Berita Gresik
Nikmatnya Sate Laler atau Sate Lalat, Terbuat dari Daging Kambing Muda, Seporsi Cuma Rp 25 Ribu
Sate laler atau sate lalat ini berbeda dengan sate pada umumnya karena menggunakan potongan daging yang lebih kecil.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, GRESIK - Sate menjadi satu di antara kuliner khas Indonesia.
Sate merupakan makanan dengan bahan daging yang dipotong dan ditusuk.
Kemudian, daging yang ditusuk itu dibakar di arang hingga matang.
• Arema FC Jalin Kerja Sama Bisnis dengan Brand Kuliner Milik Artis Teuku Wisnu, Launching Besok
• Nikmatnya Pasta Madura Duzzel, Pasta Unik Warna Hitam yang Terinspirasi dari Kuliner Madura
• Nikmatnya Bakso Lobster di Bakso De Stadion Kota Batu, Kuliner Murah Cuma Rp 30 Ribu Per Porsi
Menikmati sate dengan porsi daging yang cukup tebal mungkin sudah biasa.
Di Kabupaten Gresik, ternyata ada sate berukuran kecil, namanya sate laler.
Nama sate laler atau lalat ini hanyalah perumpaan saja.
Karena ukuran daging yang ditawarkan kepada para pelanggan cukup kecil dibanding ukuran daging sate biasanya.
Daging yang digunakan adalah daging kambing muda.
Tekstur daging yang kenyal dan bumbu kacang membuat para penikmat sate akan ketagihan mencobanya.
Sate laler ini merupakan salah satu kuliner wajib jika berkunjung di Kabupaten Gresik saat malam hari.
Lokasinya berada di pojok Alun-alun Sidayu, Kecamatan Sidayu.

• Kue Putu, Makanan Tradisional Jawa yang Tetap Eksis di Tengah Perkembangan Zaman, Intip Faktanya
• Jasuke Domui, Kuliner Kekinian Rekomendasi Menghadapi Musim Hujan, Ada Varian Topping Pilihan
Pedagang sate yang terkenal di Sidayu bernama Andre.
Pria berusia 45 tahun ini sudah menggeluti bisnis kuliner ini sejak 24 tahun lalu.
Pada tahun 1996, ia bersama keluarganya memilih berjualan sate laler di wilayah Gresik bagian utara. Seperti di Sidayu dan Kecamatan Dukun.
Pedagang sate ini punya ciri khas dari penampilan depan hingga mudah dijumpai.
Yakni sate dijual dengan cara lesehan dan ditempatkan di rombong pikul dari bambu.
Lonjoran bambu dibiarkan sebagai tempat menggantung kambing yang sudah dipotong.
Selain itu ciri khas lain, warung sate ini bersuasana remang-remang.
Tidak ada lampu terang yang menerangi tempat ini.
Penjual hanya memasang cahaya lampu teplok berkekuatan 2,5 watt atau lampu obor dari api yang dipasang di depan.
Suasananya masih sama seperti saat pertama buka.
"Penjual sate laler di Gresik masih satu saudara. Jadi kalau rasa masih sama," terang Andre.
Meski dihidangkan dengan ukuran yang kecil. Ternyata, pecinta kuliner sate laler ini mampu menarik minat para pejabat di Kabupaten Gresik.
Peminat sate ini sangat beragam, dari warga biasa hingga pejabat tingkat kabupaten, seperti bupati.
Rata-rata mereka ketagihan dengan hidangan sate laler. Hingga tidak cukup makan satu porsi.
Bahkan saat ada hajatan sebelum pandemi, ia sering diajak untuk menyediakan menu sate laler.
"Kalau dipanggil untuk acara, ukurannya ya agak besar," ucapnya sambil tertawa.
Andre mengaku bisa menghabiskan satu ekor kambing muda dalam semalam.
Meskipun warungnya buka pukul 19.00 WIB hingga 02.00 dini hari.
Satu malam satu ekor kambing bisa ludes, kalau pembeli membludak.
Untuk menikmati menu sate laler ini, pengunjung tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam.
Seporsi nasi dan sate laler dihargai Rp 25 ribu. (wil)