Virus Corona di Jawa Timur

Jumlah SMK di Jawa Timur yang Menggelar Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka Bertambah Jadi 529 Sekolah

Khofifah Indar Parawansa mengatakan, jumlah sekolah yang menggelar uji coba pembelajaran tatap muka di Jawa Timur akan ditambah.

TRIBUNMADURA.COM/DONI PRASETYO
Ilustrasi - SMK Yosonegoro ini sekolah pertama di Kabupaten Magetan yang diizinkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar dengan tatap muka setelah menjalani asesmen persyaratan protokol kesehatan. 

TRIBUNMADURA.COM, KABUPATEN MOJOKERTO - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, jumlah sekolah yang menggelar uji coba pembelajaran tatap muka di Jawa Timur akan ditambah pada Senin (31/8/2020).

Sekolah yang akan ditambahkan adalah khusus SMK.

Jumlah SMK yang menggelar uji coba pembelajaran tatap muka mulai besok akan menjadi 529 sekolah.

Jadwal TV Hari Senin 31 Agustus 2020 TRANS 7 Trans TV MNC TV Indosiar GTV, Ada Film Now You See Me

Ponpes Darussalam Blokagung Terapkan Karantina Ketat, Tidak Boleh Keluar-Masuk Kecuali Logistik

Pertama Kali Kolaborasi dengan BLACKPINK di Lagu ‘Ice Cream,’ Begini Perasaan Selena Gomez

Penambahan jumlah SMK untuk menyelenggarakan pembelajaran tatap muka tersebut dikarenakan alasan urgensitas bahwa sekolah kejuruan lebih membutuhkan metode pembelajaran praktik dan tidak bisa hanya dilakukan secara online.

"Mulai Senin besok yang pembelajaran tatap mukanya ditambah jumlahnya berdasarkan kelembagaan adalah sekolah SMK. Jumlahnya akan ditambah menjadi sebanyak 25 persen dari total lembaga SMK di setiap kabupaten/kota," kata Khofifah Indar Parawansa.

Jika kemarin per kabupaten/kota masing-masing satu sekolah yang menggelar uji coba pembelajaran tatap muka dengan jumlah siswa sebanyak 25 persen dari total siswa, maka kali ini berbeda.

“Nah kali ini diperbanyak bukan satu kabupaten/kota satu SMK yang uji coba, tapi 25 persen dari total lembaga SMK di daerah tersebut. Tapi jumlah siswa di setiap kelas uji coba tetap, tidak bertambah,” imbuh wanita yang juga mantan Menteri Sosial RI ini.

Misalnya Kota Mojokerto, ada sepuluh sekolah, maka bisa diajukan 2 atau 3 sekolah. Tapi per sekolah tetap 25 persen dari jumlah siswa-siswinya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Wahid Wahyudi.

Ia mengatakan, total SMK negeri dan swasta di Jawa Timur ada sebanyak 2.118 lembaga sekolah.

Toko Elektronik Terbakar di Jalan Kranggan Surabaya, 5 Penghuni Tewas, Wali Kota Risma Angkat Suara

Rayuan Maut Polisi Gadungan di Lamongan Ngajak Siswi SMP 2 Kali Berhubungan Badan, FB Jadi Pemicu

Toyota Calya Tersambar KA Matarmaja di Kota Blitar, Lima Penumpang Antar Saudara ke Terminal Patria

“Artinya kalau 25 persen, maka ada 529 SMK yang melakukan uji coba. Ditambah yang kemarin 70 SMA dan SLB yang juga sudah mulai uji coba,” tegasnya.

Lebih lanjut dikatakan Wahid, besok akan ada rakor bersama Mendagri, Menag, dan Mendikbud bersama gubernur se-Indonesia melalui virtual.

Dalam rakor tersebut, Khofifah Indar Parawansa akan menyampaikan perkembangan uji coba pembelajaran tatap muka kepada Mendikbud. Sebab Jawa Timur menjadi provinsi pertama yang menyelenggarakan uji coba pembelajaran tatap muka.

Dalam keterangannya, Wahid juga menuturkan, pelaksanaan uji coba pertama ini mendapat respons positif, baik itu dari siswa maupun wali murid.

"Alhamdulillah, dengan uji coba yang berjalan kemarin, para orang tua dan siswa sangat senang dan menyambut positif. Sebenarnya SMA juga sangat bagus, semuanya berjalan baik," ujarnya.

Wahid menambahkan, alasan penambahan SMK yang uji coba adalah karena siswa SMK dianggap lebih memerlukan pembelajaran tatap muka untuk keperluan praktiknya.

"Karena SMK ini lebih memerlukan tatap muka, khususnya untuk praktik, sehingga didahulukan. Sudah tujuh bulan ini tidak pegang alat," tandasnya.

Wahid meyakinkan, selama pandemi virus corona ini tidak ada tempat yang aman bagi pelajar. Jika melihat di kondisi sekarang dimana pelajar banyak ditemui di kafe, atau warung kopi untuk mendapatkan akses internet, tempat tersebut tidak memberi jaminan keamanan bagi pelajar.

"Justru sekarang ini, tidak ada tempat yang aman dari Covid-19. Yang paling aman adalah sekolah," tegasnya.

  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved