Virus Ebola
Wabah Virus Ebola Muncul di Kongo saat Pandemi Covid-19, Bagaimana Gejala dan Penyebarannya?
Ada enam kasus ebola yang ditemukan di Wangata, empat di antaranya meninggal dunia dan dua pasien sedang dalam perawatan.
- Tes antibodi Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
- Tes antigen
- Tes netralisasi serum
- Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR)
- Mikroskopi elektron
- Isolasi virus melalui kultur sel.
Pengobatan dan vaksin
Pasien yang menderita penyakit ebola harus mendapat perawatan medis. Pemasangan infus dan tata laksana sesuai gejala penting untuk dilakukan.
Sampai saat ini, belum ada pengobatan spesifik untuk penderita ebola. Namun, ada beberapa perawatan potensial seperti terapi imun, sel darah, dan obat yang tengah dievaluasi.
Vaksin resmi ebola sampai saat ini belum ditemukan. Meski demikian, pada 2015, vaksin eksperimental ebola dikembangkan di Guinea.
• Lion Air Kembali Terbangkan Penumpang Mulai 1 Juni 2020, Berikut Beberapa Syarat Calon Penumpang
• Katalog Promo Alfamart 1 Juni - 15 Juni 2020, Harga Spesial Kebutuhan Dapur Didominasi Minyak Goreng
• Aparat Gabungan Lakukan Patroli Skala Besar, Warga Sidoarjo Masih Nongkrong Saat Jam Malam PSBB
Vaksin bernama rVSV-ZEBOV itu diuji kepada 11.841 orang. Dari 5.837 orang yang menerima vaksin, tidak ada kasus ebola ditemukan selama 10 hari dan setelahnya.
Sebagai perbandingan, ada 23 kasus dalam 10 hari terjadi pada populasi yang tidak menerima vaksin tersebut. Vaksin rVSV-ZEBOV digunakan pada outbreak ebola di Kongo pada 2018-2019.
(TribunnewsWiki/Tyo/Kompas/Sri Anindiati Nursastri)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jadi Epidemi di Afrika, Bagaimana Gejala hingga Pengobatan Ebola?" dan "Ebola Kembali Muncul di Kongo, Virus Apa Itu dan Bagaimana Penyebarannya?"