Virus Corona di Indonesia
Klorokuin Bukan Obat untuk Cegah Corona, Tapi Obat Keras untuk Peyembuhan, Begini Efek Sampingnya
Klorokuin Bukan Obat untuk Cegah Corona, Tapi Obat Keras untuk Peyembuhan, Begini Efek Sampingnya
TRIBUNMADURA.COM - Presiden Republik Indonesia sebelumnya mengumumkan telah memesan dua jenis obat untuk pasien virus corona atau Covid-19.
Kedua jenis obat yang disebutkan yakni Klorokuin dan Avigan
Sejak saat itu, banyak masyarakat yang memburu Klorokuin di apotek maupun secara online.
Mereka beranggapan bahwa meminum Klorokuin bisa mencegah infeksi virus corona.
Padahal, obat yang diketahui berasal dari ekstrak kulit batang pohon kina tersebut bukan untuk pencegahan Covid-19.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, telah menegaskan bahwa Klorokuin bukanlah obat untuk mencegah infeksi virus corona.
Oleh karenanya, masyarakat tidak perlu membeli atau menyimpan Klorokuin sendiri di rumah.
Dilansir dari Kompas.com, Pakar Farmakologi & Clinical Research Supporting Unit dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Nafrialdi, PhD, SpPD, juga angkat bicara.
Ia mengatakan masyarakat salah besar jika menggunakan Klorokuin sendiri tanpa resep dokter sebagai pencegahan virus corona.
Hal itu disampaikannya melalui wawancara Kompas.com via telepon pada Minggu (22/3/2020).
Pasalnya, Klorokuin bukanlah obat untuk cegah virus corona, melainkan obat untuk penderita penyakit malaria.
Klorokuin diketahui juga diresepkan untuk penderita lupus dan rheumatodi arthritis atau radang sendi.
Sebagai terapi untuk pasien Covid-19 sekalipun, obat ini juga bukan lini utama, melainkan hanya tambahan di atas terapi standar untuk pasien positif Covid-19 yang bergejala berat.
"Tapi (obat ini) disinyalir ada efeknya buat virus virus corona, meskipun belum established (ditetapkan)," ujarnya.
Meski demikian, soal efektifitas Klorokuin terhadap Covid-19, masih perlu dikumpulkan data lewat uji klinis yang membandingkan ratusan pasien Covid-19 yang diberi Klorokuin dengan yang tidak diberi.
• Mengenal Obat Flu Avigan yang Diklaim Efektif Lawan Corona, Dikembangkan Fujifilm Toyama Chemical
• Donald Trump Kirim Surat ke Kim Jong Un, Tawarkan Bantuan ke Korea Utara Kalahkan Virus Corona
• Andrea Dian Positif Terinfeksi Virus Corona, Kini Diisolasi Bersama 5 Pasien Lain
Tidak Boleh Dikonsumsi Sembarangan
Masyarakat juga perlu tahu bahwa obat ini adalah obat keras yang tidak boleh dikonsumsi tanpa resep dokter.
"Harus pakai resep dokter!," tegas dr Nafrialdi.
Dituturkan oleh dr Nafrialdi, obat ini bisa menimbulkan berbagai efek samping, mulai dari mual, gangguan pengelihatan, gangguan pendengaran, hingga gangguan irama jantung.
Klorokuin, seperti obat-obatan lainnya, juga bisa mematikan bila dikonsumsi pada dosis ekstrem.
"Masalahnya kalau (Klorokuin) digunakan oleh orang yang tidak punya pengetahuan atau kewenangan, (orang tersebut) hanya akan mengumpulkan efek samping," ujar dr Nafrialdi.
(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)
Informasi sebelumnya diberitakan, virus corona semakin meluas hingga hari Minggu (2/3/2020).
Hal itu terbukti dari data John Hopkins University yang menunjukkan bahwa ada 304.528 kasus terinfeksi, 12.973 orang meninggal dunia, dan 91.676 orang sembuh.
Data sehari sebelumnya, 271.629 kasus, 11.282 orang meninggal dunia, dan 87.403 orang sembuh.
China masih mencatatkan kasus tertinggi, yaitu 81.305 kasus.
Kabar baiknya adalah obat generik favipiravir dengan merek Avigan dinyatakan efektif mengobati pasien dengan penyakit Covid-19.
Namun, obat ini rupanya memiliki serangkaian efek samping yang tidak semudah itu diaplikasikan kepada penderita Covid-19.
Padahal pemerintah juga telah memesan 2 juta butir obat dari Jepang.
"Obat ini sudah dicoba oleh satu, dua dan tiga negara dan memberikan kesembuhan," kata Presiden Jokowi dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (20/3/2020).
Namun, Presiden Jokowi menegaskan, bahwa kedua obat ini bukanlah antivirus corona.
Sejauh ini, antivirus penyakit tersebut diketahui belum ditemukan.
"Mengenai antivirus sampai sekarang belum ditemukan, dan ini yang saya sampaikan itu tadi obat," kata Presiden Jokowi.
• 5 Pengakuan Aktor Detri Warmanto Positif Corona, Menantu Tjahjo Kumolo Akui Tak Merasakan Gejala
• Viral Foto Alcohol Swab Digunakan untuk Membersihkan Alat Makan dan Layar HP dari Virus Corona
• Bisakah Infeksi Virus Corona Menular dari Bungkus Belanja Online? Ini Penjelasan Ahli Kesehatan
Apa Itu Avigan?

Obat Avigan atau terkadang juga disebut favilavir adalah nama merk obat yang dikembangkan Toyama Chemical.
Toyama Chemical sendiri merupakan anak perusahaan dari produsen alat-alat fotografi, Fujifilm.
Dilansir dari Wikipedia, China melakukan penelitian terhadap obat Avigan ini untuk penyembuhan penyakit COVID-19 pada Februari 2020.
Kemudian pada 17 Maret 2020, pemerintah China mengklaim bahwa Avigan efektif dalam mengobati penyakit virus corona di Wuhan dan Shenzhen.
Belum Ada Klaim Resmi dari Toyama Chemical
Fujifilm Toyama Chemical tidak berkomentar soal klaim bahwa obat mereka efektif mengatasi virus corona.
Dampak dari viralnya obat tersebut, saham perusahaan itu dilaporkan menguat 14,7 persen, dan ditutup setelah berada di angka 5.207 yen.
Saham Fujifilm dikabarkan sempat berada di titik tertinggi, yakni 5.238 yen sejak klaim pemerintah China itu.
Dokter di Jepang dikabarkan menggunakan obat yang sama dalam uji klinis terhadap pasien Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang.
Melalui konsumsi favipiravir, tim medis berharap virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan itu tidak sampai berkembang di tubuh pasien.
Sumber dari kementerian kesehatan Negeri "Sakura" mengungkapkan, Avigan itu tidak efektif jika gejala yang dialami pasien sudah parah.
"Kami memberikan Avigan 70-80 pasien. Namun, tidak terlalu bekerja dengan baik ketika virusnya sudah berkembang dalam tubuh," terang dia kepada media Jepang, Mainichi Shimbun.
Profil Fujifilm Toyama Chemical

Dilansir dari Bloomberg, awal mula Fujifilm berdiri adalah sebagai perusahaan patungan antara Daiichi Seiyaku Group dan U. S. Mallinckrodt pada 5 Desember 1968.
Lalu, pada Oktober 2006, perusahaan ini 100 persen menjadi perusahaan Fujifilm Corporation.
Fujifilm Corporation sendiri merupakan perusahaan yang kini terkenal dalam memproduksi kamera mirrorless.
Dilansir dari situs resminya, perusahaan tersebut mengumumkan peluncuran Fujifilm Toyama Chemical pada Oktober 2018.
• Skenario Terburuk yang Tercipta dari Corona, Pemerintah Kaji Larangan Mudik Lebaran 2020
• Sinopsis Film Indiana Jones and The Last Crusade, Saksikan di Bioskop Trans TV Pukul 23.00 WIB
• Sinopsis Film Tom Cruise Jack Reacher: Never Go Back, Tayang Pukul 21.00 WIB di Bioskop TransTV
Perusahaan itu dibentuk melalui penggabungan Toyama Chemical dan Fujifilm RI Pharma.
Toyama Chemical bergerak di bidang penelitian, pengembangan, pembuatan, dan penjualan obat-obat molekul kecil.
Sementara Fujifilm RI Pharma bergerak di bidang penelitian, pengembangan, pembuatan, dan penjualan radiofarmasi.
Avigan sendiri sudah mulai dikembangkan oleh Toyama Chemical sebelum bergabung dengan Fujifilm, yakni pada tahun 2014.
Daftar Istilah Terkait Virus Corona, Apa Itu COVID-19, ODP, PDP, Lockdown, hingga Social Distancing
Sementara itu berbagai istilah terkait virus corona masih sering muncul di berbagai pemberitaan, seperti ODP, PDP, lockdown, hingga social distancing.
Ada baiknya untuk mengenal dan memahami istilah-istilah yang muncul dalam pemberitaan kasus-kasus virus corona.
