Ketua DPD Gerindra Jatim Meninggal
Ketua DPD Gerindra Jatim Soepriyatno Pernah Tolak Pilkada Digelar Tahun ini, Singgung soal Covid-19
Almarhum Ketua DPD Gerindra Jatim, Soepriyatno sempat mengusulkan agar Pilkada Serentak 2020 diselenggarakan tahun depan.
Penulis: Bobby Koloway | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Almarhum Ketua DPD Gerindra Jatim, Soepriyatno pernah mengajukan usulan agar Pilkada Serentak 2020 diselenggarakan tahun depan.
Sebelum akhirnya Pilkada Serentak 2020 diputus diselenggarakan tahun ini, Soepriyatno menyebut, anggaran pilkada bisa dialihkan ke dalam penyelesaian wabah Covid-19 dan pemulihan ekonomi.
"Saat ini memang wabah Corona sedang merajalela," kata Soepriyatno kepada Surya.co.id ketika dikonfirmasi di Surabaya, Senin (30/3/2020) lalu.
• BREAKING NEWS - Ketua DPD Gerindra Jatim Soepriyatno Meninggal Dunia Akibat Covid-19
• Ketua DPD Gerindra Jatim Soepriyatno Meninggal, Semasa Hidup Dikenal Suka Beri Petuah Baik ke Kader
• Sosok Soepriyatno, Orang Kepercayaan Prabowo di Gerindra hingga Jabat Sejumlah Posisi Strategis
"Kami saat ini tengah melihat rencana Perppu APBN-P yang diajukan pemerintah kepada kita," sambung dia.
Menurutnya, dua hal yang seharusnya menjadi fokus APBN-P adalah penyelesaian wabah Covid-19 dan pemulihan ekonomi.
"Kami melihat rencana solusi dari pemerintah untuk menangani dua isu ini," kata Soepriyatno.
Memburuknya situasi tersebut, menurutnya, cukup relevan apabila KPU sebagai pihak penyelenggara memilih untuk menunda pelaksanaan pilkada.
"Bisa ditunda setahun atau dua tahun. Sebab, menyangkut anggaran juga," katanya.
"Sekarang, anggaran dialihkan untuk penanganan Covid-19 dan dampaknya di ekonomi," lanjut dia.
"Sebab, dampaknya luar biasa, ini bukan main-main," katanya menambahkan.
• 129 Orang Peserta Demo Ricuh di Balai Kota Malang Jalani Rapid Test, Dua di Antaranya Reaktif
• Pemkot Malang Rugi Ratusan Juta Akibat Kericuhan Demo Tolak UU Cipta Kerja, Mobil Plat Merah Rusak
Di bidang ekonomi, Soepriyatno menyebut, adanya pelemahan sektor industri dan wirausaha.
"Jangan sampai para pengusaha melakukan PHK. Ini malah bikin runyam lagi," ungkap dia.
"Sehingga, disini lah peran pemerintah akan hadir," katanya.
Apabila dipaksakan, selain peserta pemilu, risiko yang sama juga akan diterima oleh penyelenggara pemilu apabila tetap melanjutkan tahapan di tengah pandemi.
"Pilkada kan juga ada tahapan. Beberapa tahapan kalau sudah dilakukan dalam situasi seperti ini kan juga repot," katanya saat dikonfirmasi kembali pada Mei lalu.
Pemerintah juga diharapkan untuk berpikir ulang yang dinilai memaksakan jadwal pemungutan suara.
Jangankan memikirkan figur pemimpin, rakyat saat ini masih disibukkan dengan pengendalian covid-19 berserta dampaknya.
Yang kini bukan hanya pada kesehatan, namun juga sosial ekonomi.

• RSUD dr Soedomo Trenggalek Buka Layanan Tes Swab Mandiri, Lebih Murah dari Batas Biaya Ditetapkan
"Bagaimana mungkin mencari (memilih) bupati dan walikota seperti saat ini? Rakyat masih susah," lanjut Anggota DPR RI dari dapil Jatim ini.
Ia mengutip penjelasan beberapa ahli yang menyebut kondisi akan benar-benar pulih pada September mendatang.
Sehingga, dengan memperhitungkan hal itu, seharusnya pilkada dilaksanakan tahun depan.
"Kalau September Covid baru selesai, harusnya pencoblosan paling cepat Maret," ungkap dia.
"Beda lagi kalau akhir tahun baru selesai, artinya penundaan bakal lebih lama lagi," jelasnya.
Dengan waktu persiapan yang panjang, masyarakat juga akan lebih mengenali para calon pemimpinnya.
"Supaya masyarakat juga siap-siap," tegasnya.
Jangankan bicara mendekati calon pemilih, konsolidasi pemenangan internal partai di tengah pandemi juga sulit dilakukan.
"Mana mungkin kami mau membahas atau bahkan sosialisasi pencalonan? Kami saja di rumah, rapat pakai virtual," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya memilih fokus membantu masyarakat yang kini tedampak covid-19.
"Kami pilih fokus ke covid-19. Rakyat masih susah, sehingga harus memperbanyak bantuan kepada masyarakat," katanya saat itu.
Namun, pada akhrinya Gerindra ikut memberikan rekomendasi di Pilkada.
Bahkan, beberapa di antaranya merupakan kader partai berlambang kepala garuda ini.
Untuk diketahui, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) berduka.
Ketua DPD Gerindra Jawa Timur, Soepriyatno meninggal dunia, Jumat (9/10/2020) di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta.
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Ketua kami, Bapak Soepriyatno meninggal dunia pagi ini sekitar pukul 05.00 pagi," ujar Wakil Ketua DPD Gerindra, Hendro Tri Subiantoro kepada Surya.co.id, Jumat (9/10/2020).
Hendro menjelaskan bahwa Soepriyatno harus berjuang melawan Covid-19 sejak dua pekan lalu.
Anggota Fraksi Gerindra di DPR RI ini dirawat di dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP).
Namun, Hendro belum mengetahui penyakit penyerta Soepriyatno.
"Beliau mengalami kritis sejak tiga hari lalu. Bahkan, Pak Prabowo (Ketua Umum Gerindra) juga membantu mengusahakan pengobatan terbaik namun belum bisa tertolong," katanya.
"Kami manghaturkan duka cita mendalam. Gerindra kehilangan sosok kader terbaik. Semoga beliau husnul khatimah dan ditempatkan di sisi-Nya," lanjutnya.
Dengan adanya kejadian ini partai Gerindra berkomitmen untuk terus mengajak masyarakat dalam menyosialisasikan protokol kesehatan.
"Kami terus mengingatkan masyarakat bawa covid-19 itu memang ada. Mari terus jaga protokol protokol kesehatan," katanya. (bob)