Berita Pamekasan

Mengenal Ali Zaenal, Founder Bani Grup di Pamekasan, Awal Rintis Karier hingga Jadi Pengusaha Sukses

Warga Kabupaten Pamekasan tidak asing dengan brand Bani Grup. Ternyata perusahaan itu dimiliki pengusaha bernama Ali Zaenal.

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/KUSWANTO FERDIAN
Direktur Utama Bani Grup, Ali Zaenal saat berada di ruang kerjanya, Senin (24/8/2020). 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Sebagian orang ada yang mengira bahwa jadi pengusaha adalah karier yang sangat mudah untuk dijalani.

Padahal, sisi yang mereka lihat dari para entrepreneur ini hanyalah dari sudut pandang ketika sudah meraih kesuksesan.

Sedikit yang paham bahwa perjalanan yang ditempuh oleh para pengusaha sangatlah berat.

Dua Pria Kalianget Sumenep Asyik Berduaan di Rumah Kosong, Pasrah Tak Berdaya saat Digerebek Polisi

Dua Pria Kalianget Sumenep Asyik Berduaan di Rumah Kosong, Pasrah Tak Berdaya saat Digerebek Polisi

Kisah Preman Pengusaha Kuta 20 Tahun Cari Ustaz Madura yang Kenalkan Islam, Hidayah saat Adzan Subuh

Ada banyak dari mereka yang bahkan harus memulai usahanya dari nol dan merintis usahanya dari yang paling kecil.

Seperti halnya yang dilakukan oleh Ali Zaenal, seorang pengusaha sukses di Kabupaten Pamekasan, Madura.

Sebelum mendirikan banyak usaha mikro dan makro dengan brand 'Bani', ia awalnya merintis karier dengan berjualan kue.

Namun siapa sangka, saat ini, Ali Zaenal sudah berhasil mencapai titik kesuksesan, yaitu mampu mendirikan perusahaan sendiri dengan brand 'Bani Grup'.

Di perusahaan tersebut, ia menjabat sebagai direktur utama.

Selain itu, saat ini pun juga, ia mampu menggaji sebanyak 400 karyawannya dalam sebulan, yang pengeluarannya diperkirakan hingga ratusan juta rupiah.

Pria kelahiran Kabupaten Sumenep ini menceritakan, sedari duduk di bangku sekolah dasar (SD), ia sudah suka berwirausaha.

Direktur Utama Bani Grup, Ali Zaenal saat berada di ruang kerjanya, Senin (24/8/2020).
Direktur Utama Bani Grup, Ali Zaenal saat berada di ruang kerjanya, Senin (24/8/2020). (TRIBUNMADURA.COM/KUSWANTO FERDIAN)

Pasangan Selingkuh Digerebek saat Berduaan di Kamar Kos Kota Kediri, Ngamuk saat Bertemu Keluarga

Promo Superindo Periode 24 - 27 Agustus 2020, Belanja Murah Diskon Harga Daging Ayam sampai Deterjen

Saat itu, ia berjualan kue milik orang tuanya.

Sebelum berangkat sekolah, Ali Zaenal terlebih dahulu mengantarkan kue ke warung-warung di area rumahnya semasih tinggal di Kabupaten Sumenep.

Selepas pulang sekolah, hingga sore hari, ia mengambil hasil penjualan kue yang dititipkan di warung-warung tersebut.

Kegiatan itu, dilakukan Ali Zaenal sejak kelas II SD - kelas III SD.

"Dulu kegiatan menjual kue milik orang tua saya ini, rutin saya lakukan setiap harinya," kata Ali Zaenal, Senin (24/8/2020).

Menginjak kelas 6 SD, pengusaha yang akrab disapa Bang Ali ini mengaku pernah menjadi pemulung bola tenis pada tahun 1990.

Sewaktu itu, ia diupah Rp 200 - Rp 1000 setiap ada latihan mau pun pertandingan bola tenis di Kabupaten Sumenep.

Niat Ali waktu memutuskan untuk menjadi pemulung bola tenis ini hanya ingin menopang kebutuhan uang jajannya agar tidak minta ke orang tuanya.

"Hasil upah saya, hanya buat jajan saja. Paling tidak pikiran saya waktu masih kecil itu, saya tidak mau memberatkan beban ke dua orang tua saya," ujarnya.

Memasuki SMP, Ali mengaku mulai membantu usaha orang tuanya berjualan jamu Madura dan Sabun Herbal.

Kata dia, orang tuanya tahun itu, memang dikenal sebagai spesialis membuat Jamu Madura paling enak di Kabupaten Sumenep, dan dirinya menjadi marketingnya.

"Jualan Jamu Madura itu sampai SMA. Jadi saya dulu yang mengantar ke langganan orang tua saya yang tinggal di perumahan Sumenep," ucapnya.

Saat duduk di bangku SMA, Ali mengaku sering juara kelas.

Sehingga saat lulus di masa putih abu-abu itu, ia mendapat Beasiswa PMDK dari salah satu Universitas di Kabupaten Malang.

Selama empat tahun kuliah di Malang, Ali tetap merintis mengembangkan usaha orang tuanya, yaitu jualan Jamu Madura.

Namun, saat itu ia menambah dengan berjualan baju busana muslim.

Selama empat tahun kuliah, Ali mengaku tidak pernah minta uang jajan kepada orang tuanya.

