Virus Corona di Surabaya
Pasien Virus Corona RSUD Dr Soetomo Ngamuk, Aniaya Pasien Lain di Ruang Isolasi Diduga Karena Stres
Seorang pasien Covid-19 di RSUD Dr Soetomo Surabaya mengamuk hingga menganiaya pasien virus corona lainnya.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - RSUD Dr Soetomo Surabaya menyatakan jika pasien virus corona yang diduga juga mengalami gangguan jiwa telah dipindahkan ke ruang lain.
Sebelumnya, pasien virus corona itu dikabarkan telah menganiaya seorang pasien lain di dalam sebuah ruang perawatan.
"Sudah dipindahkan di ruangan Gladiol lantai 2 sekira jam 00.30 WIB," kata Humas RSUD Dr Soetomo, Pesta Parulian Manurung saat dihubungi, Jumat (22/5/2020).
• Pasien Covid-19 di Surabaya Diduga Jadi Korban Penganiayaan Sesama Pasien di Ruangan Rumah Sakit
• Polda Jatim Sebut Video Viral Habib Umar Abdullah Assegaf dan Satpol PP Didompleng Pihak Ketiga
• Puluhan Jemaah Salat Jumat di Masjid Jamik Sumenep Dirapid Test, Ketua Takmir Akui Tersinggung
Pesta Parulian Manurung mengatakan, di ruang Gladiol, pasien tersebut kini tak lagi bergabung dengan kelompok pasien lain yang juga menjalani isolasi Covid-19.
Tetapi, pasien itu akan menjalani masa isolasi sendirian.
"Iya sendirian. Sendirian sampai kami nanti bisa mendapatkan satu rekomendasi dari dokter psikiaternya," ucapnya.
Disinggung soal motif adanya penganiayaan, ia menyebut jika pasien itu mengamuk hingga bertindak brutal karena diduga terlalu jenuh saat menjalani isolasi.
Menurut Pesta, kejenuhan itu muncul sebab pihak keluarga yang bersangkutan kurang memperhatikan selama pasien tersebut selama berada di rumah sakit.
"Jadi setiap pasien yang menjalani isolasi mempunyai tingkat stres berbeda-beda," kata dia.
• Spoiler Episode Spesial Drama Korea The World of the Married, Ada Pengakuan Pemeran di Balik Layar
• Babak Baru Kasus Pria Berjubah Putih dan Anggota Satpol PP, Polda Jatim Jembatani Upaya Mediasi
"Itu bisa karena mereka sedang jauh keluarga. Nah masuing-masing pasien punya daya tahan berbeda-beda pula," lanjut dia.
"Timbul lah mis komunikasi antara pasien tersebut dengan pasien lainnya yang juga mempunyai privasi hingga terjadi pemukulan," jelasnya.
"Mungkin dia juga tidak melihat satu peran dari keluarga sehingga dia lebih tertekan kalau pasien lain kan ada yg nganter makanan," imbuh dia.
Sementara itu, satu keluarga pasien Covid-19 yang melaporkan insiden pemukulan itu, DP membenarkan jika keadaan ayahnya sekarang sudah aman.
"Sudah aman, karena pasien yang mukuli ayah saya sudah dipindah di ruang Gladiol Lantai 2," tutupnya.
• Beredar Kabar Jika Akses Jembatan Suramadu Ditutup Jelang Idul Fitri, Polisi: Itu Kabar Hoaks
• Ending Drama Korea The World of the Married, Yeo Da Kyung Didekati Pria Tampan setelah Cerai
Berita sebelumnya, keluarga pasien Covid-19, Dwi Pramesti melaporkan adanya insiden penganiayaan yang dialami oleh ayahnya di RSUD Dr Soetomo, Kota Surabaya.
Menurut informasi, ayah Dwi Pramesti menjadi korban pemukulan oleh satu pasien Covid-19 yang mengalami gangguan jiwa.
"Jadi ada pasien gila yang sekarang satu ruangan sama bapak saya," kata Dwi saat dihubungi, Kamis (21/5/2020).
"Bapak saya itu dipukuli sampai kepalanya bocor," sambung dia.
Ia menjelaskan, pasien gangguan jiwa yang juga terpapar virus corona itu sengaja memukuli para pasien yang berada dalam satu ruangan karena merasa bosan.
"Sudah ada dua orang yang dipukuli. Terutama yang lemah-lemah pakai alat bantu pernapasan," katanya.
"Kata ayah saya, dia mukuli orang biar dipolisikan lagi, gak papa yang penting bisa keluar (ruang isolasi)," ucap dia.
Di kesempatan itu, Dwi pun menceritakan awal kronologi kejadian tersebut.
Sekira pukul 20.30 WIB, ia sempat dihubungi oleh ayahnya.
Dalam pembicaraan di telpon, Dwi diminta sang ayah agar segera datang ke rumah sakit.
"Saya disuruh ke rumah sakit bilangnya urgent (gawat)," kata dia.
"Terus kedengeran suara ayah saya, Aduh pak jangan mukuli saya, saya sakit semua. Mati saya mati," ungkap Dwi.
Mendapati hal tersebut menimpa ayahnya, Dwi pun langsung bergegas menuju rumah sakit dan melaporkan kejadian itu ke pihak manajemen rumah sakit.
Pihak rumah sakit belum bisa menangani pasien Covid-19 yang juga mengalami gangguan jiwa tersebut.
"Lah ini gak ada yang berani mutusi. Ini ada perawat sama polisi," ungkapnya.
"Ayah saya sendiri lukanya sudah ditangani cuma ayah saya belum dipindah alasannya karena gak ada ruangan," pungkasnya.
Sementara itu, Humas RSUD Dr Soetomo, Pesta Parulian mengatakan, akan segera memindahkan pasien Covid-19 yang juga mengalami gangguan jiwa.
"Iya pasti itu kami segera pindahkan, kami masih sedang menelusuri," tutup Pesta.