Berita Pamekasan

Mulai Agustus 2020, Biaya Pemulangan Jenazah TKI Tak Lagi Ditanggung B2PMI, Dialihkan ke Pihak ini

Pengalihan tanggung jawab penanganan biaya jenazah PMI itu mulai berlaku sejak awal Agustus 2020.

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Dok Koordinator P4TKI Pamekasan, Hari Sarjana Saputra
Peti jenazah S saat tiba di Bandara Juanda, Surabaya pada 14 September 2020 

Berdasarkan Surat Keterangan (SK) dari Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur nomor: 0656/SK-JNH/09/2020, TKI yang meninggal dunia ini pria atas nama S (34), warga Desa Ponjanan, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan.

S meninggal dunia setelah jatuh dari ketinggian dan mengalami cedera kepala pada 7 September 2020 sekitar pukul 21.45 WIB.

Koordinator P4TKI Pamekasan, Hari Sarjana Saputra mengatakan, TKI yang meninggal dunia ini berangkat kerja ke luar negeri secara non prosedural (ilegal).

Kata dia, yang bersangkutan meninggal dunia setelah terjatuh dari lantai 5 saat bekerja.

Ia memprediksi, jatuhnya TKI itu dimungkinkan karena terpeleset.

"TKI yang meninggal ini tidak mendapat asuransi, karena yang bersangkutan saat bekerja mengabaikan keselamatan dan berangkat secara non prosedural," kata Hari kepada TribunMadura.com melalui via telepon, Senin (21/9/2020).

Menurut Hari, setiap perusahaan di luar negeri sudah memiliki standar operasional (SOP) savety belt saat bekerja.

Namun, kebanyakan warga Madura yang menjadi TKI di luar Negeri, banyak yang abai menggunakan savety belt saat bekerja di ketinggian.

"Orang Madura ini di luar neger terkenal agak nekat mengabaikan keselamatan diri, dari perusahaan sebenarnya sudah disediakan savety belt untuk keselamatan kerja," ujarnya.

Menurut Hari, bila ada TKI ilegal yang meninggal dunia di luar negeri akibat kecelakaan kerja, yang rugi adalah keluarganya sendiri.

Sebab yang bersangkutan tidak mendapatkan asuransi kematian dari pemerintah.

Maka dari itu, pihaknya mengimbau kepada warga Madura yang berniat ingin menjadi TKI, sebisa mungkin berangkat secara prosedural.

"Hasil kerja jerih payah dari TKI ini kan yang ditunggu-tunggu oleh keluarganya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, kalau ada kejadian seperti ini kan yang rugi keluarganya," tutupnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved