Sejarah Tepat pada 27 Oktober 1962, Perang Nuklir Berpotensi Perang Dunia 3 Berhasil Dihentikan
Vasili Alexandrovich Arkhipov, perwira senior kapal selam Soviet, pada 27 Oktober 1962 berhasil mencegah terjadinya perang nuklir.
Pada 22 Oktober Kennedy mengumumkan melalui siaran televisi mengenai keberadaan rudal Soviet di Kuba
Kennedy memilih melakukan "karantina" laut terhadap Kuba. Dia lebih memilih istilah "karantina" daripada "blokade" agar bisa mendapat dukungan.
AS mengatakan akan merampas "senjata serang dan perlengkapan militer" yang mungkin dikirimkan Soviet ke Kuba menggunakan kapal.[2]
Kapal selam B-59
Pada 27 Oktober 1962 Angkatan Laut AS mengetahui adanya kapal selam Soviet B-59 di kedalaman Laut Karibia.
As kemudian memutuskan menurunkan bom laut kecil untuk mendesak kapal selam itu ke permukaan.
B-59 bergoyang setiap bom itu meledak. Namun, AS tidak mengetahui bahwa B-59 membawa torpedo nuklir dan bisa dilepaskan apabila kaptennya meminta.
Daya ledak torpedo nuklir itu setara dengan bom yang meledak di Hiroshima.
Karena lelah dan bingung, kapten kapal, Valentin Savitsky, memutuskan akan melepaskan torpedo itu. Dia meminta rudal berkepala nuklir itu disiapkan.
Sementara itu, Moskow sudah tidak berkomunikasi dengan kapal itu selama berhari-hari.
Ada 11 kapal perang AS berada di dekatnya dan semuanya bisa menjadi target.[3]
Arkhipov menentang
Vadim Orlov, perwira di dalam B-59, mengatakan bahwa bom itu meledak di samping lambung kapal, tetapi dampaknya sangat kecil.
Namun, kru B-59 merasa saat itu adalah akhir hidup mereka. Mereka tidak sadar bahwal bom itu hanya peringatan agar mereka muncul ke permukaan.
Sebelumnya, Moskow mengizinkan torpedo itu dilepaskan apabila ada kesepakatan dari ketiga perwira: Savitsky, Ivan Maslennikov, dan Arkhipov.