Berita Viral
Puluhan Murid Rela Belajar di Sekitar Pemakaman, Akibat Tak Bisa Belajar Online, Simak Kisahnya
Kondisi anak-anak itu menggugah hati seorang anggota Polsekta Mamajang, Aiptu Paleweri yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas.
Anak-anak yang mengikuti pendidikan berasal dari Kampung Tumpang, Kelurahan Maricaya Selatan.
Jumlahnya untuk murid SD 26 orang, 24 orang siswa SMP, 7 orang siswa SMA, dan 4 orang anak putus sekolah.
“Mereka itu berbeda-beda sekolah. Jadi selain bisa menikmati WiFi gratis, mereka juga ada yang bimbing dari senior-seniornya.
Jadi murid SD diajar kakak-kakaknya yang sudah SMP dan SMA.
Jadi mereka saling belajar dan mengajar.
Saya dan beberapa masyarakat mengawasi dan ikut juga memberi pelajaran,” ucap Paleweri.
• Update, Harga Vivo di Awal Juli 2020, Mulai dari Seri Vivo Y12, Vivo S1 Hingga Vivo V15, Spek Apik
• Wali Kota Surabaya Risma Minta Ibu Hamil agar Check Up di Rumah Sakit, Bukan di Puskesmas
• Harga Emas Hari ini Sabtu 4 Juli 2020, Harga Emas Terpantau Naik, Simak Daftar Emas Selengkapnya
Seiring berjalannya waktu, ada banyak anak-anak dari Kelurahan Mamajang Luar yang ikut belajar.
Sehingga total anak-anak yang belajar di TPU Dadi mencapai 80-an orang.
“Jadi waktu belajar online mereka ada, sama seperti jam sekolah mulai dari pagi sampai sore.
Jadi ada anak yang masuk shift pagi dan ada yang shift sekolah sore.
Habis magrib, belajar mengaji dilanjutkan.
Ada tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama di sekitar yang membantu mengajar,” jelasnya.
Paleweri mengungkapkan, anak-anak tersebut tidak risih atau pun takut dengan situasi belajar di sekitar kuburan.
Mereka sudah terbiasa dengan situasi itu.
Anak-anak tersebut bahkan siang dan malam lewat di TPU tersebut.