Berita Malang
Demo Tolak UU Cipta Kerja di Kota Malang Berakhir Ricuh, Pemkot Merugi Ratusan Juta
Aksi demo tolak UU Cipta Kerja di Kota Malang yang berakhir ricuh disesalkan Wali Kota Malang, Sutiaji.
Penulis: Mohammad Rifky Edgar | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, MALANG - Aksi demo tolak UU Cipta Kerja di Kota Malang yang berakhir ricuh disesalkan Wali Kota Malang, Sutiaji.
Sutiaji mengatakan, sebenarnya, kericuhan tersebut bisa dihindari apabila yang dicari adalah tujuan yang baik.
"Seharusnya semua harus saling menahan diri," kata Sutiaji saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (8/10/2020).
• RSUD dr Soedomo Trenggalek Buka Layanan Tes Swab Mandiri, Lebih Murah dari Batas Biaya Ditetapkan
• Satgas Covid-19 Ponorogo Punya Alternatif Lokasi Lain setelah Wacana Shelter Baru Ditolak Warga
"Kalau yang dicari tujuannya baik, maka harus dicari dengan baik pula," sambung dia.
"Kalau dicari baik tapi caranya jelekkan malah bisa menimbulkan kerusakan," ucapnya.
Sutiaji mengaku, hingga kini dirinya masih belum mendapatkan laporan kerusakan terkait ricuhnya demo tersebut.
Dia hanya berpesan, kepada pendemo agar menyuarakan aspirasinya dengan cara yang baik.
"Saya belum tahu, karena ini masih tugas di luar kota. Aspirasi mereka pasti sudah dibaca," kata dia.
"Tinggal pemangku kepentingan ini yang harus memahami aspirasi masyarakat," tandasnya.
Dampak dari demo tolak omnibus law yang berakhir ricuh di Kota Malang itu membuat sejumlah kendaraan dinas Pemerintah Kota Malang mengalami kerusakan.
Beberapa mobil kacanya pecah dan satu mobil milik Satpol PP dibakar. Begitu juga dengan kaca di gedung Balaikota Malang yang pecah.
"Ini kericuhan demo terparah di Kota Malang. Total kerugian yang kami himpun kurang lebih Rp 200 juta. Dan mobil yang dirusak kira-kira Rp 10-15 Juta," ucap Kasubbag Komunikasi Pimpinan bagian Humas Pemkot Malang Joko Priyono.