Berita Jawa Timur
70 Persen Pendemo yang Diamankan di Jatim adalah Pelajar SMA/SMK, Khofifah Koordinasi dengan Kasek
Khofifah Indar Parawansa melakukan antisipasi dalam rangka meminimalisir partisipasi pelajar SMA/SMK mengikuti kegiatan aksi penolakan Omnibus Law.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM - Banyak pelajar SMA/SMK, bahkan SMP, yang ikut unjuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja.
Padahal, sebagian besar remaja belasan tahun itu tidak paham materi undang-undang yang disebut Omnibus Law tersebut.
Karena itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan antisipasi dalam rangka meminimalisir partisipasi pelajar SMA/SMK mengikuti kegiatan aksi penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja.
Hari ini, Selasa (13/10/2020), Khofifah Indar Parawansa melakukan koordinasi secara virtual dengan para Kepala Sekolah SMA/SMK negeri dan swasta se Jawa Timur.
Khofifah Indar Parawansa meminta pada guru, kepala sekolah agar melakukan pengawasan dan juga pemantauan pada siswa agar tidak berpartisipasi dalam aksi anarkis.
Baca juga: Pulang Mencari Rumput, Suami Pergoki Istri Tak Pakai Baju Bareng Pria Lain, Lalu Terjadi Pembacokan
Baca juga: Kecelakaan Maut di Tempeh Lumajang, Perempuan Hendak Salip Truk Malah Terserempet, Tewas di Tempat
Baca juga: Jatim Tak Lagi Zona Merah Covid-19, Uji Coba Sekolah Tatap Muka Bakal Ditambah
Baca juga: Promo Indomaret 14 - 20 Oktober 2020, Diskon Harga Minuman, Camilan, Shampoo hingga Sabun Mandi
Khusus dalam pengawasan tersebut Khofifah meminta agar sekolah juga melibatkan Komite Sekolah dan OSIS.
Upaya itu diharapkan bisa membantu kepesertan siswa agar berhati-hati dalam ikut melakukan penyampaian pendapat atau aspirasi.
Dikatakan Khofifah, para pelajar dibutuhkan untuk mendapatkan pengertian bahwa mereka masih usia anak- anak dan kewajiban mereka adalah belajar.
“Saya minta para kepala sekolah dan guru kelas mengundang Komite Sekolah, baik secara langsung maupun virtual. Begitu pula pengurus OSIS. Mereka diajak ikut untuk mengajak putra-putri dan temannya agar tetap konsentrasi belajar,” ungkap Khofifah.
Mantan Menteri Sosial ini menyebutkan orang tua harus bisa membimbing dan memonitoring langsung aktifitas anaknya. Termasuk melakukan pemantauan aktivitas grup sosial media anak.
“Jadi kalau komite ini pendekatan melalui orang tua dan harapannya langsung akan memberikan bimbingan dan monitoring,” tutur Khofifah Indar Parawansa.
Tak hanya Komite Sekolah, pendekatan melalui OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) disebutkan pula akan jauh lebih efektif.
Dengan adanya kedekatan emosional sebagai teman sebaya, dirinya meminta para pengurus OSIS bisa melakukan pendekatan kepada temannya baik melalui media sosial maupun secara langsung.
Baca juga: Katalog Promo Alfamart 14 Oktober 2020, Diskon Harga Susu, Popok Bayi, Camilan hingga Bumbu Dapur
Baca juga: Jadwal Acara TV Rabu 14 Oktober NET TV Trans7 Trans TV, Ada Timnas U-19 Indonesia vs Makedonia Utara
Baca juga: Mahasiswa Bangkalan Bersikukuh Menolak Omnibus Law, Begini Tanggapan Anggota DPR Fraksi PKB
Baca juga: Download Lagu MP3 Spirits The Strumbellas Viral di TikTok, I Got Guns in My Head But They Wont Go
“Kalau OSIS bahkan bisa lebih efektif karena merupakan pendekatan teman sebaya, yang menggunakan bahasa mereka, juga dengan diksi ala milenial,” tegsnya.
Untuk itu, dirinya menekankan pentingnya literasi digital bagi pelajar sebagai upaya untuk memfilter dalam menerima dan mencerna informasi juga dalam mengutarakan pendapat.