PSBB di Malang

Format Kampung Tangguh Malang Bakal Diterapkan di Surabaya Raya, Khofifah Tinjau Kampung Cempluk

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim bersama Bupati Malang dan jajaran Forkopimda mengunjungi Kampung Tangguh di Kabupaten Malang.

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM/FATIMATUZ ZAHROH
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat meninjau lokasi kampung cempluk RW 2 Desa Kalisongo Kecamatan Dau Kabupaten Malang, Sabtu (16/5/2020). 

TRIBUNMADURA.COM, MALANG - Format kampung tangguh di Malang Raya menurut rencana akan diterapkan juga di Surabaya Raya.

Wacana ini dilontarkan Pemprov Jatim selaras dengan rencana Pangdam dan juga Polda Jatim yang tengah merancang agar konsep kampung tangguh itu diterapkan di luar Malang.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkap wacana itu saat kembali meninjau kampung tangguh di kawasan Malang Raya jelang penerapan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB.

Kampung Cempluk di RW 2 Desa Kalisongo Kecamatan Dau Kabupaten Malang menjadi titik peninjauan Khofifah Indar Parawansa, Sabtu (16/5/2020).

Pedagang Pasar Simo Janji Patuhi Protokol Kesehatan Pencegahan Covid-19: Relakan Kami Mencari Nafkah

Setelah Tutup 14 Hari, Pasar Kupang Gunung Surabaya Kembali Buka Mulai Minggu 17 Mei 2020

Pemkot Malang Siapkan 18.000 Rapid Test Selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Malang Raya

Bersama dengan Bupati Malang Sanusi, Rektor Universitas Brawijaya, Dandim dan juga Danrem, Khofifah Indar Parawansa meninjau kampung yang memiliki gerakan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB kampung bahkan sebelum PSBB diterapkan oleh pemerintah.

Dengan menggagas PSBB Kampung, kampung Cempluk secara ketat menerapkan sejumlah SOP untuk mobilitas dan aktivitas warga kampung di tengah pandemi Covid-19.

Mereka memiliki SOP keluar masuk kampung, SOP evakuasi jenazah warga yang terinfeksi Covid-19, SOP untuk memulasarakan jenazah, lumbung pangan yang menjadi suplai bahan makanan bagi warga terdampak, dan juga SOP keamanan kampung.

Rekayasa PSBB Kampung ini dilakukan guna memproteksi 400 KK warga di Kampung Cempluk demi perlindungan warga dari wabah Covid-19.

“Kampung ini memiliki inovasi yang detail untuk memproteksi kampungnya di tengah pandemi Covid-19. Maka saya ke sini untuk mendapatkan detail plan dari kampung ini untuk bisa direplikasi di titik-titik yang lain,” kata Khofifah Indar Parawansa.

Kampung Cempluk yang ada di kawasan pengembangan Universitas Brawijaya ini mendapatkan pemanduan dari kampus untuk bisa membangun kampung yang tangguh saat bencana non alam Covid-19 terjadi.

Bahkan di kampung ini juga memiliki SOP untuk memberikan penanganan pada ibu-ibu yang membutuhkan penyaluran unek-unek melalui Pojok Curhat.

Di sana, warga kampung yang curhat akan mendapatkan layanan penyuluhan dari psikolog Universitas Brawijaya.

“Yang dilakukan kampung Cempluk ini sangat komprehensif. Apalagi ada Pojok Curhat. Sesuai prediksi WHO, setelah pandemi ini akan potensi terjadi KDRT dan juga kekerasan pada anak, maka adanya pojok curhat ini akan mengurangi potensi terjadinya kejadian tersebut,” tegas Khofifah Indar Parawansa.

Ia ingin agar format yang dilakukan oleh Kampung Cempluk diduplikasi oleh kampung-kampung yang lain di Jawa Timur.

Bukan hanya yang menerapkan PSBB tapi juga kampung lain selama pandemi Covid-19 ini.

Sementara itu Ketua Satgas Covid-19 RW 2 Heru Iswanto mengatakan bahwa PSBB Kampung di Kampung Tangguh Cempluk ini sudah digelar sejak 19 April 2020 lalu.

Cara Mudah Mengecek Data Penerima Bantuan Sosial Melalui Online dan Aplikasi, Simak Langkahnya

Jadwal Acara TV Trans TV GTV RCTI SCTV Trans 7 Net TV Hari Ini Minggu 17 Mei 2020, Ada Film Titanic

Pria Surabaya Nekat Gondol 2 Tabung Gas di Menganti Gresik, Tertangkap di Check Point Covid-19

Pihaknya dengan warga sepakat untuk memberlakukan pembatasan untuk mencegah adanya warga yang tertular Covid-19.

“Kami juga memiliki gedung untuk karantina mandiri. Kebetulan di sini ada SD yang sedang libur kegiatan belajar mengajarnya maka kami gunakan untuk ruang observasi,” ucap Heru Iswanto.

Sebelumnya sempat ada warganya yang pulang dari bekerja di Australia dan harus diobersvasi selama 14 hari demi mencegah adanya penularan virus corona.

Selain itu dalam menjaga kampung juga diberlakukan jam malam. Setiap warga yang akan keluar masuk dicek sesuai protokol kesehatan sealam pandemi.

Bahkan jika ada paket pengiriman barang juga dilakukan pengecekan dan disemprot desinfektan.

“Kami juga sudah memasang CCTV di setiap RT untuk bisa melakukan pemantauan,” pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved