Virus Corona di Malang
Rumah Sakit Rujukan Virus Corona di Kota Malang Overload, Tempat Karantina Milik Pemprov Disiapkan
Rumah sakit rujukan Covid-19 virus corona di Kota Malang overload atau kelebihan kapasitas.
Penulis: Mohammad Rifky Edgar | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, MALANG - Rumah sakit rujukan Covid-19 virus corona di Kota Malang overload atau kelebihan kapasitas.
Wali Kota Malang, Sutiaji menyampaikan, sudah ada dua rumah sakit rujukan Covid-19 yang overload.
Dua rumah sakit tersebut di antaranya, Rumah Sakit Islam Aisiyah (RSI) dan Rumah Sakit Saiful Anwar Kota Malang (RSSA).
• Ibu Hamil Rentan Tertular Virus Corona Covid-19, Diminta Jalani Rapid Test Mendekati Hari Kelahiran
• Positif Virus Corona Covid-19, Perempuan ini Naik Bus Umum Pulang ke Ponorogo dari Surabaya
• Pencuri Motor di Kota Malang Ditembak Polisi, Berusaha Melawan dengan Pisau saat Ditangkap
"Iya sekarang overload. Kabarnya ada dua RSI dan RSSA," kata Sutiaji saat dihubungi SURYAMALANG.COM ( grup TribunMadura.com ), Kamis (2/7/2020).
"Kemungkinan ada lagi, karena saya nanti mau melakukan video conference soal itu," sambung dia.
Sutiaji mengatakan, Pemkot Malang kini menyiapkan tempat karantina mandiri milik Pemprov Jatim di Jalan Kawi.
Tempat karantina tersebut memiliki kapasitas 54 bed.
Dalam beberapa hari ke depan, tempat itu akan segera dipergunakan sebagai tempat isolasi mandiri bagi pasien positif corona.
"Tempat karantina itu yang kami sedang kami siapkan. Dan nanti isolasi mandirinya biar di sana," ucapnya.
• Beli Emas 5 Gram Seharga Rp 3.4 Juta Pakai Uang Palsu, Warga Malang Ditangkap Polres Pamekasan
• 2 Tenaga Kesehatan di Kota Malang Positif Covid-19, Jumlah Total Kasus Virus Corona Capai 204 Orang
Sutiaji memiliki sejumlah alasan, kenapa tempat karantina dijadikan sebagai ruangan untuk isolasi mandiri pasien positif Covid-19.
Alasan utamanya ialah agar pengawasan terhadap pasien lebih mudah dilakukan.
Terutama bagi para pasien yang tidak memiliki tempat untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.
"Teknik pengawasan nanti ada dua, pertama melihat perilaku pasien agar hidup sehat dan tidak berkomunikasi dengan orang lain," jelas dia.
"Kedua, bagaiamana dia bisa taat kepada treatment kesehatan yang kita berikan," ucapnya.
Persiapan lain yang tak kalah penting kata Sutiaji di antaranya berkaitan dengan konsumsi dan tempat untuk mencuci.