Berita Bangkalan
Hari Santri, Anggota DPR RI Dapil XI Madura Serukan Semangat Jihad untuk Bangkit dari Keterpurukan
Anggota DPR RI Fraski PKB Dapil XI Madura menggelorakan semangat jihad bangkit dari keterpurukan dengan memaksimalkan pengembangan SDM dan SDA.
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN - Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 22 Oktober, anggota DPR RI Fraksi PKB Dapil XI Madura menggelorakan semangat jihad bangkit dari keterpurukan dengan memaksimalkan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) di Madura.
Hal tersebut digaungkan Ji Syafi, begitulah ia akrab disapa, dalam Dialog Kebangsaan dan KartaNUisasi yang digelar DPC PKB Kabupaten Pamekasan di Hotel Front One, Kota Pamekasan.
Baca juga: Cindy Melania Hidajat, Cebbhing Pamekasan Berbusana Terbaik Bagi Tips Jadi Perempuan Berdaya Saing
Baca juga: Persiapan Liga Internal Terus Digenjot, PSSI Sampang Tunggu Surat Rekomendasi dari Satgas Covid-19
Baca juga: Kapolres Sumenep Pimpin Upacara Peringatan Hari Santri Nasional, Ajak Santri Berjuang Lawan Covid-19
"Jihad untuk bangkit dari keterpurukan, memaksimalkan pengembangan SDM dan SDA sangat penting. Itu sebagai bukti masyarakat Madura siap menyambut program pembangunan nasional," ungkapnya.
Ji Syafi menegaskan, santri harus turut andil dalam mewujudkan pembangunan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya Madura dengan menjaga stabilitas negara dan memerangi disintegrasi bangsa.
Sinergitas dan penyatuan persepsi dari seluruh komponen bangsa, lanjut pria kelahiran Kecamatan Tanah Merah Bangkalan itu, sangat dibutuhkan demi terjaganya stabilitas negara Indonesia.
"Masyarakat Madura yang mayoritas santri, harus ikut menjaga keamanan agar situasi tetap kondusif," tegasnya.
Dalam kesempatan yang dikemas dalam dialog interaktif itu, Ji Syafi juga mengulas tentang stabilitas dan ancaman disintegrasi bangsa.
"Kita sedang menghadapi krisis ekonomi. Ini bisa menjadi pintu masuk terjadinya perpecahan atau disintegrasi bangsa," paparnya.
Menurut Ji Syafi, faktor yang menyebabkan lunturnya persatuan dan kesatuan di antaranya adalah ketidakadilan, nasionaslisme yang memudar, intervensi asing, maupun oligarki politik.
"Kondisi semacam ini menjadi ancaman pelaksanaan pembangunan nasional," pungkasnya.