Pulang Pengajian Gadis Muda Jember Alami Hal Mengenaskan usai Dua Hari Tunangan: Kerudung jadi Saksi

Pulang Pengajian Gadis Muda Jember Alami Hal Mengenaskan usai Dua Hari Tunangan: Kerudung jadi Saksi

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Thinkstock/kieferpix
ilustrasi - Pulang dari Pengajian Gadis Muda Jember ini Mengalami Hal Mengenaskan usai Dua Hari Tunangan: Kerudung jadi Saksi. 

Pulang dari Pengajian Gadis Muda Jember ini Mengalami Hal Mengenaskan usai Dua Hari Tunangan: Kerudung jadi Saksi

TRIBUNMADURA.COM - Nasib tragis dan mengenaskan terjadi pada gadis muda Jember. Baru beberapa hari menikmati masa-masa bahagia, usai bertunangan dengan pria pujaan hati, dia harus mengakhiri hidupnya.

Si gadis muda Jember yang berusia 17 tahun ini memilih gantung diri dan lenyaplah harapannya untuk membangun rumah tangga.

Ironinya, drama hidup gadis muda Jember berakhir hanya dua hari setelah dia bertunangan dengan kekasih hati.

Gadis muda Jember tersebut bernama FM. Dia warga Desa Sumber Kejayan, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember.

FM ditemukan tewas gantung di kamarnya pada Selasa (19/11/2019) dini hari.

Mayatnya ditemukan sendiri oleh ibunya yang langsung shock dan sangat terpukul dengan kepergian putri tercintanya tersebut.

Kronologi

Dari informasi yang dihimpun Surya (grup Tribunmadura.com ), peristiwa bunuh diri gadis muda Jember berinisial FM itu diketahui sang ibu saat mengecek kamar anaknya.

Hampir tengah malam, sang ibu menyuapi adik FM yang meminta makan.

Setelah menyuapi anaknya, ibu FM mengecek anaknya.

Karena malam itu, anak gadisnya tersebut baru pulang dari mengikuti pengajian.

Setelah mencari di ruang tamu tidak ada, ibu FM melihat pintu kamar FM terbuka.

Wanita itu lantas melihat ke kamar anak sulungnya tersebut.

Alangkah kaget wanita itu, saat melihat tubuh anak perempuannya sudah menggantung di bambu plafon kamar tersebut.

Tubuh FM terikat pada sebuah kain kerudung.

Wanita itu langsung memberitahu suaminya.

Ayah FM bergegas memotong kain kerudung tersebut.

Ilustrasi gantung diri
Ilustrasi gantung diri (copycruncher.com)

Tubuh FM langsung dibawa ke sebuah klinik kesehatan di Kecamatan Mayang.

Namun petugas medis klinik itu menyebutkan kalau FM sudah meninggal dunia.

Jasad FM dibawa pulang, dan kasus itu dilaporkan ke Polsek Mayang.

Polisi yang mendapatkan laporan itu, langsung mendatangi rumah FM.

Polisi memeriksa jasad FM, juga mendapatkan keterangan dari pihak klinik kesehatan.

Dari petugas medis, polisi mendapatkan laporan kalau FM si gadis muda Jember meninggal akibat gantung diri.

"Kalau meninggal karena gantung diri, tidak ada tanda penyebab lain," ujar Kanitreskrim Polsek Mayang Aipda Agus Sutikno.

Untuk motif kenapa FM bunuh diri, pihak kepolisian belum bisa memastikan hal itu.

Agus menuturkan, dua hari lalu, FM baru bertunangan.

Bahkan pada akhir pekan ini, keluarga FM akan membalas lamaran itu ke rumah sang tunangan.

"Kalau motifnya, kami belum bisa memastikan. Apakah karena putus cinta atau karena tidak mau menikah.

Korban ini baru bertunangan dua hari lalu, dan akan membalas lamaran pada Sabtu akhir pekan ini," imbuh Aipda Agus Sutikno.

Keluarga, kata Aipda Agus Sutikno, juga tidak mendapati FM bertengkar dengan tunangannya atau keluarga perihal pertunangan itu.

Keluarga melihat jika FM baik-baik saja. Namun tidak ada yang menyangka, jika FM gantung diri.

Sementara beberapa jam sebelumnya, dia masih menghadiri pengajian bersama sang tunangan. 

