Mobil PCR Bantuan BNPB di Surabaya
Khofifah Angkat Bicara Soal Mobil PCR Dikirim ke Tulungangung dan Sidoarjo yang Bikin Risma Marah
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa angkat bicara terkait kisruh masalah mobil PCR yang sempat membuat marah Wali Kota Surabaya.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa angkat bicara terkait kisruh masalah mobil PCR yang sempat membuat marah Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.
Dalam penjelasannya, Khofifah Indar Parawansa menyebutkan bahwa pengoperasionalan mobil laboratorium PCR ke Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Sidoarjo berdasarkan kebutuhan dan memang kekurangan perangkat test PCR.
Bahkan jika dibandingkan dengan Kota Surabaya yang memiliki tujuh titik laboratorium, kapasitas tes spesimen di Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Sidoarjo sangat jauh dibandingkan Kota Surabaya.
• Rumah Milik Pasangan Suami Istri Tenaga Medis di Surabaya Dibobol Maling, Motor Honda Scoopy Raib
• Di Tengah Pandemi Covid-19, Ini Pesan Risma untuk Para Pelaku UMKM di Surabaya: Jangan Putus Asa
• Warga Surabaya Jalani Swab dan Rapid Test di Taman Mundu Tambaksari, Targetkan Peserta 500 Orang
“Di Kabupaten Tulungagungitu, jangan kaget ya teman-teman, PDP-nya terbesar setelah Surabaya. Dan teman-teman bisa melihat dari data ini PDP yang meninggal di Tulungagung itu sangat tinggi, itu yang menjadi pertimbangan ketika Dr Joni menyetujui permintaan bantuan mobil PCR agar dioperasionalkan di Tulungagung,” kata Khofifah Indar Parawansa, Minggu (31/5/2020).
Disebutkan Khofifah Indar Parawansa, di Kabupaten Tulungagung ada sebanyak 175 orang berstatus PDP meninggal dunia.
Angka ini menjadi yang tertinggi untuk PDP yang meninggal dunia di Jawa Timur.
Bahkan lebih dari separo pasien berstatus PDP di Kabupaten Tulungagung yang meninggal dunia tersebut belum mendapatkan tes swab PCR. Alasannya karena keterbatasan perangkat.
“Kami berkoordinasi sangat teknis ke sana. Juga Kapolda berpesan khusus supaya hal hal seperti ini bisa kita tangani lebih efektif lagi,” kata Khofifah Indar Parawansa.
Pasalnya, banyak dari pasien PDP di Tulungagung tak sempat di swab PCR namun sudah meninggal dunia.
Ini karena di Kabupaten Tulungagung tidak memiliki laboratorium untuk uji spesimen Swab dengan mesin PCR.
Saat ini pun, alat yang ada di rumah sakit rujukan Kabupaten Tulungagung adalah mesin tes cepat molekuler (TCM).
Mesin ini adalah mesin yang biasa digunakan untuk tes penyakit TB yang kemudian ditambahkan dengan alat cartridge untuk bisa dijadikan mesin tes virus corona atau Covid-19.
Saat ini posisinya mesin tersebut belum siap dioperasionalkan karena memang alat tambahannya baru datang.
• Pemudik yang Datang ke Trenggalek Disebut Bupati Mas Ipin Jadi Risiko Terbesar Penularan Covid-19
• Begini Persiapan Pemkab Gresik Sambut New Normal di Tengah Pandemi Covid-19, 7 Sektor Jadi Perhatian
• Gelombang Tinggi di Pulau Mandangin Madura, Sejumlah Nelayan Terpaksa Tak Melaut & Perahu Diparkir
Begitu juga dengan Kabupaten Sidoarjo. Gubernur pertama perempuan Jawa Timur ini menyampaikan bahwa koordinasi intens dengan Pemkab sudah dilakukan sejak pekan kedua bulan Ramadhan.
Pemda Sidoarjo menyampaikan bahwa mereka sangat membutuhkan percepatan pengujian spesimen agar percepatan penanganan pasien juga bisa segera dilakukan.