Hal ini bisa jadi langkah antisipasi terhadap kemungkinan munculnya berita-berita hoaks.
Selain itu, pemahaman soal arti istilah-istilah tersebut akan sangat membantu dalam mengikuti perkembangan informasi soal COVID-19.
Pasalnya, penyebaran virus corona di dunia ini sangatlah cepat sehingga informasi pun diperbarui secara bertubi-tubi.
Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini istilah-istilah beserta artinya yang digunakan pihak berwenang, kalangan medis, atau media ketika membicarakan virus corona.
• Sinopsis Film Doraemon the Movie: Nobita & the Birth of Japan, Kisah Petualangan Bangun Kota Impian
• Rayuan Pemuda Probolinggo Bikin Siswi SMP Jatuh Cinta, Ngajak Berhubungan Badan, FB Jadi Pemicu
• Drama 2 Begal Sadis Surabaya Ngaku Polisi, Tendang Motor Korban & Dikerumuni Warga, Lihat Endingnya
Virus Corona atau Coronavirus
Corona adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia.
Pada manusia, beberapa coronavirus diketahui menyebabkan berbagai penyakit infeksi pernafasan.
Contoh penyakitnya adalah mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
SARS-CoV-2
SARS-CoV-2 adalah salah satu virus corona yang paling baru ditemukan dan sedang menjadi wabah saat ini.
Virus ini pertama kali diidentifikasi di Kota Wuhan, China, yang menyebabkan wabah COVID-19.
COVID-19
COVID-19 adalah nama untuk mengidentifikasi penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus yang paling baru ditemukan (SARS-CoV-2).
Nama yang diresmikan oleh WHO tersebut diambil dari kata ‘corona’, ‘virus’, dan ‘disease’.
CO: corona
VI: virus
D: disease
Sementara 19 merepresentasi tahun di mana pertama kali virus itu menyebar, 2019.

Epidemi
Epidemi adalah penyakit menular yang berjangkit dengan cepat di daerah yang luas dan menimbulkan banyak korban.
Istilah umum untuk epidemi adalah wabah.
Pandemi
Sementara pandemi adalah penyakit yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi lingkup geografi yang luas.
Boleh dikatakan, pandemi adalah epidemi dalam lingkup yang lebih luas, misalnya beberapa benua atau seluruh dunia.
ODP
ODP adalah singkatan dari Orang Dalam Pemantauan.
Dalam hal ini, ODP COVID-19 adalah orang yang mengalami gejala sebagai berikut:
- Demam (>38 derajat C) atau ada riwayat demam;
- ISPA tanpa pneumonia;
- Memiliki riwayat perjalanan ke negara yang terjangkit pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala.
PDP
PDP adalah singkatan dari Pasien Dalam Pengawasan.
Dalam hal ini, PDP COVID-19 adalah orang yang mengalami gejala sebagai berikut:
- Demam (>38 derajat C) atau ada riwayat demam;
- ISPA;
- pneumonia ringan hingga berat;
- Memiliki perjalanan ke negara yang terjangkit atau kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 dalam 14 hari terakhir.
Suspect
Suspect virus corona adalah orang atau pasien yang diduga terjangkit COVID-19.
Dalam hal ini, pasien tersebut menunjukkan gejala penyakit pernapasan akut dan diduga pernah kontak dengan pasien positif corona.
KLB
KLB adalah singkatan dari Kejadian Luar Biasa.
Status ini diterapkan untuk mengklasifikasikan penyakit yang merebak dan dapat mewabah di suatu wilayah.
Bisa dikatakan KLB adalah peringatan sebelum terjadi wabah.
Beberapa wilayah di Indonesia sudah menerapkan status KLB virus corona, yaitu Solo dan Banten.
Lockdown
Dilansir dari Cambridge, lockdown adalah sebuah situasi dimana tidak diperbolehkannya orang-orang untuk meninggalkan sebuah bangunan dan kawasan karena alasan darurat.
Istilah tersebut juga bisa diartikan sebagai karantina suatu wilayah, bisa diterapkan di tingkat kota ataupun negara tertentu yang ada dalam kondisi darurat.
Social Distancing
Dilansir dari verywellmind, social distance baru-baru ini telah dirujuk oleh Centers for Disease Control (CDC) sebagai salah satu strategi terbaik dalam mencegah penyebaran virus corona.
Social distancing adalah tindakan menjauhi kerumunan, menghindari pertemuan masal, dan menjaga jarak (sekitar 2 meter) dari orang lain.
Hal ini bertujuan mencegah orang sakit melakukan kontak dalam jarak dekat dengan orang lain untuk mengurangi peluang penularan virus.
(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)