Antisipasi Virus Corona di Jawa Timur
Tujuh Berita Palsu Tentang Virus Corona Beredar di Media Sosial, Polda Jatim Buru Para Pelaku
Sebanyak tujuh berita dan informasi hoax atau bohong yang beredar di media sosial di tengah merebaknya wabah penyebaran virus corona.
Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Sebanyak tujuh berita dan informasi hoax atau bohong yang beredar di media sosial di tengah merebaknya wabah penyebaran virus corona
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Tim Cyber Crime Polda Jatim melakukan pemberantasan berita dan informasi hoax atau bohong yang beredar di media sosial.
Sejumlah berita dan informasi palsu banyak beredar di media sosial, seiring dengan merebaknya wabah penyebaran virus corona.
Hingga kini, Tim Cyber Crime Polda Jatim telah menangani 7 kasus penyebaran berita palsu di media sosial.
• Pemkab Bangkalan Janji Permudah Perizinan Investor, Gandeng Polisi Agar Tembak Mati Begal Meresahkan
• Warga Jawa Timur Diperbolehkan Salat Jumat Berjemaah di Masjid di Tengah Virus Corona dengan Syarat
• Cegah Penyebaran Virus Corona, Stasiun Malang hingga Balai Kota Malang Disemprot Disinfektan
Kasubdit V Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jatim, AKBP Catur Cahyono Wibowo mengatakan, penyebar berita hoaks itu berasal dari Surabaya, Blitar, Bondowoso, dan Pamekasan.
"Kami temukan lagi 1 kasus penyebaran berita hoax. Nanti akan kami tindak lanjuti," katanya, Kamis (19/3/2020).
Dia menilai, maraknya penyebaran berita hoax itu terjadi karena kurangnya literasi digital pada masyarakat.
Dia pun berharap agar masyarakat tak serampangan menyebar berita yang belum tentu benar.
Sebab, berita hoax utamanya tentang virus corona bisa membuat panik dan resah masyarakat.
"Penyebar hoax ada yang ibu rumah tangga, adapula bapak-bapak juga ada," kata AKBP Catur Cahyono Wibowo.
• Jawa Timur Siap Lakukan Rapid Test Massal Virus Corona, Tunggu Alat Penguji Sampel Darah dari Pusat
"Rata-rata usianya 27 tahun ke atas. Mereka menyebar berita hoax di Facebook, Instagram dan WhatsApp," sambung dia.
"Saya berharap agar masyarakat tidak membagikan berita yang belum tentu kebenarannya karena itu bisa memicu kegaduhan," lanjutnya.
AKBP Catur Cahyono Wibowo menjelaskan, mekanisme patroli cyber yang dilakukan timnya untuk menemukan penyebar hoax.
Patroli dilakukan di seluruh media sosial. Apabila ditemukan penyebaran berita hoax, pihaknya akan melakukan identifikasi pengunggah atau akun tersebut. Kemudian, pihaknya profiling atau penggalian data.
"Setelah teridentifikasi kami akan datangi dan meminta keterangan pengunduh tersebut, sejauh mana mereka melakukan penyebaran hoax," ungkap dia.
• Bupati Sampang Pastikan Tak Ada Warganya Terjangkit Virus Corona, Bentuk Satgas Pencegahan