Ilustrasi gantung diri
Ilustrasi gantung diri (Kompas.com)

Nasib Mengenaskan Pria Blitar

Peristiwa bunuh diri yang mengenaskan juga terjadi di Blitar.

Korban adalah Isnan (58), bapak satu anak dengan satu cucu itu ditemukan tewas pada Senin (11/11/2019).

Warga Dusun Sumberjo, Desa Jabung, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar ini diduga bunuh diri dengan memegang strum listrik.

Isnan juga diduga menyayat tubuhnya dengan silet karena ditemukan luka sayat pada lengan dan mukanya.

Pasalnya, saat ditemukan, tangan kiri Isnan masih memegang kabel, yang menyambung jaringan listrik, dan tangan kanannya juga masih memegang silet.

Selain bukti itu, ada bukti lain yang memperkuat korban kalau bunuh diri.

Yakni, ditemukan tulisan tangan di dekat mayat korban.

Tulisan tersebut ditemukan di kamar tidur, tepatnya tembok kamar korban.

Dalam tulisan berbahasa jawa itu, tersurat untuk istri korban.

"Bu, aku kalau mati kuburen di depan rumah di bawah pohon jeruk."

Tulisan tersebut dibuat Isnan menggunakan spidol.

Spidol tersebut ditemukan di dekat mayat korban, yang tergeletak di bawah samping tempat tidur.

Kasat Reskrim Polres Blitar AKP Shodiq Efendi mengatakan, mayat Isman ditemukan pertama kali oleh istrinya sendiri, Tatik (50).

Saat itu Tatik baru saja pulang mengantarkan cucunya sekolah di TK Babadan, Kecamatan Wlingi, Senin pagi.

Awalnya Tatik curiga karena semua pintu rumahnya terbuka atau tak seperti biasanya.

Oleh istrinya, korban dicari karena biasanya berada di depan rumah.

Namun, saat itu Tatik tak menemukannya.

Dan, yang aneh, Tatik malah menemukan ponsel di ruang tamu dalam kondisi pecah berantakan atau seperti bekas dibanting.

"Istrinya mulai curiga, sehingga akan mencari korban ke kamar tidurnya karena pintu kamarnya tertutup. Begitu akan dibuka, pintu itu terkunci dari dalam," ujar Shodiq.

Tak bisa membuka pintu kamarnya, Tatik akhirnya mendobrak jendela kamarnya.

Meski tak bisa masuk, namun ia melihat suaminya tergeletak di lantai dengan kondisi banyak darah di baju, lengan dan wajahnya.

"Seketika itu, istrinya menjerit dan warga berdatangan. Akhirnya, pintunya dicongkel dan warga bisa masuk ke dalam kamar," papar Shodiq.

Begitu warga ramai-ramai masuk ke dalam kamar, ternyata korban sudah tiada atau diperkirakan sekitar 30 menit meninggal dunia.

Kejanggalannya, korban ditemukan seperti orang bunuh diri.

Namun, belum diketahui apa motifnya.

"Kami masih menyelidikinya. Apakah itu sudah dipersiapkan atau bukan. Kabel yang dipakai menyetrum dirinya, hingga tangannya gosong itu. Kabel olor yang biasa berada di televisi," papar Shodiq.

Kepala Dusun (Kasun) Sumberj, Ali mengatakan, Isnan dikabarkan sempat bertengkar dengan istrinya tiga hari lalu.

"Kami tak tahu masalah yang sebenarnya. Namun, sebelum korban ditemukan meninggal dunia, kabarnya sekitar tiga hari lalu habis bertengkar dengan istrinya," ujar Ali ditemui di kamar mayat di RSUD Ngudi Waluya.

Memang, sejak istrinya, Tatik, pulang dari Singapura sebagai TKW sekitar tujuh bulan lalu, rumah tangga korban sepertinya ada masalah.

Sebab, kadang-kadang mereka terdengaar bertengkar.

Kabarnya hal itu dipicu karena korban belum dapat pekerjaan.

"Kalau soal masalah detailnya, ya tak ada yang tahu, kecuali istrinya," jelas Ali.

Ali hanya mengetahui istri Isnan sudah lama atau sekitar 15 tahun bekerja sebagai TKW di Singapura.

Namun entah apa yang terjadi, rumah tangga Isnan dan istri beberapa waktu belakangan diwarnai cekcok. (Sri Wahyunik/Imam Taufiq)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved