Berita Sampang
Dilema Belajar dari Rumah secara Online Siswa Sampang, Pinjam Ponsel Tetangga hingga Iuran Sewa Wifi
Untuk memenuhi tugas yang diberikan guru, ia harus bekerja sama dengan teman sekelasnya membeli kuota internet.
Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama
TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Sejak pandemi Covid-19, metode Kegiatan Belajar Mengajar sekolah di seluruh daerah se Indonesia mengalami perubahan.
Jika biasanya belajar di sekolah, kini siswa harus belajar dari rumah dengan motode online atau daring.
Kondisi belajar dari rumah secara online juga dirasakan siswa sekolah di Kabupaten Sampang, Madura.
• Balai Kota Among Tani Disemprot Disinfektan, Ada 2 ASN Pemkot Batu Positif Virus Corona Covid-19
• Kisah Pria Surabaya Beli Hewan Kurban Pakai Uang Koin, 11 Tahun Kumpulkan Uang Receh setelah Menikah
• Inilah Daftar Kelurahan di Surabaya dengan Kasus Covid-19 Terendah, Ada yang Tak Pernah Terdampak
Hal itu bertujuan untuk meminimalisir penyebaran virus corona, mengingat jumlah pasien Covid-19 di Kabupaten Sampang hingga saat ini terus meningkat.
Sayangnya, tak semua siswa dapat menjalankan metode belajar dari rumah secara online.
Ada saja kesulitan yang dialami siswa, satu di antaranya yaitu terkendala ponsel dan kuota.
Jika ingin memenuhi tugas yang diberikan oleh guru, para siswa harus harus mengakses internet lebih dulu.
Siswa kelas VI SDN Rongtengah II Sampang, Mohammad Farhan (12) juga merasakan hal serupa.
Ia menjadi potret contoh siswa yang kesulitan menjalankan metode belajar dari rumah secara online.
• Sidoarjo Kini Punya Posko Digital Covid-19, Pasien yang Kabur Bisa Terpantau Lewat Data Digital
• Perawat RS Unair Tertular Covid-19 Punya 4 Komorbid, Meninggal Dunia setelah Dirawat selama 13 Hari
Untuk memenuhi tugas yang diberikan guru, ia harus bekerja sama dengan teman sekelasnya.
Warga Jalan Seruni itu patungan dengan teman kelasnya untuk membeli paket data internet.
Ia juga harus meminjam ponsel kepada tetangganya agar dapat mengerjakan tugas.
Maklum saja, anak dari pasangan Yayak dan Uwey itu tidak memiliki ponsel karena keterbatasan ekonomi.
"Tapi kalau kakak sedang ada rumah, saya menggunakan handphonenya," kata Mohammad Farhan.
Ayah Mohammad Farhan, Yayak mengaku, saat ini masih belum bisa memenuhi kebutuhan belajar putranya di rumah.
• Hari Pertama Operasi Patuh Semeru, Polres Pamekasan Sosialisasi dan Bagikan Masker ke Pengendara
• Link Nonton Streaming Drakor Its Okay to Not Be Okay Sub Indo, Bisa Juga Download Episode 1 - 10
Sejak pandemi Covid-19, ia menjadi pengangguran.
Sebelumnya, ia bekerja sebagai petugas di salah satu klinik persalinan di Kabupaten Sampang.
"Tempat tinggal pun bertahun-tahun masih ngontrak," ucapnya.
Sementara itu, Ibu Mohammad Farhan, Uwey bekerja sebagai penjual nasi di pasar.
Meski hidup dalam keterbatasan, Yayak dan Uwey selalu mendorong sang anak untuk terus bersemangat dalam belajar.
Kata Uwey, putranya selalu mengumpulkan uang jajannya yang selalu ia berikan setiap harinya sebesar Rp 2000 untuk membayar sewa wifi.
• Hilal Penentuan Dzulhijjah 1441 H Terlihat di Tuban, Hari Raya Idul Adha Jatuh pada 31 Juli 2020
• Cara Membuat Korean Garlic Cheese Bread dan Resepnya, Roti Kekinian yang Viral asal Korea Selatan
"Untuk belajarnya berkelompok dengan teman-temannya di sini, biasanya per anak membayar dua ribu dengan estimasi waktu selama enam jam," tuturnya.
Ia berharap, agar pandemi covid-19 lekas berlalu agar aktifitas pembelajaran kembali normal seperti sedia kala.
Terpisah, pemilik wifi Suwarno (55) mengatakan, setiap harinya sejumlah anak berseragam SD maupun SMP menyewa wifinya untuk memenuhi kebutuhan sekolah.
Namun, ia mengaku memberikan keringanan terhadap mereka dengan cara tidak menarik uang sewa wifi jika melebihi durasi.
"Biasanya anak-anak berkumpul di teras rumah dan kalau mereka lebih dari enam jam saya tidak menarik uang lebihnya," pungkasnya.
• Warga Pademawu Terdampak Covid-19 Dapat Bantuan Sembako dan Obat Herbal dari Kapolres Pamekasan