Virus Corona di Tulungagung
Portal Jalan di Tulungagung Banyak Ditutup saat Siang Hari, Kebijakan Jam Malam Dinilai Berlebihan
Kebijakan jam malam di Kabupaten Tulungagung di tingkat desa untuk menekan penularan virus corona atau Covid-19 dinilai berlebihan.
Penulis: David Yohanes | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, TULUNGAGUNG - Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo memberlakukan jam malam untuk menekan penularan virus corona atau Covid-19.
Namun, penerapan kebijakan jam malam ini di tingkat desa dinilai berlebihan.
Maryoto Birowo mengungkapkan, banyak jalan yang ditutup hingga siang hari.
• Total Jumlah Pasien Covid-19 di Bangkalan Jadi 36 Orang, RSUD Syamrabu Siapkan Ruang Isolasi Baru
• Isi Surat Siswi Pamekasan ke Menteri Nadiem Makarim, Ungkap Kesulitan Agar Bisa Belajar dari Rumah
• Tulungagung Terapkan Jam Malam, Pelanggar Jadi Tim Penggali Kubur hingga Bantu Polisi di Dapur Umum
"Penutupan jalan di siang hari sudah berlebihan," kata dia, Kamis (28/5/2020).
"Banyak keluhan yang masuk karena jalan-jalan ditutup," terang Maryoto.
Lanjutnya, penutupan portal saat malam hari masih bisa dibenarkan.
Namun saat siang hari jalan-jalan diperlukan untuk kegiatan ekonomi.
Maryoto mengaku banyak mendapat aduan dari pelaku usaha yang kesulitan saat mengantar barang.
"Misalnya ada yang kirim tabung gas (elpiji) gak bisa. Ada yang kirim sembako juga terhambat," sambung Maryoto.
Menurutnya, keluhan seputar penutupan jalan ini ada di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Tulungagung.
Karena itu Maryoto meminta agar jalan-jalan dibuka saat siang hari.
Jika pun ada yang diportal agar tetap ada orang yang berjaga, sehingga bisa membuka jika ada kendaraan angkutan barang yang lewat.
"Saya akan instruksikan agar jalan-jalan dibuka saat siang hari," pungkas Maryoto.
Sementara Joko Pramono, warga Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru mengatakan, penutupan jalan sudah sangat menyusahkan.
Sebab meski ada yang jaga, namun portal tidak dibuka saat ada yang akan lewat.
Penjaga portal tugasnya justru menghalau warga yang akan lewat.
"Kalau gang yang ditutup masih bisa diterima. Tapi kalau jalan utama, penghubung antar desa kan merepotkan," ujar Joko.
Karena itu Joko mendukung pelarangan penutupan jalan saat siang hari.
Sebab saat siang jalan-jalan diperlukan untuk kegiatan ekonomi masyarakat.
Selain itu, penutupan jalan bukan solusi untuk mencegah penularan Covid-19.
"Jalannya diportal, kemudian dijaga dengan bergerombol, tidak pakai masker, tidak memperhatikan physical distancing," ungkap dia.
"Kan malah konyol," pungkasnya. (David Yohanes)