Berita Kediri
Jerit Penjual Jajanan Sekolah saat Pandemi, Omzet Turun Karena Siswa PJJ, Kini Sering Pulang Malam
Pedagang jajanan sekolah juga merasakan dampak setelah pembelajaran jarak jauh siswa.
TRIBUNMADURA.COM, KEDIRI - Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada siswa sekolah yang kini tak lagi bisa menggelar pembelajaran tatap muka.
Pedagang jajanan sekolah juga merasakan dampak setelah pembelajaran jarak jauh siswa.
Arifin misalnya, pedagang papeda di Kecamatan Ngasem, Kediri ini, mengeluhkan pendapatannya berkurang karena siswa tak lagi menggunakan sistem pembelajaran tatap muka di sekolah.
Sebelumnya, Arifin sehari-hari berjualan papeda di sekitar SDN Ngasem.
Akibat pandemi Covid-19, ia mengaku sudah 8 bulan dirinya tak bisa menjajakan jualannya.
Peristiwa ini membuat omset dagangannya menurun drastis.
Apalagi, ia memang fokus menjual dagangannya untuk anak.
Arifin pun harus memikirkan berbagai macam cara agar dapat bertahan hidup selama pandemi Covid-19.
Salah satu yang dilakukan dengan berjulan lebih jauh dan jam bekerjanya pun jauh lebih panjang hingga malam hari,
"Kalau dulu cukup berjualan di sekolah enak, berangkat pagi jam 09.00 WIB, pulang jam 13.00 WIB," kepada SURYA.co.id ( grup TribunMadura.com ), Senin (19/10/2020).
"Sekarang jadi pulang malam dan harus keliling dan biasanya saya mangkal di area RS Aura Syifa Kediri," ujarnya.
Kemudian kata Arifin meski berjualan hingga larut malam, sebenarnya omsetnya terbilang masih cukup jauh bila dibandingkan sebelum pandemi lantaran sekolah masih masuk.
"Dulu waktu sekolah masih masuk, saya bisa menjual hingga 200-250 papeda kalau sekarang hanya mampu menjual 100an papeda," katanya.
Namun Arifin hanya pasrah dan berharap bahwa kedepan pandemi Covid-19 segera berakhir.
"Tapi mau bagaimana lagi, saya masih bersyukur masih diberikan pemasukan. Saya berharap, pandemi Covid-19 segera menghilang dari bumi Tanah Air," harapnya.