Hubungan Spesial Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump

Presiden Amerika Serikat ( AS) Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sama-sama mengklaim telah membentuk persahabatan yang istimewa

Editor: Aqwamit Torik
AFP/BRENDAN SMIALOWSKI
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) dan Presiden AS Donald Trump berjabat tangan dalam sebuah pertemuan di wilayah keamanan bersama (JSA) Panmunjom di zona demiliterisasi (DMZ) Korea, Minggu (30/6/2019). Kedatangan Trump ke zona demiliterisasi Korea awalnya diagendakan untuk pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, namun Presiden Moon mengatakan fokus akan lebih kepada pertemuan Trump dengan Kim Jong Un. 

TRIBUNMADURA.COM - Pemimpin Korea Utara dan Presiden Amerika Serikat mengklaim membentuk persahabatan.

Di antara Kim Jong Un dan Donald Trump juga menjanjikan persahabatan selamanya.

Terhitung, pertemuan pemimpin kedua negara itu terjadi sebanyak tiga kali.

Presiden Amerika Serikat ( AS) Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sama-sama mengklaim telah membentuk persahabatan yang istimewa dan dekat.

Ikan Hiu Makan Tomat, Usai Viral di Instagram dan Twitter Odading Mang Oleh Kini Diserbu Pembeli

Sejarah G30S, Simak Daftar Nama Pahlawan yang Gugur dalam Sejarah Gerakan 20 September

Harga HP Oppo Pertengahan September 2020, Spek Menarik Kamera Apik Mulai Oppo A31 Hingga Oppo Reno

Hal itu dinyatakan dalam buku berjudul Rage yang ditulis oleh jurnalis The Washington Post, Bob Woodward sebagaimana dilansir dari The Korean Herald, Selasa (15/9/2020).

Dalam bukunya tersebut, Woodward mengatakan hanya waktu yang bisa menjawab apakah persahabatan mereka itu asli atau hanya bualan saja.

“Trump secara pribadi mengatakan itu adalah ‘ surat cinta’,” tulis Woodward dalam bukunya, mengacu pada 27 surat yang dipertukarkan antara Trump dan Kim yang telah dia peroleh.

Woodward mencatat bahwa Kim sering memberikan sanjungan verbal daripada Trump.

Dia menambahkan keduanya menggunakan bahasa yang sangat sopan satu sama lain.

Trump juga menjanjikan persahabatan selamanya secara langsung.

"Sekali lagi terima kasih telah melakukan perjalanan panjang ke Hanoi," kata Trump dalam surat kepada Kim, tertanggal 22 Maret 2019.

"Seperti yang saya katakan kepada Anda ketika kita berpisah, Anda adalah teman saya dan akan selalu begitu," ujar Trump, menurut buku tersebut.

Kim menanggapi surat dari Trump dengan lebih banyak sanjungan.

"Saya juga percaya bahwa persahabatan yang dalam dan khusus di antara kita akan bekerja sebagai kekuatan magis…," tulis Kim kepada Trump pada 10 Juni 2019.

Promo Hemat GoPay dan ShopeePay di Alfamart, Promo Minyak Goreng Murah dan Belanja Hemat di Alfamart

Promo Minyak Goreng Murah dan Tambah Rp 5000 Dapat 2, pada Katalog Promo Indomaret 15 September 2020

Kadang-kadang, Trump menggunakan ungkapan "persahabatan yang istimewa" dengan Kim untuk mendorong Kim agar melepaskan ambisi nuklirnya.

"Saya sepenuhnya setuju dengan Anda. Anda dan saya memiliki gaya yang unik dan persahabatan yang istimewa.

Hanya Anda dan saya, bekerja sama, yang dapat menyelesaikan masalah antara kedua negara kita dan mengakhiri permusuhan selama hampir 70 tahun, membawa era kemakmuran ke Semenanjung Korea itu akan melebihi semua harapan terbesar kita," tulis Trump dalam surat tertanggal 12 Juni 2019.

Ketika ditanya mungkinkah Trump memberikan banyak kekuasaan dengan menemui Kim, Trump berkilah bahwa yang dilakukannya hanyalah satu hal yakni bertemu dengannya.

"Butuh waktu dua hari. Saya bertemu.

Saya tidak menyerah.

Saya tidak memberikan sanksi.

Saya tidak memberinya apa-apa.

Oke? Tidak memberinya apa-apa," kata Trump sebagaimana dikutip dari buku Rage.

Woodward mencatat persahabatan dan pengakuan dari seorang pemimpin global seperti Trump mungkin yang diinginkan Kim sejak awal.

"Tetapi banyak dari lembaga kebijakan luar negeri mengkritik Trump karena setuju untuk bertemu tanpa mengunci beberapa komitmen dari pemimpin Korea Utara.

Penumpukannya sangat intens.

Dalam pandangan ini Trump telah langsung memberikan kepemimpinan dan legitimasi internasional kepada kepemimpinan Korea Utara yang telah lama mereka cari,” kata Woodward dalam bukunya.

Trump dan Kim bertemu tiga kali pada 2018 dan 2019.

Pembicaraan mereka terhenti sejak pertemuan terakhir mereka pada Juni 2019. (kompas.com/danur lambang pristiandaru)

Artikel ini telah tayang di Kompas 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved