Cerita Sebenarnya Video Viral Siswa SMK Bekasi Dibully dan Tangan Disetrum: Guru Menjadi Saksi
begini cerita sebenarnya video viral di media sosial siswa SMK Bekasi dibully dan tangan disetrum: sang guru menjadi saksi
Penulis: Ignatia Andra | Editor: Mujib Anwar
Cerita Sebenarnya Video Viral Siswa SMK Bekasi Dibully dan Tangan Disetrum: Guru ikut menjadi Saksi
TRIBUNMADURA.COM - Seorang siswa SMK di Bekasi terekam sedang dipelonco oleh rekan-rekannya.
Video viral tersebut dengan cepat menyebar di jagat maya dan kembali menjadi viral di media sosial beberapa waktu lalu.
Begini cerita sebenarnya video viral di media sosial siswa SMK Bekasi dibully dan tangan disetrum, dimana sang guru juga menjadi saksi .
Berawal dari postingan akun Instagram @omah_lambe yang memposting video perpeloncoan itu Jumat (7/2/2020).
Di dalam unggahan Instagram tersebut di caption ditulis keterangan soal pembullyan.
• Ramalan Zodiak Sabtu 8 Februari 2020 : Leo Pusatkan Usaha, Pisces Kemajuan Karir dan Taurus Tergugah
• Ramalan Shio Sabtu 8 Febuari 2020 : Shio Naga Kesabaran Diuji, Shio Anjing Hal Kecil bisa Memuaskan
"lagi dan lagi shay
.
di duga bullying terjadi lagi
kali ini menimpa siswa salah satu STM di bekasi selatan
.
jadi ceritanya korban lakuin kesalahan kecil pas praktek
dan di hukum suruh pegang kabel pengapian sepeda motor trs di stater
ya pasti kesetrum lah
.
kaya gini laporin aja yess" bunyi caption akun IG @omah_lambe, (8/2/2020).
Di video itu awalnya tampak seorang siswa dan teman-temannya yang mengenakan baju praktek.
Mereka berada di sebuah ruangan, seorang siswa kemudian berada di bawah kaki teman-temannya dan sedang memegangi kabel.
Siswa itu memegang kabeli perapian busi motor dengan takut-takut.

Teman di sekelilingnya pun menjambak, menendang, dan menyuruhnya memegang kabel perapian itu.
"pegang aja tidak nyetrum, tidak sakit udah pegang aja!" teriak seorang rekannya.
Sementara siswa yang menjadi korban terus diam dan menolak memegang busi itu.
Pada akhirnya, terkuak fakta-fakta sebenarnya yang terjadi dalam video viral itu.
Video yang sempat viral itu akhirnya langsung diusut oleh pihak kepolisian.

Namun, polisi menganggap dan menyebut kondisi di video itu sebagai candaan, bukan bullying.
Kanit Babinkhabtibnas Bekasi Selatan, AKP Puji Astuti membenarkan hal itu terjadi di SMK Bisnis dan Teknologi Bekasi.
Namun, ia membantah jika hal yang dilakukan dalam video itu adalah bullying.
Dikutip dari Kompas.com, sekolah juga memberikan klarifikasi terkait hal ini.
"Menurut sekolahnya tidak ada penyiksaan dan ending-nya juga videonya itu ketawa-ketawa ya.
Disitu juga diawasi oleh guru jadi tidak ada korban bullying," ucap Puji di Bekasi, Jumat (7/2/2020), seperti dikutip dari Kompas.com.
Hal itu diungkapkan Puji setelah meminta klarifikasi dari pihak sekolah terkait video viral itu.
• Cinta Mati, 16 Tahun Suami Tidur dengan Mayat Istrinya yang Meninggal, Keluarga dan Polisi Menyerah
• Bekerja NonStop untuk Temukan Obat Virus Corona, Dokter dan Pejabat RS ini Kondisinya Memprihatinkan
Kronologi
Puji juga menjelaskan kronologi kejadian yang terekam dalam video yang terlanjur viral itu.
Siswa yang dianggap dibully itu berinisial MA, siswa SMK Bisnis dan Teknologi Bekasi.
Awalnya guru kelas dari MA memberikan pertanyaan kepada anak-anak muridnya.
"Guru kelasnya menantang jika anak-anak murid yang tidak bisa menjawab pertanyaannya itu harus memegang busi motor sambil distater," kata dia.
Kebetulan kala itu MA tidak bisa menjawab pertanyaan gurunya hingga akhirnya harus dihukum.
Tidak hanya MA, siswa lain yang tak bisa jawab pertanyaan gurunya pun langsung melakukan yang sama.
Puji mengatakan, hukuman yang diberikan kepada anak muridnya tidak bahaya.
Sebab, sebagai seorang siswa otomotif seharusnya terbiasa dengan memegang kabel busi.
"Tidak, tingkat bahaya tidak tinggi karena itu kabel pengapian busi supaya dia terbiasa, tidak ada perpeloncoan. Liat ending-nya mereka ketawa," ujar dia.
Dia mengatakan kasus ini akan diselesaikannya secara mediasi.
Ia pun mengatakan, mediasi itu dilakukan pada Sabtu (8/2/2020) ini di sekolah.
"Besok kami bina dari pihak sekolah. Tapi kami tidak mencari kesalahannya loh ya, tapi mereka harus paham tentang batasan-batasan tindakan bully seperti itu di perbolehkan ataupun tidak," ucap dia. (Cynthia Lova)
Artikel diolah kembali dari Kompas.com
