Virus Corona di Jawa Timur

Total Kasus Covid-19 di Jawa Timur Tembus 30.635, Sebanyak 2.195 Pasien Virus Corona Meninggal Dunia

Total kasus terkonfirmasi irus corona Covid-19 di Jawa Timur secara kumulatif mencapai 30.635 kasus.

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Adi Sasono
ISTIMEWA/TRIBUNMADURA.COM
virus corona Covid-19 di Jawa Timur, Senin (24/8/2020). 

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Kasus virus corona Covid-19 di Jawa Timur masih belum menurun.

Ada tambahan 320 kasus baru virus corona Covid-19 di Jawa Timur, Senin (24/8/2020).

Selain itu juga ada tambahan kasus virus corona Covid-19 yang meninggal dunia sebanyak 23 orang. 

Mengenal I Gede Swadiaya: Preman Pengusaha Kuta, 20 Tahun Cari Ustaz Madura yang Kenalkan Islam

Pemkab Ponorogo Godok Perbup Aturan Protokol Kesehatan, Siapkan Sanksi Denda bagi Pelanggar

Mengenal Ali Zaenal, Founder Bani Grup di Pamekasan, Awal Rintis Karier hingga Jadi Pengusaha Sukses

Dengan tambahan kasus baru ini, maka kasus Covid-19 Jawa Timur secara kumulatif menjadi 30.635 kasus.

Sementara total kasus kematian tembus sebanyak 2.195 orang.

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pengendalian covid-19 terdiri dari tiga unsur.

Pertama adalah preventif promotif, tracing dan juga kuratif. Ketiga item ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain. 

“Yang harus terus diupayakan adalah bagaimana kasus tidak bertambah, penularan dicegah dengan penegakan protokol kesehatan yang ketat. Karena kita tidak tau kapan pandemi ini akan berakhir,” kata Khofifah, Senin (24/8/2020).

Terkait kasus meninggal yang belum berhasil ditekan, Khofifah mengatakan bahwa upaya tim sudah berjuang keras untuk menekan kematian kasus. Salah satunya dengan membentuk audit kematian.

Hasilnya adalah, kasus covid-19 yang meninggal dunia mayoritas diakibatkan karena keterlambatan penanganan.

Masyarakat baru bergerak memeriksakan ke layanan kesehatan ketika sudah timbuh gejala yang akut. 

Padahal seharusnya begitu merasa ada gejala harus sudah ditangani.

Sehingga orang terpapar covid-19 tidak sampai dalam kondisi kekurangan oksigen akut hingga mengakibatkan gagal nafas saat dibawa ke rumah sakit.

“Jadi itu yang menyebabkan kasus meninggal masih tinggi. Padahal jika mendapatkan penanganan seperti terapi oksigen saat saturasinya sudah mulai rendah, akan mencegah pasien sampai kekurangan oksigen secara akut sehingga membutuhkan ventilator,” tegasnya.

Halaman
12
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved