asal Jawa Tengah dengan nama asli Hisyam bin Ali Zain itu tersenyum ketika berkisah tentang cintanya dengan Ruqayyah
Penulis: M Taufik | Editor: Aqwamit Torik
Nostalgia Kisah Cinta Napi Terorisme Umar Patek dan Istri, dari Camp Filipina Hingga Selalu Bersama
TRIBUNMADURA.COM, SIDOARJO - Wajah Umar Patek terlihat sumringah.
Berulang kali pria asal Jawa Tengah dengan nama asli Hisyam bin Ali Zain itu tersenyum ketika berkisah tentang cintanya dengan Ruqayyah binti Husein Luceno atau Gina Gutierez Luceno.
Sambil terus merangkul pundak istrinya, narapidana terorisme (napiter) itu bercerita bahwa cintanya bermula dari camp Abu Bakar Assyidik di komplek camp Mujahidin Mindanao Filipina.
"Saya masuk ke camp tersebut tahun 1995.
Setelah pada 1991 di Afganistan, kemudian ke Pakistan, dan Palesina," ujar Umar Patek saat ditemui Surya ( TribunMadura.com network ) di Lapas Kelas I Surabaya di Porong Sidoarjo, Rabu (20/11/2019).

• Warga Penasaran Sudarmi Masuk Kamar Mandi Rumah Anaknya, Kaget Lihat Posisinya setelah Dobrak Pintu
• Petani di Madiun Mengamuk, Dapati Lahan Sawahnya Dipasang Tiang Listrik Milik PLN Tanpa Izin
• 6 Wanita Muda di Pamekasan Tidur Sekamar di Kos Pria saat Satpol PP Gelar Razia, Inilah yang Terjadi
Selain aktif dalam berbagai hal, di camp tersebut kala itu Umar Patek juga menjadi guru ngaji.
Sementara Ruqayyah, di sana sedang belajar agama.
"Bukan murid saya, tapi dia saat itu sekitar tahun 1998 baru masuk Islam dan sedang belajar agama di camp tersebut," beber mantan anggota Jemaah Islamiyah yang pernah menjadi orang paling dicari pemerintah Amerika Serikat, Australia, Filipina dan Indonesia karena keterlibatannya dalam berbagai aksi terorisme itu.
Tahun 1998 itu, Patek memutuskan untuk meminang Gina Gutierez Luceno.
Dia mendatangi rumah calon mertuanya, melamar dan kemudian menikah setelah mendapat restu dari orangtua Gina.
Ketika itu, disebutnya hanya Gina yang sudah masuk Islam.
Orangtua dan keluarga besarnya masih nasrani.
"Tapi kami menikah di camp, dan mereka semua hadir," urai Hisyam sambil tersenyum.
Kondisi itu membuatnya harus melakukan beberapa strategi.