Berita Madiun
Beras BPNT Berkutu, Warga Miskin di Madiun Keluhkan Kualitas Beras Bantuan Pemerintah
Penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) mengeluhkan jika beras bantuan yang didapatnya berkutu.
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, MADIUN - Kualitas beras bantuan dikeluhkan sejumlah warga miskin penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Desa Purworejo, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun.
Penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) itu mengeluhkan jika beras bantuan yang didapatnya berkutu.
Kepala Desa Purworejo, Suprayogi mengaku, sejumlah warga mengeluhkan beras bantuan BPNT ke pemerintah desa.
• Simak Cara untuk Menyimpan Beras Agar Tidak Kutuan, dari Menaruh Cabe Kering Hingga Pakai Cuka Putih
• Rekor Baru Tambahan Kasus Covid-19 di Kota Malang, Banyak Pasien Berasal dari Klaster Keluarga
• Kasus Positif Covid-19 di Kota Malang Bertambah Empat Orang, Berasal dari Klaster Keluarga
Warga mengeluhkan kualitas beras yang diterima melalui bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos).
Dia menuturkan, beras bantuan tersebut dianggap tidak layak konsumsi dan berkutu.
Kata dia, warga meminta kualitas beras bantuan diperbaiki lagi sehingga lebih layak untuk dikonsumsi.
"Baru kali ini beras bantuan yang diterima keluarga penerima manfaat (KPM) tidak layak," kata Suprayogi, Selasa (30/6/2020).
"Sebelumnya tidak pernah ada keluhan terkait beras tidak layak seperti sekarang," sambung dia.
Suprayogi menuturkan, warga penerima BPNT mengambil beras di E-Warung yang ada di desa setempat.
Beras bantuan tersebut distok oleh Bulog.
• Polrestabes Surabaya Bagikan 10 SIM Gratis Warga yang Lahir Tanggal 1 Juli, Masih Ada Slot Tersisa
Suprayogi menuturkan, di desanya, ada sebanyak 216 KPM yang menerima beras bantuan tersebut.
Namun, hanya beberapa warga saja yang mengeluhkan kondisi beras tidak layak konsumsi itu.
Pihaknya telah melaporkan temuan ini kepada Bulog.
Pemerintah desa meminta kepada pihak Bulog agar memperbaiki kualitas beras yang diberikan kepada warga penerima bantuan.
Sementara itu, Kepala Perum Bulog Sub Divre 4 Madiun, Ahmad Mustari mengatakan, beras program BPNT di Desa Purworejo yang berkutu dan tidak layak konsumsi itu bukan beras dari Bulog.
Beras untuk BPNT tidak hanya berasal dari Bulog, tetapi juga diambil dari supplier lain.
"Tidak semua beras untuk program BPNT dari Bulog. Ada juga supplier yang tidak mengambil beras dari kita," ungkap dia.
"Kan ada supplier lokal. Jangan dikatakan semua beras BPNT ambil dari Bulog," katanya.
Mustari menyayangkan adanya peristiwa beras bantuan yang tidak layak dikonsumsi itu.
Dia juga sudah meminta Dinas Sosial Kabupaten Madiun supaya menelusuri siapa yang memasok beras berkutu tersebut.
"Tidak mungkin kami memberikan beras yang tidak layak konsumsi. Secara pribadi saya prihatin," imbuhnya. (rbp)