Berita Pamekasan
Mengenal Sosok Kak Dus, Owner Batik KD Pamekasan, Produk Batiknya Laris Manis hingga ke Luar Negeri
Abdus Somad bukan sosok asing bagi dunia batik di Kabupaten Pamekasan. Produknya bahkan terjual hingga ke luar negeri.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Abdus Somad merupakan satu di antara sejumlah pelaku usaha batik di Kabupaten Pamekasan, Madura, yang memiliki pengalaman cukup banyak di dunia jual beli batik.
Sudah ada ribuan produk batik dagangan Abdus Somad yang terjual hingga luar negeri.
Abdus Somad mengungkapkan, ia merintis usaha di dunia jual beli batik sejak tahun 2013.
Baca juga: Beredar Nomor WhatsApp Mengaku sebagai Bupati Tulungagung, Dipakai Menipu Pengurus Pondok Pesantren
Baca juga: Penyebab Satu Keluarga di Bojonegoro Tewas Disebut Bukan Karena Jebakan Tikus, Ini Pengakuan Kerabat
Baca juga: Pemilik Cafe Maxy Tulungagung Diperiksa Satpol PP, Dijatuhi Sanksi Denda Rp 500 Ribu Karena Hal ini
Pria berusia 38 tahun ini awalnya tergerak untuk memberdayakan pengrajin batik di Kabupaten Pamekasan karena ingin mengenalkan lingkungan desanya.
Sebab, mayoritas pengrajin yang menggantungkan hidupnya pada penghasilan jual beli batik.
"Keingininan saya waktu itu hanya ingin membantu pengrajin batik di desa saya," kata Abdus Somad kepada TribunMadura.com, Senin (12/10/2020).
"Dan juga ingin memberdayakan mereka supaya lebih sejahtera dalam pemenuhan kebutuhan ekonominya," sambung dia.
Pria yang tinggal di Desa Larangan Badung ini awalnya hanya mencoba memasarkan beberapa hasil batik dari pengrajin di Desa Toronan.
Kala itu, ia merasa senang, sebab pengrajin di desa setempat begitu antusias untuk ikut andil mempertahankan eksistensi batik Pamekasan hingga kancah Internasional.
"Batik Pamekasan ini kan sudah eksis dan terkenal hingga Internasional ya, jadi dengan cara memberdayakan pengrajin batik ini, saya pengin eksistensi itu tetap bertahan," inginnya.
Baca juga: Viral, Drama Tarik Menarik Petugas Satpol PP saat Amankan Pelanggar Protokol Kesehatan di Surabaya
Baca juga: Yayasan Seribu Senyum Sebar Wifi Gratis ke Sejumlah Kampung di Surabaya, Kurangi Dampak Pandemi
Berangkat dari keinginan itu, lalu Abdus Somad mencoba membuat brand dengan julukan Batik KD dengan tujuan agar brand tersebut bisa melekat di benak masyarakat.
Kata dia, batik yang paling laris di butik miliknya yaitu batik dengan motif Sekar Jhagad.
Menurut pria yang akrab disapa Kak Dus ini, kelebihan dari Batik Desa Toronan yang ia jual, terletak pada corak dan ketahanan warna yang tidak mudah luntur.
Ciri khas ini yang menjadi pembeda dengan batik dari desa lainnya.