Mengenal Bajingan, Kudapan Khas Jawa Tengah, Makanan Merakyat yang Jadi Daya Tarik Wisatawan

Bajingan adalah kudapan khas Jawa Tengah yang terbuat dari singkong yang dimasak menggunakan air nira kelapa.

Editor: Aqwamit Torik
https://perpus.jatengprov.go.id/
Makanan Bajingan khas Jawa Tengah 

TRIBUNMADURA.COM - Jika mendengar kata Bajingan, tentu yang berada di pikiran adalah konotasi yang buruk dan teringat berandalan atau orang yang sangat menjengkelkan.

Namun, berbeda jika Bajingan itu di Jawa Tengah.

Karena, Bajingan di Jawa Tengah merupakan nama dari makanan yang berbahan dasar singkong.

Nama dari makanan ini ternyata diambil dari nama hewan yang berkaitan erat dengan bahan masakannya.

Di sebuah dusun tidak jauh dari Candi Borobudur, tepatnya di Sendaren, Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, bajingan adalah kudapan terbuat dari singkong yang dimasak menggunakan air nira kelapa.

Frustasi dengan Pacar, Wanita Asal Malang Diamankan Satpol PP Kediri, Petugas Sempat Kesulitan

Katalog Promo Indomaret 21 Juli 2020, Super Hemat Deterjen, Popok Bayi, Indomie, Ada Beli 2 Gratis 1

Kehidupan Wanita Anak Yakuza, Hidup Menderita Hingga Hampir Terbunuh, Simak Perlakuan Sang Ayah

Sebetulnya makanan bajingan sudah tidak asing bagi masyarakat di wilayah Kabupaten Magelang, Temanggung, dan sekitarnya.

Bahan dasar yang digunakan sama, yaitu singkong, tetapi ada beberapa modifikasi di setiap daerah.

Di Temanggung, misalnya, bajingan terbuat dari singkong yang direbus dengan air gula jawa, daun pandan, dan sedikit garam.

Seorang warga asal Sendaren, Sugiyo (67), menceritakan, konon nama "bajingan" berasal dari kata bajing atau hewan tupai yang sering mencuri air nira kelapa (badeg) saat masih di pohonnya.

Bajing memang menjadi musuh penderes nira kelapa kala itu ketika sebagian besar warga masih bertumpu kehidupan menjadi pembuat gula jawa.

Termasuk Sugiyo yang sampai saat ini masih bekerja menderes nira.

Akibat ulah bajing, pendapatan mereka berkurang.

Air nira yang sedikit otomatis memengaruhi jumlah gula yang diproduksi warga.

Jika air nira banyak, mereka bisa menghasilkan rata-rata 5 kilogram gula jawa sekali masak.

Namun, karena sedikit, petani hanya menghasilkan 2 kilogram.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved