Virus Corona di Indonesia
Klorokuin Bukan Obat untuk Cegah Corona, Tapi Obat Keras untuk Peyembuhan, Begini Efek Sampingnya
Klorokuin Bukan Obat untuk Cegah Corona, Tapi Obat Keras untuk Peyembuhan, Begini Efek Sampingnya
Tidak Boleh Dikonsumsi Sembarangan
Masyarakat juga perlu tahu bahwa obat ini adalah obat keras yang tidak boleh dikonsumsi tanpa resep dokter.
"Harus pakai resep dokter!," tegas dr Nafrialdi.
Dituturkan oleh dr Nafrialdi, obat ini bisa menimbulkan berbagai efek samping, mulai dari mual, gangguan pengelihatan, gangguan pendengaran, hingga gangguan irama jantung.
Klorokuin, seperti obat-obatan lainnya, juga bisa mematikan bila dikonsumsi pada dosis ekstrem.
"Masalahnya kalau (Klorokuin) digunakan oleh orang yang tidak punya pengetahuan atau kewenangan, (orang tersebut) hanya akan mengumpulkan efek samping," ujar dr Nafrialdi.
(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)
Informasi sebelumnya diberitakan, virus corona semakin meluas hingga hari Minggu (2/3/2020).
Hal itu terbukti dari data John Hopkins University yang menunjukkan bahwa ada 304.528 kasus terinfeksi, 12.973 orang meninggal dunia, dan 91.676 orang sembuh.
Data sehari sebelumnya, 271.629 kasus, 11.282 orang meninggal dunia, dan 87.403 orang sembuh.
China masih mencatatkan kasus tertinggi, yaitu 81.305 kasus.
Kabar baiknya adalah obat generik favipiravir dengan merek Avigan dinyatakan efektif mengobati pasien dengan penyakit Covid-19.
Namun, obat ini rupanya memiliki serangkaian efek samping yang tidak semudah itu diaplikasikan kepada penderita Covid-19.
Padahal pemerintah juga telah memesan 2 juta butir obat dari Jepang.
"Obat ini sudah dicoba oleh satu, dua dan tiga negara dan memberikan kesembuhan," kata Presiden Jokowi dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (20/3/2020).