Kala itu, Ia memanfaatkan hasil untung dari dagangan yang dijualnya.

Begitu pula, biaya kuliahnya selama empat tahun, sepeser pun ia juga tidak pernah minta kepada orang tuanya.

Selepas lulus kuliah, Ali mulai merintis membuka usaha sendiri.

Waktu itu sekitar tahun 2000, usaha awal yang didirikannya di Kabupaten Sumenep, yakni membuka toko yang menjual Hp Bekas.

Dalam kurun waktu tiga tahun sedari tahun 2000 sampai tahun 2004, di Kabupaten Sumenep brand 'Bani' oleh Ali mulai dikenalkan.

Di tahun itu juga kata dia, tokonya uang diberi nama Bani Cell mulai banyak mendapat pelanggan dan sangat terkenal se-Kabupaten Sumenep.

"Setelah usaha saya itu berjalan 3 tahun, saya akhirnya mendapat jodoh di Kota Pamekasan," bebernya.

Sekitar tahun 2008, Ali pindah tempat tinggal ke Kabupaten Pamekasan ikut serumah dengan istrinya.

Dalam kurun waktu 2008-2010, ia pulang pergi dari Kabupaten Pamekasan ke Sumenep hanya untuk mengembangkan usahanya.

Setelah usahanya mulai memiliki omzet yang cukup tinggi, barulah Ali mulai banting setir memberanikan diri untuk membuka usaha baru yang bergerak di bidang konstruksi dan bengkel.

Tahun 2011, Ali mengaku lebih dikenal sebagai Pemilik Raja Bengkel oleh masyarakat Pamekasan.

Kurun waktu tiga tahun sedari 2011-2013, Ali mengaku menekuni usaha Raja Bengkel ini.

Namun selepas itu, ia menambah usaha baru, yaitu membuka bisnis di bidang properti dan kembali mulai mengenalkan brand Bani di Kabupaten Pamekasan.

Saat itu, semua usaha yang sudah didirikannya mulai diganti nama dengan brand Bani.

Hingga sampai saat ini, Ali mengaku memiliki 8 usaha yang bergerak di bidang usaha mikro dan makro.

Berikut rincian usahanya;

Bani Property, Bani Residence (perumahan), Bani Cafe, Bani Parfum, Bani Outlet, By Bani Resto Hebat, Bani Central Parfum, dan Bani Food Court.

Awal tahun 2021, Ali berencana akan membuka sejumlah usaha baru lagi, yaitu Bani Chicken, Bani Hotel, Bani Residence 2 (perumahan) dan Bani Bisnis Centre.

Tahun 2020 ini, Ali mengaku sudah memiliki 400 karyawan.

Dalam setiap bulannya ia mengeluarkan uang ratusan juta untuk kebutuhan gaji karyawannya tersebut.

Untuk jumlah omzet semua usahanya dalam setiap bulan, Ali menyatakan tidak bisa membeberkan.

Sebab menurut dia, hasil yang terpenting dalam semua usahanya ini adalah kepuasan para pelanggan dan customer.

"Prinsip saya, dalam membuka usaha ini hanya ingin mendapat keberkahan," urainya.

Dalam merintis semua usahanya, Ali hanya memegang teguh empat prinsip :

1. Semua usahanya didirikan berawal dari niat.

2. Jimat.

"Jimat ini maksudnya saya minta doa restu kedua orang tua saya. Kalau sudah dapat restu dari ke dua orang tua, apa pun yang akan kita lakukan pasti berhasil," ungkapnya.

3. Kegigihan dan kerja keras untuk mecapai satu tujuan.

Saran dia, bagi calon pengusaha yang ingin sukses harus serius dalam menekuni bidang usaha yang akan dijalankan.

4. Tawakal.

Ali juga menceritakan, rata-rata karyawan yang bekerja di usaha makro miliknya, kebanyakan yang sudah berkeluarga.

Sebagian karyawan di usaha makro ini, kata dia sudah ada yang teken kontrak, ada juga yang outsourcing dan ada yang masih training.

Sementara, karyawan yang bekerja di usaha mikronya, rata-rata masih anak muda dan belum berkeluarga.

Menurut Ali, bila ingin menjadi pengusaha yang handal dan sukses, harus pandai serta jeli melihat kesempatan dan peluang usaha.

"Selain itu yang wajib dimiliki calon pengusaha dan yang sudah usahanya berjalan, persiapkan mental sebaik mungkin," sarannya.

Sebab menurut Ali, kalau mental seorang pengusaha itu tidak baik dan mudah goyah, maka segala usaha yang digelutinya tidak akan berjalan sesuai harapan.

Namun sebaliknya, bila seorang pengusaha itu sudah memiliki mental yang baik dan mental baja, apa pun nanti ujiannya akan tetap tangguh untuk menghadapi.

Tak hanya itu, Ali juga mengungkapkan, setiap bulan omzet yang dihasilkan di setiap usahanya wajib di sisihkan 2.5 - 5 persen untuk dibagikan kepada janda dan anak yatim di Pamekasan.

Dalam setiap bulannya ini kata dia, sudah ada karyawannya yang bertugas untuk membagikan sedekah tersebut.

"Saya bangga menjadi pengusaha sukses apabila saya bermanfaat bagi semua orang. Kalau saya tidak bermanfaat untuk orang lain percuma kita jadi pengusaha sukses," tutupnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved