Pedofilia Pasuruan Ditangkap Polisi
Kehidupan Pelaku Cabul Sejenis Bergaya Seperti Perempuan Sejak SD, Ada Trauma dan Masa Lalu Kelam
Kehidupan Pelaku Cabul Sejenis Bergaya Seperti Perempuan Sejak SD, Ada Trauma dan Masa Lalu Kelam
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM, PASURUAN - Mustofa alias Musdalifa, warga Dusun Kenayan, Desa Sumberagung, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan menculik, menyekap hingga melakukan aksi pencabulan terhadap soreng remaja berinisial STN.
Remaja yang kini berstatus sebagai korban rupanya masih duduk di bangku SMA.
Mustofa alias Musdalifa bahkan tertawa ceria saat difoto dan direkam oleh media yang hadir dalam jumpa pers di Mapolres Pasuruan, Selasa (17/3/2020) siang.
Mustofa alias Musdalifa tetap percaya diri.
Sepintas, memang gaya dan pembawaannya mirip perempuan, centil dan kemayu sekali.
Mustofa alias Musdalifa mengaku, pernah menjadi korban pencabulan.
Mustofa alias Musdalifa menyebut, perlakukan pelecehan seksual itu pernah dialaminya di waktu masa kecilnya.
• Bangkalan Masih Aman dari Virus Corona, Masjid Agung Tetap Ramai dan Pemohon SIM Tidak Berkurang
• Antisipasi Virus Corona, Koramil Larangan Pamekasan Bagikan Masker Gratis ke Pondok Pesantren
• Pembebasan Lahan Tahap Kedua Hampir Rampung, Pembangunan Stadion Baru di Sampang Mulai 2021

"Saya tidak dendam meski saya pernah dicabuli seorang laki - laki, cuma memang gimana ya, saya tidak suka sama perempuan, saya lebih suka laki - laki," kata pria yang berusia 47 tahun ini.
Mustofa alias Musdalifa menceritakan, saat itu, dirinya masih duduk di bangku kelas 4 SD.
Mustofa alias Musdalifa mengaji di sebuah rumah ustaz yang dipercaya orang tuanya.
Saat itu, orang tuanya menginginkan dirinya menjadi anak yang Sholeh.
"Saya dicabuli disana, ya itu saya trauma. Saya takut bercerita ke orang tua, saya redam sendiri saja. Sekarang mungkin dia (pelaku) sudah menikah dan punya anak," tambah dia.
Sejak saat itulah, rasa menyukai dan mencintai perempuan perlahan sirna.
Mustofa alias Musdalifa mulai menyukai laki - laki.
Tak tanggung-tanggung, Mustofa alias Musdalifa mulai menyukai busana perempuan.
Bahkan, Mustofa alias Musdalifa secara perlahan memulai mengenakan baju perempuan.
"Saya pernah dihajar sama orang tua saya karena suka dan sering memakai baju perempuan. Saya dimarahi habis - habisan sama bapak saya. Saat kecil, saya tidak bisa berontak dan patuh terhadap orang tua," jelasnya.
Akan tetapi, Mustofa alias Musdalifa menyebut, lulus SMA, ia pun memberanikan diri untuk berontak. Ia lepas dari orang tuanya. Ia kabur dan hidup di Jakarta.
Di sanalah, Mustofa alias Musdalifa merasa kehidupan yang sesungguhnya dimulai.
• Pesan Tim Pelatih Arema FC untuk Para Pemain yang Diliburkan di Tengah Wabah Corona
• Vanessa Angel Ditangkap di Rumah Barunya, Polisi Temukan 20 Butir Psikotropika
• Sikapi Virus Corona, Pemkab Sumenep Anggarkan Dana Rp 2,5 Miliar

"Di Jakarta saya setiap hari pakai baju perempuan. Di Jakarta pula, saya mulai melacurkan diri saya. Saya menjajakan diri saya di sebuah tempat prostitusi. Saya sedikit lupa, karena sudah lama tahun 1987 dulu," jelas dia.
Sepulang dari Jakarta, Mustofa alias Musdalifa mengaku, dirinya sudah mulai berubah. Ia merasa dirinya bukan seorang laki - laki tapi perempuan. Ia lantas menjalani kehidupannya sebagai laki - laki yang kewanitaan.
Bahkan, Mustofa alias Musdalifa pun memilih untuk tidak menikah. Sebab, ia tidak memiliki rasa cinta terhadap perempuan atau wanita yang mendekatinya.
"Saya lebih suka laki - laki, saya juga sering minta taubat, dan sudah berdoa, tapi tetap masih suka laki - laki," papar dia.